EtIndonesia. Grup pertunjukan Shen Yun Performing Arts telah mendapat pengakuan luas di seluruh dunia dan digemari oleh banyak tokoh serta kaum elit di berbagai negara. Namun, di tengah meningkatnya tekanan internal dan eksternal terhadap rezim Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok (PKT) disebut telah meningkatkan upaya represif lintas negara terhadap Shen Yun, termasuk dengan cara-cara intimidasi.
Baru-baru ini, Kepolisian Taiwan menemukan adanya dugaan ancaman bom yang dikirim dari Xi’an, Tiongkok, yang bersifat mengintimidasi namun tanpa bukti nyata. Dugaan tersebut mengarah pada keterlibatan perusahaan teknologi raksasa Tiongkok, Huawei.
Reporter New Tang Dynasty Television (NTDTV) melaporkan: “Baru-baru ini, media Liberty Times di Taiwan memberitakan bahwa tim khusus dari Kepolisian Taiwan sedang menyelidiki serangkaian email berisi ancaman bom yang terjadi selama tur global Shen Yun, dan berhasil melacak bahwa asal email tersebut berasal dari ‘Pusat Riset Huawei di Xi’an, Tiongkok’.”
Hingga tanggal 4 April, selama tur pertunjukan Shen Yun di Taiwan, telah tercatat 13 insiden ancaman bom dan teror yang ditujukan kepada berbagai instansi pemerintah dan organisasi lokal.
Cynthia Sun, penyelidik dari Falun Dafa Information Center, menyampaikan: “Pada bulan Maret lalu saja, kami mencatat 35 insiden ancaman secara global, dan 28 di antaranya—yakni sekitar 80%—terkait dengan Shen Yun Performing Arts. Ancaman bom palsu ini menimbulkan ketakutan dan kepanikan di kalangan penonton dan komunitas sekitar lokasi pertunjukan Shen Yun. Hal ini memicu kekhawatiran akan potensi ancaman terhadap keamanan nasional, dan skalanya melintasi batas negara secara belum pernah terjadi sebelumnya.”
Setelah melakukan penyelidikan, pihak berwenang Taiwan mengungkap bahwa email ancaman tersebut dikirim ke berbagai negara melalui jaringan VPN sebagai sarana penyamaran. Setelah ditelusuri, lokasi asalnya mengarah ke kawasan pusat riset Huawei di Xi’an, Provinsi Shaanxi, Tiongkok. Dugaan kuat mengarah kepada keterlibatan personel terkait Huawei, namun kemungkinan partisipasi dari pasukan siber (cyber army) milik PKT juga tidak dapat dikesampingkan.
Pengamat politik, Tang Jingyuan, mengatakan: “Negara-negara di dunia seharusnya menjadikan insiden seperti ini sebagai pelajaran penting. Harus ada tindakan tegas untuk menghalau perusahaan-perusahaan Tiongkok seperti ini—yang berpura-pura sebagai perusahaan swasta—padahal bisa jadi mereka sedang mengancam keamanan nasional negara tempat mereka beroperasi.”
Bukan kali ini saja hal serupa terjadi. Pada 9 Oktober tahun lalu, media Liberty Times juga melaporkan bahwa pemutaran film dokumenter “State Organs”—yang mengungkap praktik pengambilan organ tubuh secara paksa oleh PKT—juga menerima ancaman melalui email. Dan IP pengirimnya kembali mengarah ke Kota Xi’an, Tiongkok.
Cynthia Sun menambahkan: “Kami berharap negara-negara lain akan mengikuti jejak Taiwan untuk melakukan penyelidikan. Itu adalah langkah pertama. Langkah kedua adalah memberikan sanksi kepada pelaku atau menggunakan hukum pidana untuk memberikan hukuman yang pantas. Karena ini adalah tindakan kriminal—berupa ancaman, kekerasan, dan teror bom.”Menurut informasi dari konferensi pers Shen Yun, sejak didirikan pada tahun 2006, Shen Yun telah berkembang menjadi delapan grup pertunjukan dengan skala yang setara, dan hingga kini telah menggelar lebih dari 7.400 pertunjukan di seluruh dunia, dengan total penonton mencapai lebih dari 11 juta orang. (jhn/yn)