Gedung Putih: Pandemi COVID-19 Berasal dari Kebocoran Laboratorium

Berdasarkan berbagai bukti yang telah dikumpulkan, Gedung Putih secara resmi merilis laporan yang menyatakan bahwa pandemi COVID-19, yang disebabkan oleh virus PKT (Partai Komunis Tiongkok), berasal dari kebocoran laboratorium

EtIndonesia. Pada  Jumat (18 April), Gedung Putih menerbitkan laporan lengkap yang menegaskan bahwa pandemi COVID-19, yang telah menyebabkan kematian jutaan orang di seluruh dunia, berasal dari kebocoran di Institut Virologi Wuhan di Tiongkok.

Laporan ini mengemukakan lima bukti utama, yaitu:

  1. Virus PKT memiliki karakteristik biologis yang tidak ditemukan di alam;
  2. Sumber infeksi COVID-19 berasal langsung dari penularan ke manusia, berbeda dengan wabah-wabah sebelumnya yang berasal dari infeksi silang antarspesies;
  3. Institut Virologi Wuhan merupakan pusat penelitian utama Tiongkok untuk virus SARS dan virus-virus atipikal lainnya. Penelitian di sana melibatkan rekayasa genetik dan peningkatan fungsi virus, namun dengan pengamanan laboratorium yang tidak memadai;
  4. Pada musim gugur 2019, beberapa bulan sebelum virus ditemukan di pasar makanan laut, sejumlah peneliti dari Institut Virologi Wuhan sudah menunjukkan gejala mirip COVID-19;
  5. Tidak ada metode ilmiah yang mampu membuktikan bahwa virus ini berasal dari alam.

Laporan juga mengungkap bahwa EcoHealth Alliance, organisasi yang menerima dana dari Institut Kesehatan Nasional AS (NIH), menggunakan uang pajak rakyat Amerika Serikat untuk mendanai Institut Virologi Wuhan.

Laporan ini mengkritik bahwa setelah wabah terjadi, pemerintahan sebelumnya menciptakan kekacauan, menyembunyikan bukti, menghalangi penyelidikan oleh tim khusus, serta menyebarkan narasi bahwa teori kebocoran laboratorium hanyalah hoaks. Disebutkan juga bahwa sejumlah pihak memberikan kesaksian palsu di hadapan Kongres untuk menutupi kebenaran. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga dinilai telah tunduk pada tekanan dari pemerintah PKT dan gagal total dalam menangani pandemi.

Laporan itu juga menyatakan bahwa kebijakan seperti jaga jarak 6 kaki, aturan wajib masker, dan lockdown bukanlah hasil dari pertimbangan matang, melainkan keputusan sepihak dari beberapa pakar. Selain itu, pejabat kesehatan masyarakat memberikan informasi yang saling bertentangan dan menyesatkan masyarakat Amerika.

Saat ini, Departemen Kehakiman AS tengah menyelidiki EcoHealth Alliance, dan Kongres AS diperkirakan akan menggelar lebih banyak sidang dengar pendapat. Mengingat pemerintahan Trump bersikap transparan terhadap publik, banyak pihak meyakini bahwa sejumlah besar dokumen terkait pandemi akan segera di deklasifikasi. (Hui)

Laporan oleh Ren Hao, reporter NTD di Washington, AS.

FOKUS DUNIA

NEWS