Transplantasi Jantung dan Hati di Tiongkok, Penyanyi Taiwan Tank Dipertanyakan Soal Asal Usul Organ

EtIndonesia. Kejahatan Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang berkaitan dengan pengambilan organ secara paksa masih menjadi sorotan masyarakat internasional. Baru-baru ini, penyanyi asal Taiwan, Tank, menjalani transplantasi jantung dan hati secara bersamaan di Tiongkok daratan, yang kemudian memicu pertanyaan serius dari publik mengenai sumber organ transplantasi tersebut.

Menurut laporan media resmi PKT, Xinhua News, seorang pasien asal Taiwan telah menjalani operasi transplantasi gabungan jantung dan hati pertama di Asia di Rumah Sakit Kedua yang berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Zhejiang, Hangzhou. Pasien tersebut telah dipulangkan pada tanggal 7 April.

Operasi transplantasi ini dilakukan oleh dua tim medis, yakni tim Profesor Wang Weilin, ahli transplantasi hati, dan Profesor Dong Aiqiang, ahli transplantasi jantung dari rumah sakit tersebut. Rezim Tiongkok mengklaim bahwa organ tersebut berasal dari seorang donor yang mengalami kematian otak pada 21 November tahun lalu, namun mereka tidak memberikan informasi detail mengenai identitas sang donor.

Pasien yang menjalani transplantasi ini adalah penyanyi Taiwan bernama Tank, dengan nama asli Lü Jianzhong. Dia menderita penyakit kardiomiopati hipertrofik herediter yang disertai dengan gagal fungsi hati. Pada Maret 2024, dia pertama kali berkonsultasi di Rumah Sakit Kedua Universitas Zhejiang. Dalam waktu hanya delapan bulan, rumah sakit tersebut berhasil menemukan organ jantung dan hati yang cocok, sehingga memicu keraguan dan pertanyaan dari masyarakat luas.

Banyak netizen Tiongkok menuliskan komentar di media sosial mempertanyakan asal-usul organ tersebut:

“Dari mana asal donor organnya ?”

“Orang biasa lebih peduli tentang dari mana jantung dan hati itu berasal.”

“Saya ingin tahu, ini jantung dan hati milik siapa? Apakah ibunya masih hidup? Apakah sekarang ia merasa senang atau sedih?”

“Dia menerima jantung dan hati dari orang lain. Pertanyaannya sekarang, siapa orang itu? Dia hidup, jadi siapa yang meninggal?”

Ketua organisasi World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG), Wang Zhiyuan, menanggapi hal ini dengan mengatakan: “Dari pemberitaan ini, wajar jika masyarakat mempertanyakan sumber organ transplantasi tersebut. Karena selama bertahun-tahun, Tiongkok daratan telah melakukan banyak operasi transplantasi organ tanpa adanya transparansi mengenai sumber organnya.”

Wang menyebutkan bahwa Rumah Sakit Afiliasi Pertama dan Kedua dari Universitas Zhejiang telah lama menjadi target investigasi WOIPFG dalam kasus pengambilan organ secara paksa. Direktur rumah sakit tersebut, Zheng Shusen, pernah dilarang mempresentasikan makalah ilmiahnya dalam konferensi transplantasi internasional karena sumber organ yang tidak jelas.

Lebih lanjut, Wang menyatakan bahwa WOIPFG memiliki bukti kuat mengenai praktik pengambilan organ secara paksa dari praktisi Falun Gong yang dilakukan secara sistematis di rumah sakit tersebut.

“Dalam investigasi lewat sambungan telepon, kami memiliki rekaman dan petunjuk lain yang menunjukkan bahwa para dokter di sana memang secara terus-menerus terlibat dalam kejahatan pengambilan organ secara hidup-hidup, terutama dari praktisi Falun Gong,” kata Wang.

Dia juga menegaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak kasus pengambilan organ hidup yang terungkap oleh masyarakat sipil di Tiongkok. Oleh karena itu, kasus penyanyi Taiwan yang menjalani transplantasi organ di Rumah Sakit Kedua Universitas Zhejiang ini sangat patut dicurigai.

“Berdasarkan informasi yang kami miliki, rumah sakit tersebut telah lama melakukan pengambilan organ dari praktisi Falun Gong secara hidup-hidup, dan tidak menutup kemungkinan juga melakukannya terhadap masyarakat umum,” tambah Wang Zhiyuan.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS