Xi Jinping Kunjungi Malaysia dengan Pengamanan Ketat: Lebih dari 100 Jalan Ditutup, Dikabarkan Bawa Mobil Anti-Peluru

EtIndonesia. Di tengah memanasnya perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping mengadakan kunjungan kenegaraan ke tiga negara Asia Tenggara: Vietnam, Malaysia, dan Kamboja. Menjelang kedatangannya di Malaysia, pihak berwenang setempat langsung meningkatkan tingkat keamanan secara signifikan. Kabar beredar bahwa Xi kembali membawa mobil anti-peluru pribadi dalam lawatan ini.

Malaysia Tutup Lebih dari 100 Jalan, Tayangkan Program Propaganda Tiongkok

Menurut jadwal resmi yang diumumkan oleh pemerintah Tiongkok, Xi Jinping dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Vietnam pada 14–15 April, kemudian melanjutkan kunjungan ke Malaysia dan Kamboja pada 15–18 April.

Badan berita Malaysia Bernama pada Minggu (13 April) melaporkan bahwa selama kunjungan Xi (15–17 April), sebanyak 17 ruas jalan di Kuala Lumpur ditutup secara bergiliran, dengan sekitar 378 polisi dikerahkan untuk mengamankan perjalanan tersebut. Kemudian pada 14 April, pemerintah mengumumkan bahwa total 136 titik jalan dan lokasi di wilayah Selangor dan Kuala Lumpur dikenakan penutupan dan pembatasan. Termasuk di antaranya:

  • Jalan dari Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA1) ke DoubleTree by Hilton Hotel di Putrajaya,
  • Jalur antara hotel tersebut dan Istana Negara, serta
  • Jalur menuju kediaman resmi Perdana Menteri Malaysia.

Sementara itu, sejak 13 April, sejumlah media lokal seperti Bernama TV mulai menayangkan program produksi CCTV (media resmi PKT) yang berisi pujian terhadap Xi Jinping dan penggambaran positif terhadap pemerintahan Partai Komunis Tiongkok.

Malaysia merupakan salah satu negara mitra dalam inisiatif “Belt and Road” yang digagas oleh Tiongkok, dan selama ini sangat bergantung pada investasi dari negeri Tirai Bambu. Namun, proyek milik perusahaan properti Tiongkok Country Garden di Johor telah menuai banyak kritik karena berubah menjadi proyek mangkrak (rotten-tail project).

Kabar mengenai kunjungan Xi ke Malaysia sebenarnya sudah berhembus sejak sebelum perang tarif memuncak. Media Tionghoa pro-Beijing di Malaysia melaporkan bahwa PM Anwar Ibrahim telah menyambut baik rencana kunjungan ini dan menyebut Xi akan membawa delegasi bisnis besar—berjumlah puluhan hingga ratusan orang, yang diharapkan membuka peluang perdagangan dan kerja sama baru.

Namun menurut analis, di tengah memburuknya hubungan dagang dengan Amerika, Xi kini justru tampak berada dalam posisi defensif dan mulai mencari dukungan dari negara-negara kecil. Menurut ekonom Taiwan Sun Guoxiang,

“PM Malaysia sebelumnya hanya berharap mendapat hadiah besar dari Tiongkok, kini justru menjadi tempat Tiongkok meminta pertolongan. Perubahan ini mencerminkan bahwa posisi internasional Tiongkok kini sangat pasif.”

Pengamanan Xi Diperketat Ekstrem, Dikabarkan Bawa Mobil Anti-Peluru

Kunjungan Xi Jinping ke Malaysia dilakukan dengan pengamanan sekelas kondisi perang.

Media Oriental Daily News Malaysia melaporkan bahwa pengamanan anti-terorisme diterapkan secara maksimal, bahkan kendaraan pengacau sinyal radio (jammer) juga dikerahkan untuk mengawal rombongan Xi. Disebutkan pula bahwa kendaraan dinas Xi kali ini adalah mobil mewah lapis baja “Hongqi N701” buatan Tiongkok.

Dokumen resmi menunjukkan bahwa Hongqi N701 menggunakan material baja khusus yang dapat menahan serangan granat tangan.

Sumber juga menyebutkan bahwa petugas intelijen Tiongkok telah disebar secara luas di berbagai titik strategis Kuala Lumpur menjelang dan selama kunjungan Xi.

Sebagai perbandingan, saat Xi Jinping berkunjung ke Hongaria pada Mei 2024, pemerintah pro-Beijing di sana melakukan persiapan besar-besaran. Bahkan, polisi Tiongkok diizinkan berpatroli di Budapest, dan langkah keamanan yang sangat ketat membuat ibu kota hampir lumpuh.

Menurut laporan media Taiwan Up Media, pada KTT BRICS di Afrika Selatan pada Agustus 2023, Xi membawa rombongan delegasi hingga 500 orang dan menyewa dua hotel besar secara penuh. Sebulan sebelumnya, pemerintah bahkan telah mengirim furnitur lengkap dari Tiongkok—mulai dari gelas, piring, tempat tidur, hingga karpet dan tirai—demi membangun suite presiden ala Tiongkok tanpa meninggalkan satu pun unsur Afrika Selatan.

Pada kunjungan ke Papua Nugini tahun 2018, Xi juga mengangkut dua mobil anti-peluru khusus dari Tiongkok. Ketika berkunjung ke Portugal pada bulan Desember di tahun yang sama, Xi menyewa seluruh kamar di Hotel Ritz Lisbon, bahkan memodifikasi garasi hotel agar bisa dilewati mobil lapis bajanya.

Sejak menjabat, Xi Jinping dikenal sangat paranoid terhadap isu keamanan, sering kali menghilang dari sorotan publik karena takut pada kemungkinan kudeta atau upaya pembunuhan. Sejumlah analis menyebutkan, meskipun PKT menganut “ateisme resmi”, Xi disebut percaya terhadap ramalan dan budaya tradisional yang menyebutkan kemungkinan kematian mendadak atau penggulingan kekuasaan dalam masa jabatannya.

Xi Dikritik Langgar Aturan yang Ia Buat Sendiri

Kunjungan Xi ke Malaysia yang disertai penutupan jalan besar-besaran memicu kemarahan warga lokal. Banyak netizen Malaysia mengecam langkah itu sebagai “berlebihan”, menyatakan bahwa pemimpin-pemimpin negara besar lain tidak pernah membuat kekacauan serupa.

Keterangan gambar: (Cuplikan tangkapan layar dari media sosial)

Ironisnya, Partai Komunis Tiongkok dalam beberapa waktu terakhir gencar mempromosikan bahwa Xi adalah “teladan dalam menerapkan aturan sederhana” sesuai dengan “Delapan Aturan Utama” (八項規定) yang ia keluarkan sejak awal masa jabatannya—aturan yang menekankan kesederhanaan dan efisiensi dalam setiap kegiatan pejabat negara.

Namun, seperti diulas oleh penulis Qian Baduo dalam artikel di Epoch Times, realitas justru sangat bertolak belakang. Saat Xi mengunjungi Guizhou pada Maret lalu, pemerintah setempat mengerahkan hampir seribu aparat dari 12 kabupaten/kota untuk latihan khusus selama seminggu, hanya agar bisa berpura-pura menjadi warga biasa saat Xi datang.

Lebih dari itu, penduduk asli di desa Zhaoxing, Guizhou dikabarkan dipindahkan paksa, dan digantikan oleh “pemeran warga” yang disiapkan khusus. Jalur yang dilalui rombongan Xi juga diaspal ulang dengan batu permata anti-selip, serta diterapkan pengamanan super ketat dari bandara hingga lokasi kunjungan.

Qian menyimpulkan :“Seorang pemimpin yang mengharuskan orang lain hidup sederhana, tapi dirinya sendiri selalu bertindak mewah, hanya menunjukkan kontradiksi yang sangat mencolok—ucapan tak sesuai perbuatan.” (Jhon)

FOKUS DUNIA

NEWS