Gedung Putih: Tarif Impor untuk Tiongkok Naik Jadi 145%, Mulai Berlaku 

EtIndonesia. Pada hari Kamis (10 April), Gedung Putih mengonfirmasi bahwa tarif impor terhadap produk-produk dari Tiongkok melonjak hingga 145%. Presiden Donald Trump, dalam rapat kabinet yang digelar sore hari, menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi “penataan ulang.” Berikut laporan dari koresponden Gedung Putih.

Reporter Tao Ming: “Pada hari Kamis, Gedung Putih mengonfirmasi kepada media kami bahwa pengumuman Presiden Trump sehari sebelumnya mengenai tambahan tarif sebesar 125% terhadap Tiongkok adalah tarif ‘resiprokal’, yang diberlakukan di atas tarif 20% yang telah diterapkan sebelumnya. Dengan demikian, total tarif menjadi 145% dan mulai berlaku pada 10 April.”

Presiden AS Donald Trump menyatakan :“Kita lihat saja bagaimana langkah yang akan diambil pihak Tiongkok. Mereka sudah terlalu lama mengambil keuntungan dari negara kita. Eksploitasi yang mereka lakukan terhadap Amerika melampaui batas kewajaran.”

Dalam perkembangan yang mengejutkan, Trump sementara menurunkan tarif tinggi terhadap puluhan negara, termasuk Taiwan. Langkah ini dianggap sebagai perubahan besar dalam arah kebijakan, dan langsung memicu lonjakan tajam di pasar saham global.

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu (Lin Chia-lung), saat diwawancarai di depan gedung parlemen Taiwan pada hari Kamis, menyatakan bahwa Taiwan akan terus meningkatkan pembelian dan investasi di Amerika Serikat serta berupaya mengurangi surplus perdagangannya dengan AS.

Lin Chia-lung mengatakan: “Kami berharap dapat memanfaatkan besarnya pasar Amerika, dengan keunggulan mereka dalam bidang teknologi, modal, dan sumber daya manusia, untuk membentuk aliansi Taiwan-AS yang kuat.”

Di hari yang sama, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, menyampaikan kepada media bahwa Pemerintah Amerika tengah mempertimbangkan proposal kesepakatan tarif dari 15 negara.

Kevin Hassett mengatakan: “Kami sedang menelaah semua proposal tersebut dan menilai apakah layak untuk diajukan kepada Presiden.”

Hassett memperkirakan bahwa dalam waktu tiga hingga empat minggu ke depan, akan ada kemajuan pesat dalam perundingan dagang.

“Proses ini sebenarnya telah dimulai sejak lama, bukan baru hari ini atau kemarin, dan sekarang perkembangannya sangat cepat,” tambahnya.Reporter: “Dengan percepatan perundingan di Gedung Putih, dunia kini menanti apakah Amerika Serikat bisa mencapai kesepakatan tarif dengan lebih banyak negara dalam waktu dekat, demi membawa sinyal stabilitas bagi pasar global.” (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS