Bea Cukai Tiongkok Akui Perdagangan Luar Negeri dalam Situasi yang Parah, Industri Mengeluh “Sudah Tamat”

EtIndonesia. Administrasi Umum Kepabeanan Partai Komunis Tiongkok (PKT) baru-baru ini mengakui dalam sebuah rilis bahwa ekspor Tiongkok memang menghadapi situasi eksternal yang rumit dan berat. Pelaku industri perdagangan luar negeri bahkan mengatakan bahwa “langit telah runtuh.”


“Mungkin kalian tidak percaya, tapi banyak pabrik di Shenzhen sudah tidak bisa bertahan lagi, dan akan gulung tikar satu per satu. Kenapa? Karena biaya sewa sudah tinggi, kapasitas produksi berlebih, dan pesanan ekspor sangat sedikit. Tarif impor terus naik, persaingan pasar makin sengit, perang harga benar-benar mematikan, dan margin keuntungan setipis kertas,” kata seorang pelaku jasa keuangan industri di Shenzhen. 

“Banyak pabrik sudah pindah ke Asia Tenggara. Pabrik yang tersisa di Shenzhen hanya dioperasikan oleh generasi tua, kelahiran tahun 70-an dan 80-an. Menurut kalian, apa Shenzhen masih punya masa depan di bidang manufaktur?” lanjutnya.  

Saat ini, suasana muram menyelimuti pabrik dan pasar perdagangan luar negeri di berbagai wilayah Tiongkok. Mulai dari produk anak-anak hingga pabrik sepatu, banyak pesanan dibatalkan, perusahaan melakukan obral besar-besaran untuk mengosongkan gudang, bahkan ada yang langsung tutup usaha dan membubarkan pekerja, memaksa mereka pulang kampung.

 “Sudah tamat, benar-benar tamat. Hidup rakyat makin susah. Amerika sudah sepenuhnya memblokir Tiongkok. Ekspor sudah tidak ada harapan. Perusahaan yang bergantung pada perdagangan luar negeri, 99% akan bangkrut. Para pekerja yang menggantungkan hidup dari industri ekspor juga akan kehilangan pekerjaan,” ujar seorang blogger. 

Pengamat politik, Li Linyi, mengatakan bahwa lonjakan ekspor Tiongkok pada  Maret akibat dorongan pengiriman pesanan adalah seperti “cahaya terakhir sebelum padam” (fenomena kematian mendekat), dan kenyataannya, perdagangan luar negeri Tiongkok sudah hampir runtuh.

Banyak pihak berpendapat bahwa Tiongkok dan Amerika Serikat kini sedang memasuki konfrontasi ekonomi jangka panjang, yang berpotensi merambat ke sektor keuangan dan teknologi.

Industri manufaktur ekspor Tiongkok yang terpukul kini menghadapi gelombang pengangguran dan hilangnya kepercayaan yang menyebar cepat. Masa depan perdagangan Tiongkok-AS kini penuh dengan ketidakpastian.

Laporan disusun oleh reporter magang NTD, Ning Xiu.

FOKUS DUNIA

NEWS