‘Saya tahu Anda tidak merasa sehat akhir-akhir ini, tapi senang melihat Anda dalam kondisi yang lebih baik,’ kata Vance kepada paus
EtIndonesia. Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance bertemu dengan Paus Fransiskus pada 20 April 2025 untuk merayakan Paskah di salah satu ruang resepsi di hotel Vatikan tempat paus tinggal.
“Saya tahu Anda tidak merasa sehat akhir-akhir ini, tapi senang melihat Anda dalam kondisi yang lebih baik,” kata Vance kepada paus. “Terima kasih sudah menerima saya.”
Fransiskus masih dalam masa pemulihan dari pneumonia yang nyaris fatal, termasuk infeksi saluran pernapasan langka yang membuat banyak orang khawatir akan kemampuan paus yang kini berusia 88 tahun itu untuk terus memimpin Vatikan.
Paus memberikan tiga telur cokelat Paskah berukuran besar kepada wakil presiden AS itu untuk ketiga anaknya yang masih kecil, yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut.
Fransiskus juga memberikan dasi Vatikan dan rosario kepada Vance.
Vance telah bertemu dengan para pejabat Vatikan sehari sebelumnya. Saat Misa Paskah sedang dirayakan di Lapangan Santo Petrus, iring-iringan kendaraan Vance memasuki kota melalui gerbang samping karena paus mendelegasikan perayaan misa kepada seorang kardinal lain.
Fransiskus dan Vance bertemu selama beberapa menit di Domus Santa Marta untuk “bertukar salam Paskah,” menurut Vatikan. Kantor Vance mengonfirmasi pertemuan tersebut tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Iring-iringan wakil presiden berada di Vatikan selama 17 menit.
Pada Februari, Paus Fransiskus mengkritik rencana deportasi Presiden Donald Trump dalam sebuah surat terbuka, menyebutnya sebagai “krisis besar.”
“Suara hati yang dibentuk dengan benar tidak bisa tidak membuat penilaian kritis dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap tindakan apa pun yang secara tersirat atau eksplisit mengaitkan status ilegal beberapa migran dengan kriminalitas,” tulis Fransiskus. “Apa pun yang dibangun atas dasar kekuatan, dan bukan atas kebenaran tentang martabat yang setara dari setiap manusia, akan berawal buruk dan berakhir buruk.”
Vance, yang masuk Katolik pada tahun 2019, pernah mengutip ajaran teologi Katolik abad pertengahan yang dikenal sebagai ordo amoris untuk membenarkan deportasi oleh pemerintahan Trump, dan menjelaskannya kepada Fox News.
“Kamu mencintai keluargamu, lalu kamu mencintai tetanggamu, lalu kamu mencintai komunitasmu, lalu kamu mencintai sesama warga negaramu sendiri. Dan setelah itu, kamu bisa memusatkan perhatian dan memprioritaskan sisanya di dunia,” katanya.
Pada 19 April, Vance bertemu dengan Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin dan Menteri Luar Negeri Uskup Agung Paul Gallagher.
Menurut kantor wakil presiden, Vance dan Parolin “membahas iman keagamaan yang mereka anut bersama, Katolik di Amerika Serikat, nasib komunitas Kristen yang dianiaya di seluruh dunia, dan komitmen Presiden Trump untuk memulihkan perdamaian dunia.”
Vatikan menyatakan bahwa para pejabatnya dan Vance melakukan “pertukaran pandangan” mengenai topik-topik seperti migran, pengungsi, dan konflik global yang sedang berlangsung.
Pada 20 April, paus menyapa puluhan ribu umat Katolik dari popemobile terbuka di Lapangan Santo Petrus untuk pertama kalinya sejak berhasil melewati pneumonia ganda.
Fransiskus duduk di kursi tinggi di bagian belakang kendaraan putih tersebut, melintasi kerumunan yang mengibarkan bendera berbagai negara dan meneriakkan “viva il papa!” atau “panjang umur paus!”
Laporan ini juga berisi kontribusi dari Associated Press.
Sumber : Theepochtimes.com