Menjadi pribadi yang tenang atau selalu khawatir—pilihannya ada di tanganmu
 Mike Donghia
Kita semua jauh lebih sering khawatir daripada yang sebenarnya diperlukan, dan lebih sering dari yang mau kita akui.
Saya tahu itu benar terjadi pada diri saya sendiri. Meskipun mungkin saya tampak berani di luar atau menunjukkan rasa percaya diri, sebenarnya saya memiliki daftar panjang kekhawatiran di dalam diri saya. Saya juga banyak berbicara secara mendalam dengan orang-orang terdekat saya, dan meskipun penampilan mereka terlihat tenang, mereka pun sebenarnya lebih sering khawatir daripada yang mereka tunjukkan.
Semua ini menunjukkan satu hal—kita hidup di dunia yang penuh dengan orang-orang yang khawatir—sebagian besar tersembunyi di balik wajah percaya diri.
Saya ingat waktu kecil pernah mendengar ungkapan umum bahwa 99 persen dari hal yang kamu khawatirkan tidak akan pernah terjadi. Karena saya adalah pribadi yang suka dengan angka dan data, saya mulai mencatat secara kasual dalam pikiran saya bagaimana kekhawatiran saya terjadi dalam kehidupan nyata. Saya tidak bisa bilang berapa persis angkanya, tapi saya bisa bilang bahwa hasilnya sangat jelas: kekhawatiran saya jarang sekali menjadi kenyataan.
Sebagian besar hal yang saya khawatirkan adalah skenario terburuk yang berputar-putar dalam pikiran saya. Dan yang lebih buruk lagi—kekhawatiran itu sendiri sama sekali tidak membantu. Kita bisa melihat sendiri bagaimana kekhawatiran berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik kita.
Kekhawatiran itu tidak sepadan. Bagaimana jika kamu memutuskan untuk berhenti khawatir? Kamu tidak mengambil risiko tambahan apa pun dengan melakukannya, karena kejadian akan tetap terjadi sebagaimana mestinya—dengan atau tanpa kekhawatiranmu. Bahkan kemungkinan besar hasilnya akan lebih baik, karena tanpa kekhawatiran, sudut pandang kita menjadi lebih optimis, dan optimisme berkorelasi dengan keberhasilan.
Lalu, dari mana kita mulai?
5 Hal yang Sebaiknya Tidak Kamu Khawatirkan Lagi
Saya merekomendasikan lima hal spesifik untuk mulai kamu abaikan. Komitmenlah untuk tidak mengkhawatirkan hal-hal ini, dan arahkan kembali pikiranmu bila perlu. Saya yakin kamu akan merasakan perbaikan suasana hati secara instan.
1. Pendapat Kebanyakan Orang tentang Dirimu
Hanya sedikit orang yang benar-benar mengenal dirimu. Mereka tidak bisa menilai motivasimu atau memahami konteks yang sedang kamu hadapi. Jadi, mengapa harus memberi bobot besar pada pendapat orang-orang yang tidak terlibat dalam hidupmu? Carilah nasihat dan umpan balik dari orang-orang yang benar-benar mengenalmu dan berani mengatakan yang sebenarnya, meskipun itu menyakitkan. Hanya pendapat dari teman sejati yang benar-benar penting.
2. Menjadi Sempurna
Pada suatu titik dalam hidup saya, saya menyadari bahwa saya cenderung hanya melakukan hal-hal yang saya tahu saya kuasai. Ini bukan hanya resep untuk stagnasi, tetapi juga cara hidup yang penuh ketakutan dan berpikiran sempit. Hidup adalah untuk dijalani, dieksplorasi, dan dicoba. Kesenangan dalam seni, olahraga, dan pengabdian tidak seharusnya hanya milik para profesional—justru para amatir yang melakukannya dengan cinta seharusnya yang memimpin jalan.
3. Tren dan Mode Terbaru
Sebagai seorang praktisi gaya hidup minimalis, saya telah berusaha mengisi hidup saya dengan lebih sedikit hal, dan mencurahkan lebih banyak diri pada apa yang telah saya pilih. Ini adalah pertukaran antara kedalaman dan keluasan, dan saya bangga serta puas dengan pilihan itu karena telah memperkaya hidup saya dan keluarga saya. Memilih “hidup yang sederhana” berarti hanya sedikit ruang untuk tren atau mode sesaat. Hidup saya didedikasikan untuk hal-hal yang abadi, dan secara alami—untuk hal-hal yang telah teruji oleh waktu: iman, persahabatan, pengabdian, dan cinta.
4. Ketidaknyamanan dan Gangguan Kecil
Saya pernah mendengar kata unflappable untuk menggambarkan seseorang—seseorang yang tenang, terkendali, dan tidak mudah terganggu. Gambaran ini terus melekat dalam pikiran saya karena itu adalah kualitas yang sangat saya kagumi. Menjadi pribadi yang unflappable berarti mampu melampaui ketidaknyamanan dan gangguan kecil yang muncul dalam hidup. Ini adalah cara hidup yang lebih bermartabat dan anggun, yang mengucapkan selamat tinggal pada kekhawatiran atau kekesalan terhadap siapa pun. Kamu membuat yang terbaik dari apa yang kamu miliki dan terus melangkah maju.
5. Hal-Hal di Luar Kendalimu
Saya simpan yang satu ini untuk terakhir karena mungkin ini adalah kategori terbesar dari hal-hal yang sebaiknya kamu berhenti khawatirkan. Ada hal-hal yang bisa kamu pengaruhi secara langsung, ada yang hanya bisa kamu pengaruhi sedikit, dan ada pula yang sama sekali tidak bisa kamu pengaruhi. Saat akal sehat kita memimpin, kita bisa menginvestasikan energi emosional kita secara proporsional dengan kemampuan kita untuk memengaruhi sesuatu, dan berdamai dengan semua hal lainnya.
Saya menyarankan jalan yang lebih membahagiakan—yaitu memilih untuk tidak khawatir sama sekali dan memberikan yang terbaik dari dirimu untuk hal-hal penting yang dipercayakan kepadamu.