EtIndonesia. Menurut laporan The Wall Street Journal, pejabat Tiongkok secara diam-diam mengakui bahwa Beijing berada di balik serangkaian serangan siber mengejutkan yang menargetkan infrastruktur penting di Amerika Serikat. Pengakuan ini disampaikan dalam sebuah pertemuan rahasia antara pejabat Tiongkok dan AS pada Desember 2023.
Pertemuan yang berlangsung setengah hari di Jenewa, Swiss, dihadiri oleh perwakilan dari kedua negara. Dalam forum tersebut, pejabat tinggi bidang siber dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Lei, mengungkapkan bahwa serangan siber terhadap infrastruktur AS merupakan respons atas dukungan militer Washington terhadap Taiwan.
Pernyataan Wang Lei dianggap tidak langsung dan samar, namun sebagian besar anggota delegasi AS menafsirkannya sebagai bentuk pengakuan diam-diam sekaligus peringatan keras terkait kebijakan AS terhadap Taiwan.
Sebelumnya, pada Januari 2024, WSJ juga mengungkap bahwa kelompok peretas Tiongkok bernama “Volt Typhoon” dan “Salt Typhoon” telah menyusup ke lebih banyak sistem telekomunikasi AS dari yang sebelumnya diketahui. Para peretas itu memanfaatkan kerentanan pada perangkat jaringan dari perusahaan Fortinet yang belum ditambal, serta menyusup ke router skala besar milik Cisco Systems.
Kelompok peretas Tiongkok ini tidak hanya menyusup ke jaringan milik AT&T dan Verizon, tetapi juga ke Lumen Technologies dan T-Mobile, menunjukkan skala infiltrasi yang sangat serius.
Dalam pertemuan rahasia Gedung Putih pada musim gugur 2023, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan memperingatkan para eksekutif perusahaan telekomunikasi dan teknologi bahwa peretas Tiongkok telah memiliki kemampuan untuk menonaktifkan puluhan pelabuhan, jaringan listrik, dan infrastruktur vital lainnya di AS secara sewenang-wenang.
Situasi ini memperburuk hubungan antara AS dan Tiongkok yang kini berada di titik beku. Para pejabat dan anggota parlemen AS menegaskan bahwa Beijing terus menggunakan dua kelompok peretas tersebut untuk mendapatkan akses ke jaringan telekomunikasi Amerika.
Menanggapi hal ini, mantan pejabat tinggi pemerintahan Trump menyatakan bahwa Departemen Pertahanan AS (Pentagon) akan meluncurkan lebih banyak serangan siber ofensif terhadap infrastruktur digital milik Partai Komunis Tiongkok sebagai bentuk balasan. (jhn/yn)