Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2025

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2024 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, ekonomi Jawa Timur tumbuh 5,03% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2024 yang tumbuh sebesar 4,91% (yoy). Kinerja ekonomi Jawa Timur yang lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2024 terutama ditopang oleh peningkatan investasi dan net ekspor pada periode laporan. Akselerasi investasi pada triwulan laporan utamanya didorong oleh investasi nonbangunan, terutama mesin dan kendaraan, meskipun investasi bangunan sedikit melambat sejalan dengan aktivitas konstruksi yang tidak semasif triwulan sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan net ekspor yang meningkat disokong oleh ekspor yang tetap tumbuh cukup tinggi, di tengah impor yang melambat cukup signifikan. Pertumbuhan positif ekspor, terutama didorong oleh ekspor luar negeri (LN) pada sektor Industri Makanan Minuman, Industri Kayu, Hasil Pertanian, dan Industri Kertas.

Peningkatan kinerja ekonomi Jawa Timur yang lebih tinggi tertahan oleh perlambatan kinerja konsumsi RT dan konsumsi pemerintah. Perlambatan konsumsi RT pada triwulan laporan seiring dengan konsumsi pada komponen makanan minuman yang lebih rendah, serta preferensi masyarakat yang membatasi pembelian barang tahan lama, khususnya pada pembelian motor dan barang perhiasan. Sementara itu, perlambatan konsumsi pemerintah seiring dengan normalisasi pasca tumbuh tinggi pada awal tahun 2024. Dari sisi lapangan usaha, perlambatan kinerja terjadi pada beberapa  LU, yakni LU Industri Pengolahan, LU Pertanian, LU Konstruksi, serta LU Penyediaan Akomodasi Makan Minum.

Kinerja perekonomian Jawa Timur yang membaik pada triwulan IV tahun 2024 mendukung pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun tersebut relatif stabil. Ekonomi Jawa Timur tercatat tumbuh 4,93% (yoy) pada 2024, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan 4,95% (yoy) pada 2023. Moderasi ekonomi Jawa Timur dipengaruhi oleh penurunan kinerja net ekspor, ketidakpastian global yang berlanjut, dampak kebijakan moneter ketat di negara maju terutama pada semester I, serta peningkatan impor yang lebih tinggi dibanding ekspor, terutama untuk konsumsi dan investasi. Dari sisi penawaran, penurunan kinerja ekonomi Jawa Timur pada 2024 terutama disebabkan oleh terbatasnya pertumbuhan LU Perdagangan, LU Penyediaan Akomodasi Makan Minum, dan LU Pertanian. Meskipun demikian, perekonomian Jawa Timur tetap kuat didorong oleh konsumsi swasta yang solid, didukung oleh penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada, serta meningkatnya investasi seiring berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN), Perpres No. 80 Tahun 2019, dan proyek swasta seperti pabrik kimia dan pengolahan logam di Gresik.

Asesmen Keuangan Pemerintah Daerah

Realisasi Pendapatan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023 tercatat meningkat didorong oleh berbagai strategi optimalisasi pendapatan daerah. Hingga akhir triwulan IV 2024, total pendapatan fiskal Provinsi Jawa Timur mencapai Rp140,93 triliun, meningkat sebesar 4,18% (yoy) dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp135,28 triliun. Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara konsisten mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak maupun nonpajak. Strategi peningkatan penerimaan pajak selama tahun 2024 meliputi penguatan kolaborasi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota se-Jawa Timur dalam rangka penyiapan opsen pajak, perluasan digitalisasi pembayaran, intensifikasi sosialisasi kepatuhan pajak, pemberian relaksasi pembebasan denda pajak terutama pada akhir tahun, serta pemanfaatan teknologi untuk memetakan potensi pajak baru. Selain itu, optimalisasi pendapatan nonpajak juga terus dilakukan melalui peningkatan kontribusi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta pemanfaatan aset idle menjadi aset produktif guna mendukung pertumbuhan pendapatan daerah secara berkelanjutan.

