Setelah Enam Bulan Kekeringan, Hujan Es Sebesar Telur Ayam Terjadi di Guangxi, Tiongkok Hingga Seekor Anjing Mati Tertimpa

Cuaca ekstrem kembali mengejutkan Tiongkok. Setelah mengalami kekeringan selama enam bulan, berbagai wilayah di Guangxi tiba-tiba dilanda angin kencang dan hujan es pada 19 April. Warga menyebut hujan es sebesar telur ayam, seekor anjing penjaga milik warga tewas tertimpa, dan sejumlah kendaraan rusak berat hingga antrian perbaikan mencapai sebulan ke depan.

EtIndonesia. Menurut laporan media Tiongkok, pada 19 April, Distrik Yizhou di Kota Hechi, Guangxi, mengalami hujan es dan angin kencang. Seorang warga di Kota Huaiyuan mengatakan kepada media bahwa hujan es sebesar telur ayam turun selama sepuluh menit. Atap rumahnya sampai jebol, bunga dan buah cabai yang ditanamnya hancur, hanya menyisakan batang saja. Rumah tanah dan genteng di desa rusak, dan seekor anjing peliharaan juga mati tertimpa hujan es.

 “Anjing penjaga itu ada di dalam tenda untuk menjaga rumah, tapi tendanya tertiup angin, dan anjingnya kena hujan es, lalu mati,” ujar warga tersebut. 

Video yang diunggah warga menunjukkan angin kencang menyapu jalan-jalan komersial, mobil dan furnitur beterbangan. Atap rumah-rumah juga diterbangkan angin, kemudian hujan es turun sangat deras dan dalam sekejap tanah tertutup bongkahan es putih.

Salah satu netizen mengungkapkan bahwa Kota Baise juga mengalami cuaca ekstrem di hari yang sama. Banyak kendaraan rusak tertimpa hujan es dan antrian perbaikan di bengkel sudah mencapai sebulan ke depan.

“Hujan es memecahkan kaca belakang mobil saya dan seluruh bodi mobil penuh dengan penyok. Karena semua orang ke 4S (dealer resmi) untuk memperbaiki mobil akibat hujan es, sekarang harus menunggu sampai sebulan.”

Pada 20 April, Badan Meteorologi Guangxi merilis laporan bahwa pada siang hingga sore 19 April, hujan es turun di 15 kabupaten/kota termasuk Baise, Hechi, Liuzhou, Guilin, dan Hezhou. Kecepatan angin ekstrem tercatat hingga 32,9 meter per detik (setara level 12) di Distrik Tianyang, Kota Baise.

(Tangkapan layar)

Ramalan cuaca menyebutkan bahwa dari malam ini hingga esok pagi, sebagian besar wilayah Guangxi akan berawan hingga cerah. Namun di bagian utara Guangxi akan ada hujan lokal atau badai petir, disertai cuaca ekstrem seperti hujan deras, petir, angin kencang jangka pendek, dan hujan es.

Selama enam bulan terakhir, sebagian wilayah Guangxi mengalami kekeringan berkepanjangan yang tidak hanya mengganggu produksi pertanian, tetapi juga memberi tekanan besar pada ketersediaan air bersih bagi masyarakat.

 Menurut data resmi dari lembaga meteorologi, curah hujan di Kota Guigang tahun ini turun hampir setengah dibandingkan rata-rata tahun-tahun sebelumnya. Ditambah dengan suhu tinggi yang terus-menerus, laju penguapan meningkat tajam, membuat krisis air semakin parah. Ini tidak hanya mengancam siklus pertumbuhan tanaman, tetapi juga memberi dampak buruk pada industri perikanan. Dari 1.039 kecamatan di seluruh Guangxi, sebanyak 431 kecamatan tergolong daerah kekeringan parah.

Selain kekeringan, baru-baru ini suhu udara di banyak wilayah Guangxi juga meningkat tajam. Menurut prediksi Badan Meteorologi Guangxi, pada 20 hingga 21 April, sebagian besar wilayah akan mengalami cuaca panas dengan suhu maksimum antara 30–36℃, dan di wilayah lembah Sungai Zuo dan You bisa mencapai 37–38℃, bahkan di beberapa tempat melebihi 39℃. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS