Tarif untuk Barang-Barang dari Tiongkok ke AS Mencapai 145 Persen Setelah Kenaikan Terbaru, Gedung Putih Mengklarifikasi

Seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa tarif baru untuk produk-produk Tiongkok kini berjumlah total 145 persen, bukan 125 persen seperti yang disampaikan presiden sebelumnya.

ETIndonesia—Gedung Putih mengonfirmasi pada 10 April bahwa tarif AS untuk barang-barang Tiongkok naik menjadi 145 persen, termasuk 20 persen tarif sebelumnya yang dikenakan terkait perdagangan fentanyl.

Seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi kepada The Epoch Times bahwa tarif baru untuk produk-produk Tiongkok kini berjumlah total 145 persen, bukan 125 persen seperti yang disampaikan presiden pada 9 April. Perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Trump menyatakan bahwa tarif timbal balik meningkat dalam semalam dari 84 persen menjadi 125 persen, yang tidak termasuk tarif fentanyl sebesar 20 persen.

Trump sudah mengumumkan penangguhan 90 hari untuk tarif tertentu bagi negara-negara yang telah mengisyaratkan kesediaan mereka untuk bernegosiasi, sambil mempertahankan “tarif resiprokal yang diturunkan secara substansial” sebesar 10 persen.

Dia mencatat bahwa penangguhan ini tidak akan berlaku untuk tarif impor dari Tiongkok, yang mana menurut presiden akan segera meningkat menjadi 125 persen “berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan Tiongkok kepada pasar dunia.”

Trump mengumumkan perubahan rencana tarifnya pada 9 April melalui platform Truth Social miliknya.

Dia menjelaskan keputusannya untuk menangguhkan tarif resiprokal global pada 9 April, dengan mengatakan bahwa orang-orang “menjadi sedikit gelisah, sedikit takut.” Dia juga menyebutkan perlunya fleksibilitas saat bekerja sama dengan negara-negara untuk membuat kesepakatan dan menanggapi pasar.

Tarif saat ini untuk baja, aluminium, dan mobil tetap tidak berubah. Pengecualian sektoral yang sebelumnya dikeluarkan oleh Gedung Putih—untuk farmasi, kayu, tembaga, dan semikonduktor—tetap tidak berubah.

Tarif terkait fentanyl untuk Kanada dan Meksiko juga tetap tidak berubah—yaitu, barang-barang yang tidak termasuk dalam perjanjian perdagangan bebas AS–Kanada–Meksiko dikenakan tarif 25 persen, kecuali energi dan potash, yang dikenakan tarif 10 persen.

Beijing mengumumkan pada 9 April bahwa mereka akan memberlakukan tarif pembalasan sebesar 84 persen untuk barang-barang AS yang masuk ke negara itu sebagai tanggapan atas tarif baru Trump.

Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent mengatakan bahwa eskalasi terbaru Beijing adalah keputusan yang “merugikan” bagi rezim Tiongkok.

“Mereka memiliki ekonomi paling tidak seimbang dalam sejarah dunia modern, dan saya dapat memberitahu Anda bahwa eskalasi ini merugikan mereka,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Fox Business Network.

Dia mencatat bahwa ekspor Tiongkok ke Amerika Serikat lima kali lebih besar daripada ekspor AS ke Tiongkok.

“Jadi mereka bisa menaikkan tarif mereka,” kata Bessent. “Tapi lalu kenapa?”

Menteri Keuangan AS mencatat bahwa Amerika Serikat “berusaha menyeimbangkan kembali ke arah manufaktur yang lebih banyak” dan bahwa Beijing perlu bertransisi ke “konsumsi yang lebih banyak.”

Dia mengatakan bahwa dia yakin rezim Tiongkok harus mengakui volume bahan kimia prekursor untuk fentanyl yang berasal dari Tiongkok.

“Mereka masuk ke Amerika Utara dan kemudian dijual ke AS,” kata Bessent.

Ketika ditanya seberapa jauh pemerintahan Trump bersedia membawa sengketa perdagangan ini, Bessent mengatakan bahwa “semuanya ada di atas meja.”

“Saya yakin ini akan diselesaikan di tingkat tertinggi,” katanya. (asr)

Samantha Flom, Andrew Moran, dan Travis Gillmore berkontribusi pada laporan ini.

Sumber : Theepochtimes.com

FOKUS DUNIA

NEWS