Kinerja belanja pemerintah menunjukkan pertumbuhan positif seiring dengan penerapan berbagai strategi untuk mengakselerasi realisasi Belanja Daerah. Realisasi belanja fiskal di Jawa Timur pada 2024 tercatat sebesar Rp194,50 triliun, tumbuh 5,47% (yoy) dibandingkan periode 2023 yang sebesar Rp184,41. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh peningkatan Belanja Operasi yang menjadi kontributor utama melalui alokasi untuk Belanja Pegawai terkait dengan kenaikan gaji dan percepatan pembayaran Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) serta Belanja Barang dan Jasa guna mendukung pelaksanaan Pemilu dan Pilkada serentak tahun 2024. Selain itu, perbaikan realisasi Belanja Modal turut disokong oleh penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN), Proyek Perpres 80/2019, serta Proyek Strategis Daerah (PSD), termasuk program prioritas pemerintah daerah lainnya.

Asesmen Inflasi Daerah

Inflasi Provinsi Jawa Timur pada akhir triwulan IV 2024 tercatat sebesar 1,51% (yoy), melanjutkan tren penurunan namun tetap terjaga di kisaran batas bawah sasaran inflasi 2,5 ± 1,0% (yoy). Laju inflasi tersebut menurun dibandingkan triwulan III 2024 (1,73%; yoy) dan keseluruhan tahun 2023 (2,92%; yoy). Penurunan inflasi tersebut utamanya didukung oleh (i) perbaikan cuaca yang mendukung produksi komoditas pangan; (ii) permintaan dan ekspektasi yang terkelola dengan baik di tengah kontestasi politik; (iii) harga minyak dunia yang mendukung penurunan harga BBM; (iv) serta sinergi TPID seluruh Jawa Timur melalui implementasi program pada pilar 4K yang terintegrasi dalam kerangka JATIM SIGATI (Sinergi Gapai Inflasi Terkendali). Berdasarkan kelompok pengeluaran, menurunnya tekanan inflasi Jawa Timur pada triwulan IV 2024 didorong oleh (i) deflasi pada kelompok Transportasi, khususnya angkutan udara dan harga bensin; (ii) penurunan harga pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, khususnya komoditas aneka cabai; serta (iii) penurunan harga pada kelompok Pakaian dan Alas Kaki. Namun demikian, penurunan inflasi tertahan oleh kenaikan harga pada kelompok Perawatan Pribadi dan Lainnya, serta kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran.

Inflasi Provinsi Jawa Timur pada triwulan I 2025 berpotensi meningkat namun diprakirakan masih berada dalam rentang target inflasi nasional 2,5 ± 1,0% (yoy). Potensi meningkatnya tekanan inflasi sejalan dengan peningkatan permintaan komoditas pangan dan kebutuhan moda transportasi masyarakat pada momen Ramadhan dan HBKN Idulfitri. Selain itu, dampak dari peningkatan harga komoditas global juga diprakirakan dapat menjadi pendorong kenaikan harga komoditas domestik. Namun demikian, penerapan diskon 50% tarif listrik bagi pelanggan PLN dengan daya listrik 2.200 VA ke bawah diprakirakan menjadi faktor utama penahan inflasi pada triwulan I 2025.

