Tambang Milik Tiongkok Merusak Lingkungan, Ratusan Wanita di Guinea-Bissau Marah Hingga Membakarnya

Dikarenakan kegiatan pertambangan merusak lahan pertanian dan lingkungan, serta tidak mendapat tanggapan meskipun sudah berulang kali mengadu ke pihak berwenang, ratusan perempuan di Guinea-Bissau pada 20 April meluapnya amarahnya hingga membakar peralatan dan membakar tambang zirkon yang dioperasikan oleh perusahaan Tiongkok di wilayah barat laut negara itu

EtIndonesia. Guinea-Bissau terletak di Afrika Barat, berbatasan dengan Samudra Atlantik. Laporan dari AFP mengutip saksi mata menyebutkan bahwa setelah protes terjadi di Nhiquin, beberapa perempuan dan seorang kepala desa ditangkap. Nhiquin berada dekat kota wisata Valera, tidak jauh dari perbatasan Senegal.

Mereka menyebutkan bahwa ratusan perempuan ikut dalam aksi protes tersebut. Menteri Dalam Negeri Guinea-Bissau, Botche Candé, yang meninjau lokasi kejadian, mengatakan kepada media: “Semua fasilitas telah dibakar.” Namun, ia tidak merinci fasilitas apa saja yang dihancurkan.

Ia juga mengatakan bahwa para pelaku perempuan telah melarikan diri ke hutan untuk bersembunyi. “Mereka harus dikejar dan ditangkap,” ujarnya.

Perusahaan Tiongkok telah melakukan penambangan di lokasi tersebut sejak tahun 2022, dengan menambang zirkon yang digunakan dalam industri keramik dan konstruksi.

“Kami sudah memberitahukan kepada mereka bahwa kami tidak ingin pasir tambang diambil tanpa izin kami… sawah kami hancur, sungai kecil di dekat tambang tidak lagi memiliki ikan,” kata salah satu perempuan peserta aksi protes, Aissato Cadjaf kepada AFP.   Ia menambahkan bahwa meskipun mereka telah melakukan protes, tidak ada yang mendengarkan.

Guinea-Bissau menempati peringkat ke-179 dari 193 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) PBB. Menurut data terbaru Bank Dunia (World Bank), sekitar seperempat warga Guinea-Bissau hidup dengan kurang dari 1,9 dolar AS per hari. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS