EtIndonesia. Selama perayaan Paskah yang dianggap hari suci oleh umat Kristen di Barat, Presiden Rusia, Vladimir Putin secara sepihak mengumumkan gencatan senjata selama satu hari. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga menyatakan kesediaannya untuk ikut serta dalam penghentian pertempuran. Namun pada 20 April, kedua pihak justru saling menuduh telah melanggar kesepakatan, dan terjadi ratusan serangan di berbagai garis depan.
Rusia: Ukraina Langgar Gencatan Senjata, Luncurkan Ribuan Serangan
Pada 19 April waktu setempat, Presiden Putin mengumumkan bahwa pasukan Rusia akan menghentikan semua operasi militer di Ukraina selama masa Paskah. Namun, Kementerian Pertahanan Rusia pada 20 April menyatakan bahwa Ukraina telah melanggar gencatan senjata dan meluncurkan lebih dari 1.000 serangan, yang menyebabkan kerusakan infrastruktur dan menewaskan warga sipil.
Mengutip laporan dari Reuters, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa militer Ukraina menembaki posisi Rusia sebanyak 444 kali dan meluncurkan lebih dari 900 serangan drone, termasuk terhadap wilayah Krimea serta sejumlah wilayah perbatasan Rusia seperti Bryansk, Kursk, dan Belgorod.
Dalam pernyataan di aplikasi Telegram, Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan: “Serangan-serangan ini telah menyebabkan korban di kalangan warga sipil dan merusak sejumlah fasilitas sipil.”
Sementara itu, media Rusia melaporkan bahwa Kota Donetsk—yang telah berada di bawah kendali Rusia sejak 2014—mengalami beberapa ledakan pada 20 April, di tengah masa gencatan senjata yang diumumkan Kremlin.
Kantor berita TASS mengutip sumber lokal yang menyebutkan terdengar tiga ledakan di Donetsk, sementara RIA Novosti menyampaikan bahwa ledakan terdengar sekitar pukul 09: 00 pagi waktu setempat.
Reuters menyatakan bahwa belum dapat memverifikasi laporan-laporan tersebut secara independen.
Presiden Putin dalam rapat yang disiarkan langsung di televisi pada 19 April, memerintahkan kepada Kepala Staf Umum Valery Gerasimov agar pasukan Rusia menghentikan semua aktivitas militer di Ukraina selama 30 jam mulai pukul 18:00 waktu Moskow (15:00 GMT) hingga tengah malam 21 April.
“Berdasarkan pertimbangan kemanusiaan… Rusia menyatakan akan melakukan gencatan senjata selama Paskah. Saya telah memerintahkan penghentian seluruh kegiatan militer selama periode ini,” ujar Putin.
Namun, Putin juga mengingatkan:“Kami berharap Ukraina akan mengikuti langkah ini. Sementara itu, pasukan kita harus siaga penuh untuk menghadapi kemungkinan pelanggaran, provokasi, atau serangan apa pun dari pihak lawan.”
Pernyataan ini juga diumumkan secara resmi melalui kanal Telegram Kremlin.
Ukraina Balik Tuduh: Rusia Hanya Berpura-Pura Gencatan Senjata
Saat Rusia menuduh Ukraina melanggar kesepakatan, Presiden Zelenskyy balik menuduh Rusia justru melanggar gencatan senjata dan melanjutkan serangan di malam hari serta pada hari Paskah itu sendiri.
Melalui akun media sosial X (sebelumnya Twitter) pada 20 April, Zelenskyy menyatakan bahwa Rusia telah meluncurkan 26 serangan antara tengah malam hingga siang hari waktu setempat.
Pada hari sebelumnya, Zelenskyy mengatakan Ukraina akan mematuhi gencatan senjata Paskah. Namun, dia kemudian menuduh Rusia hanya berpura-pura mematuhi kesepakatan, sementara tetap melancarkan serangan yang merusak posisi Ukraina di garis depan.
Amerika Serikat: Makin Pesimis tentang Upaya Perdamaian
Pada 18 April, Presiden AS, Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio secara terpisah menyatakan bahwa AS akan menghentikan upaya mediasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina jika tidak ada kemajuan yang berarti dalam waktu dekat.
Putin Hadiri Kebaktian Paskah, Zelenskyy Serukan Harapan
Pada 20 April, Presiden Putin menghadiri kebaktian malam Paskah yang dipimpin oleh Patriark Kirill di Katedral Juruselamat di Moskow. Sementara itu, Presiden Zelenskyy mengunggah video ke media sosial, mengajak rakyat Ukraina untuk tidak kehilangan harapan.
Dalam rekaman kebaktian, Putin terlihat membawa lilin merah menyala dan membuat tanda salib beberapa kali di dadanya ketika Patriark Kirill menyerukan, “Kristus telah bangkit.” Kebaktian ini dimulai pada Sabtu malam dan berlanjut hingga Minggu dini hari, sesuai tradisi Ortodoks Rusia.Paskah adalah hari raya keagamaan terpenting dalam kalender Gereja Ortodoks, dan memiliki makna spiritual yang dalam bagi Presiden Putin yang dikenal sebagai penganut Ortodoks yang taat. (jhn/yn)