Pembiayaan Daerah dan Pengembangan UMKM

Kinerja intermediasi perbankan terpantau tetap solid, terutama di sisi penyaluran kredit yang tumbuh meningkat, disertai dengan kualitas kredit yang terjaga. Penyaluran kredit terpantau meningkat terutama didorong oleh akselerasi kredit korporasi, di tengah upaya peningkatan kapasitas produksi menjelang HBKN. Lebih lanjut, kredit RT terpantau melambat meski tetap kuat, seiring perlambatan penyaluran Kredit Konsumsi dengan tujuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Sementara itu, pertumbuhan DPK terpantau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, kendati masih cukup tinggi, baik di sektor korporasi maupun Rumah Tangga (RT). Perlambatan DPK terjadi pada komponen deposito yang ditengarai dipengaruhi oleh peralihan aset deposan ke portofolio investasi lain dengan imbal hasil lebih tinggi seiring dengan penurunan suku bunga acuan dan global. Selain itu, perlambatan DPK juga diprakirakan disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan uang tunai pada momen HBKN Nataru. Lebih lanjut, tingkat intermediasi perbankan pada triwulan laporan terpantau cukup optimal, tecermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 93,26%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Ketahanan korporasi dan RT di Jawa Timur masih terjaga terindikasi dari risiko kredit dan likuiditas yang masih berada dalam batas aman. Secara agregat, risiko kredit di Jawa Timur pada triwulan IV 2024 masih terjaga dalam batas aman, tecermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) tercatat sebesar 2,70%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,79%. Lebih lanjut, dari sisi permodalan, Capital Adequacy Ratio (CAR) terpantau stabil di level 24,82% pada triwulan IV 2024, jauh di atas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang minimum sebesar 8%, yang menunjukkan bahwa bank memiliki ketahanan yang baik dalam menghadapi potensi risiko ke depan.

Asesmen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran

Kinerja sistem pembayaran di Jawa Timur Pada triwulan IV 2024 meningkat, sejalan dengan pertumbuhan investasi dan aktivitas di sektor perdagangan. Kebutuhan uang tunai di Jawa Timur pada triwulan IV 2024 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, mengikuti pola musiman selama periode Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2024. Peredaran uang kartal tercatat net-outflow, terutama dari wilayah Surabaya dan Malang yang merupakan pusat aktivitas ekonomi dan pariwisata. Periode libur sekolah dan tingginya aktivitas pariwisata mendorong lonjakan kebutuhan uang tunai di Jawa Timur.

Sistem pembayaran nontunai tumbuh positif, didorong oleh peningkatan penggunaan hampir di seluruh instrumen pembayaran. Peningkatan ini mencerminkan akselerasi aktivitas ekonomi di sektor utama, terutama perdagangan, yang berdampak langsung pada naiknya volume transaksi dan transfer dana. Transaksi transfer dana besar melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), BI-FAST, Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), dan Uang Elektronik (UE) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari sisi penggunaan, aktivitas transfer dana melalui SKNBI mulai tersubstitusi oleh BI-FAST yang menawarkan layanan lebih murah dan real-time. Pergeseran ini menyebabkan SKNBI lebih banyak digunakan untuk transaksi bernilai besar, sementara BI-FAST mengakomodasi transaksi nominal kecil hingga menengah. Hal ini tecermin dari meningkatnya rata-rata nilai transaksi di SKNBI dan RTGS yang mengindikasikan adanya perubahan pola penggunaan instrumen pembayaran oleh pelaku industri dan bisnis. Sementara itu, transaksi menggunakan APMK mulai termoderasi seiring dengan perubahan preferensi konsumen yang beralih ke alat pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang cepat, mudah, murah aman, dan andal. Lebih lanjut, transaksi perdagangan valuta asing di Jawa Timur tercatat meningkat, didorong peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara selama libur akhir tahun dan banyaknya masyarakat Jawa Timur yang melakukan perjalanan ke luar negeri.

Akselerasi digitalisasi pembayaran, serta penguatan Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah di Jawa Timur terus didorong untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat. Transformasi digital dilakukan melalui perluasan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) yang semakin meningkat, serta penguatan berbagai inovasi layanan nontunai yang lebih efisien di seluruh pemerintah daerah. Bank Indonesia juga terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Rupiah dalam kehidupan sehari-hari melalui kampanye nasional CBP Rupiah. Selain itu, dalam menjaga integritas Rupiah, KPwBI Provinsi Jawa Timur berkolaborasi dengan instansi terkait untuk melakukan langkah preventif, preemtif, dan represif dalam menekan peredaran uang palsu. Dengan berbagai inisiatif tersebut, Bank Indonesia berkomitmen menjaga sistem pembayaran yang efisien, inklusif, dan aman, sekaligus mendukung stabilitas sektor keuangan, serta pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.

Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat Jawa Timur pada September 2024 terpantau meningkat dibandingkan Maret 2024 dan Maret 2023. Peningkatan kesejahteraan masyarakat tecermin dari penurunan jumlah penduduk pra-sejahtera di Jawa Timur pada September 2024 dibandingkan Maret 2024 dan Maret 2023, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan, yang diiringi dengan penurunan tingkat kesenjangan ekonomi. Perbaikan kesejahteraan didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan konsumsi rumah tangga Jawa Timur yang positif hingga triwulan IV 2024, penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2024, serta inflasi IHK Jawa Timur pada triwulan IV 2024 terjaga. Lebih lanjut, perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur turut didukung oleh realisasi program peningkatan kesejahteraan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Kesejahteraan masyarakat pedesaan yang diukur dengan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat pada triwulan IV 2024, dari 111,61 pada triwulan III menjadi 111,96. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan penerimaan petani di sektor hortikultura dan perikanan, terutama dari harga bawang merah, cabai merah, sayuran, serta ikan tangkap dan budidaya. Namun, kenaikan NTP terbatas oleh penurunan NTP pada tanaman pangan, perkebunan rakyat, dan peternakan, akibat turunnya harga padi serta peningkatan biaya yang dibayar petani untuk konsumsi.

Pada triwulan IV 2024, kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur tetap kuat. Hal ini tecermin dari peningkatan jumlah tenaga kerja menurut hasil survei Liaison Bank Indonesia Jawa Timur pada triwulan tersebut. Salah satu faktor yang mendukung perbaikan kinerja ketenagakerjaan adalah meningkatnya penyerapan tenaga kerja di LU Perdagangan, yang tecermin dari peningkatan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyerapan tenaga kerja di LU Perdagangan dalam Survei Kondisi Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Jawa Timur. Peningkatan tersebut ditunjang oleh kinerja LU Perdagangan Jawa Timur yang lebih baik pada triwulan IV 2024 dibandingkan triwulan sebelumnya.

Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2025

Perekonomian Jawa Timur pada tahun 2025 diprakirakan mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2024 ditopang oleh permintaan domestik dan eksternal. Kinerja ekonomi Jawa Timur pada tahun 2025 diprakirakan berada di kisaran 4,7% – 5,5% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2024. Dari sisi pengeluaran, sejalan dengan ekonomi nasional, masih positifnya kinerja ekonomi Jawa Timur diprakirakan didukung oleh prakiraan perbaikan konsumsi RT, investasi, dan ekspor. Dari sisi lapangan usaha, sejalan dengan prospek perbaikan konsumsi RT dan investasi, kinerja LU Perdagangan dan LU Industri Pengolahan di Jawa Timur pada tahun 2025 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Di tengah prospek ekonomi global yang membaik, serta prospek peningkatan perekonomian beberapa mitra dagang utama Jawa Timur, kinerja ekspor dan impor Jawa Timur diprakirakan tetap kuat. Lebih lanjut, kinerja LU Pertanian tahun 2025 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2024 sejalan dengan prospek cuaca yang lebih mendukung produksi pangan, serta terkendalinya gangguan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) yang menghambat produksi peternakan.

Inflasi Jawa Timur pada tahun 2025 diprakirakan berada di kisaran sasaran inflasi 2,5%±1% (yoy). Prospek tersebut ditopang oleh prakiraan cuaca yang membaik yang mendukung penguatan produktivitas komoditas pangan, kebijakan Pemerintah yang berfokus pada peningkatan produktivitas pangan, serta terjangkaunya harga komoditas energi domestik seiring prakiraan harga komoditas energi global yang stabil cenderung melandai. Lebih lanjut, berbagai kebijakan pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPIP dan TPID diprakirakan turut menjaga tingkat inflasi IHK Jawa Timur di kisaran sasaran inflasi 2,5%±1% (yoy).

FOKUS DUNIA

NEWS