Trump Ungkap Faktor Kunci Pembatalan Tarif terhadap Tiongkok, Mengejutkan Banyak Pihak

EtIndonesia. Pada awal bulan ini, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif timbal balik yang kemudian berkembang menjadi konfrontasi langsung dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT), memicu beragam analisis dari berbagai kalangan. Baru-baru ini, dalam sesi tanya jawab di pesawat kepresidenan “Air Force One”, Trump mengungkapkan alasan utama di balik penerapan tarif tinggi terhadap Tiongkok, serta faktor kunci yang dapat menyebabkan pembatalan tarif tersebut.

Bagaimana Tiongkok Harus Bertindak agar Tarif Diturunkan?

Selama ini, media-media Barat berhaluan kiri terus-menerus menyerang kebijakan tarif tinggi Trump terhadap Tiongkok. Sementara itu, sebagian masyarakat Tiongkok, yang terpengaruh oleh propaganda media resmi PKT, juga merasa tidak paham dan bahkan memendam rasa permusuhan terhadap Trump. Namun, ketika baru-baru ini di “Air Force One” seorang wartawan bertanya: “Apa yang harus dilakukan Tiongkok agar Anda bersedia menurunkan tarif?” Trump merenung sejenak dan menjawab singkat: “Buat Tiongkok bebas!”

Berikut ini adalah kutipan lengkap jawaban Trump:

  • Wartawan: “Menteri Keuangan Bessent mengatakan Anda tidak akan secara sepihak membatalkan tarif terhadap Tiongkok kecuali Tiongkok terlebih dahulu melakukan tindakan. Apa yang Anda harapkan dari Tiongkok?”
  • Trump: “Saya tidak akan membatalkan tarif kecuali mereka membuat konsesi nyata. Kalau tidak, saya tidak akan menurunkan tarif. Tapi pada akhirnya, semua akan selesai. Masalah seperti ini selalu bisa diselesaikan.”
  • Wartawan: “Menurut Anda, tindakan seperti apa yang disebut konsesi nyata?”
  • Trump: “Ya, buat Tiongkok menjadi bebas! Biarkan kami masuk ke pasar Tiongkok. Sejujurnya, itulah yang kami inginkan sebelumnya. Hampir saja berhasil, tapi kemudian mereka menarik diri. Padahal kesepakatan sudah hampir tercapai, kami seharusnya bisa masuk ke pasar mereka dan menjual produk serta barang-barang kami. Dengan kata lain, buka pasar Tiongkok lebih luas. Itu akan menjadi kemenangan besar. Tapi saya bahkan tidak yakin apakah akan mengangkat isu itu lagi, karena mereka sepertinya sangat enggan membuka diri.”

Wawancara Eksklusif 100 Hari Trump dengan Time: Xi Jinping Sudah Menelepon Bahas Tarif

Dalam wawancara eksklusif dengan Time Magazine yang diterbitkan pada 25 April, memperingati 100 hari masa jabatannya, Presiden Trump menyatakan bahwa pemerintahannya tengah bernegosiasi dengan Tiongkok untuk mencapai kesepakatan tarif. Dia mengungkapkan bahwa Presiden Tiongkok, Xi Jinping telah meneleponnya.

Trump berkata: “Dia menelepon saya, dan saya tidak menganggap itu sebagai tanda kelemahan.”

Selain itu, Trump mengatakan kepada Time bahwa Pemerintah AS akan mengumumkan kesepakatan perdagangan baru dalam waktu 3 hingga 4 minggu ke depan, dan bahwa dia berencana menetapkan harga tarif yang adil untuk berbagai negara.

Trump juga membantah bahwa keputusan untuk menunda penerapan tarif selama 90 hari diambil atas permintaan Menteri Keuangan, Scott Bessent dan Menteri Perdagangan, Howard Lutnick. Dia menambahkan, dia tidak terlalu khawatir dengan ketegangan yang terjadi di pasar obligasi AS bulan ini.

PKT Klaim Tidak Ada Negosiasi dengan AS, Trump Membantah

Meski pihak PKT (Partai Komunis Tiongkok) belakangan ini terus membantah adanya negosiasi dengan Washington untuk meredakan perang dagang yang berkepanjangan, Trump pada tanggal 24 April menegaskan sebaliknya.

Menurut laporan Reuters, Trump mengatakan kepada wartawan: “Mereka (perwakilan Tiongkok) baru saja mengadakan pertemuan pagi ini,” namun Trump menolak mengungkapkan siapa yang dimaksud dengan “mereka”.

Trump menambahkan: “Siapa mereka tidak penting. Kami mungkin akan mengungkapkannya nanti, tapi yang pasti, pertemuan itu terjadi pagi ini, dan kami terus berkomunikasi dengan pihak Tiongkok.”

Walaupun pejabat-pejabat AS berulang kali menyatakan bahwa pembicaraan memang sedang berlangsung, Pemerintah Tiongkok tetap mengklaim bahwa belum ada negosiasi perdagangan resmi yang dilakukan.

Sebelumnya, Gedung Putih telah menaikkan tarif terhadap barang-barang impor dari Tiongkok hingga total 145%, yang mendorong Beijing untuk membalas dengan tarif serupa serta memperketat ekspor mineral-mineral penting ke Amerika Serikat.

CEO Boeing, Kelly Ortberg, pada tanggal 23 April mengonfirmasi bahwa akibat ketegangan perang dagang ini, Tiongkok telah menghentikan penerimaan pesawat baru dari Boeing. Trump sendiri mengkritik Tiongkok mengenai hal ini melalui media sosial pada 24 April.

CNN: Tiongkok Diam-diam Hapus Tarif Balasan 125% terhadap Beberapa Chip AS

Menurut laporan CNN pada 25 April, berdasarkan informasi dari tiga perusahaan impor di Shenzhen, Tiongkok tampaknya secara diam-diam mencabut tarif balasan sebesar 125% terhadap beberapa jenis chip buatan Amerika Serikat.

Perusahaan-perusahaan tersebut menemukan adanya kebijakan pembebasan tarif baru, meski tidak diumumkan secara resmi. Kebijakan ini berlaku untuk beberapa jenis sirkuit terpadu — yang biasa dikenal sebagai mikrochip atau semikonduktor.

Pada 12 April lalu, Tiongkok telah menaikkan tarif balasan terhadap seluruh barang impor dari AS hingga 125%, sebagai respons terhadap kenaikan tarif 145% oleh AS.

Meski Tiongkok selama beberapa bulan terakhir menampilkan sikap percaya diri seolah mampu menghadapi perang dagang yang terus memanas, penghapusan tarif ini menunjukkan bahwa Tiongkok kesulitan dalam menggantikan atau memproduksi beberapa komponen kritis.

Manajer dari Zhengnenliang Supply Chain, Chen Shaoling, mengatakan kepada CNN bahwa pada saat memproses pengurusan bea cukai rutin untuk kliennya, dia menemukan bahwa tarif untuk delapan jenis sirkuit terpadu telah diturunkan menjadi nol, meskipun chip memori masih dikenakan tarif normal.

Chen menambahkan:  “Kami baru mengetahuinya setelah menyerahkan dokumen deklarasi. Kalau tidak, kami pun tidak akan tahu… Berita ini menyebar sangat cepat seperti bola api.”Majalah bisnis Tiongkok, Caijing, pada tanggal 25 April juga mengutip pernyataan dari sejumlah perusahaan teknologi di Shanghai yang mengimpor semikonduktor, mengonfirmasi adanya pembebasan tarif ini. Namun laporan tersebut dihapus hanya tiga jam setelah dipublikasikan. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS