EtIndonesia. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Sabtu (19 April) menyatakan bahwa ia telah memerintahkan militer untuk meningkatkan tekanan terhadap kelompok militan Palestina, Hamas. Pernyataan ini disampaikan setelah Hamas menolak usulan Israel untuk kembali melakukan gencatan senjata sementara.
“Saya telah memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel untuk merespons dengan tegas dan meningkatkan tekanan terhadap Hamas. Kita sedang berada dalam perang untuk kelahiran kembali, berperang di tujuh front. Perang ini menelan biaya yang sangat mahal,” ujarnya.
Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel “tidak punya pilihan lain” dan harus terus berjuang demi kelangsungan hidupnya hingga mencapai kemenangan.
Setelah perundingan perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas gagal, Israel kembali melancarkan serangan ke Gaza sejak Maret.
Sementara itu, Hamas menyatakan bahwa mereka hanya akan membebaskan sisa sandera jika ada kesepakatan untuk mengakhiri perang.
Sejak dimulainya perang akibat serangan Hamas ke Israel, masih ada 59 sandera yang ditahan di Gaza. Diperkirakan kurang dari setengahnya masih hidup. Di antara mereka terdapat tentara berkewarganegaraan ganda Israel-Amerika, Edan Alexander, yang diyakini sebagai warga negara Amerika terakhir yang masih hidup di Gaza.
Utusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Steve Witkoff, pada Maret mengatakan bahwa pembebasan Edan Alexander adalah “prioritas utama”. (Hui)
Laporan oleh wartawan NTDTV Yan Feng dan Zhang Ruiqi