Baru-baru ini, The Religion Communicators Council (RCC) menganugerahkan Wilbur Award 2025. Dua jurnalis dari The Epoch Times dianugerahi penghargaan bergengsi ini karena keberanian mereka mengungkap kebenaran kejahatan pengambilan organ hidup oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), serta dukungan mereka terhadap rakyat Israel yang berada dalam zona perang. Para pengamat menilai, penghargaan ini menunjukkan bahwa laporan The Epoch Times mengenai kejahatan ini telah menarik perhatian serius dari masyarakat internasional.
EtIndonesia. Pada 25 April, dalam konferensi tahunan The Religion Communicators Council, jurnalis The Epoch Times edisi bahasa Inggris, Eva Fu, dianugerahi Wilbur Award 2025. Penghargaan ini merupakan kehormatan tertinggi yang diberikan oleh RCC kepada karya media massa yang luar biasa dalam melaporkan isu-isu keagamaan, nilai-nilai spiritual, dan topik-topik terkait keyakinan.
Sementara itu, jurnalis The Epoch Times lainnya, Dan Berger, dianugerahi Award of Excellence, yang diberikan kepada karya yang memiliki kualitas tinggi dan layak mendapat pengakuan.
Para penerima Wilbur Award tahun ini termasuk Abraham’s Bridge; The Associated Press; The Baltimore Banner; Being Jewish with Jonah Platt; Bo Media, CBC Radio; CBS 60 Minutes; CBS Sunday Morning; The Epoch Times; Greater Grove Hall Main Street/Boston Herald; Harper’s Magazine; Hasidic Archives; Hey Jude Productions; National Public Radio; NPR News; Pittsburgh Post-Gazette; The Politzer Foundation; Religion News Service; dan San Francisco Chronicle.
RCC telah memberikan Wilbur Award setiap tahun sejak 1949. Penghargaan ini menghormati mendiang Marvin C. Wilbur, “seorang pionir dalam hubungan masyarakat keagamaan, pemimpin dewan lama, dan mantan eksekutif Gereja Presbyterian,” demikian pernyataan asosiasi profesional tersebut.
“Laporan para jurnalis The Epoch Times ini sangat akurat, benar, dan tepat waktu. Maka sangat wajar dan layak mereka menerima penghargaan dari masyarakat internasional,” kata Liu Yinquan, Ketua Partai Sosial Demokrat Tiongkok dan mantan profesor sejarah di daratan Tiongkok.
Sheng Xue, penulis keturunan Tionghoa di Kanada sekaligus Pemimpin Redaksi China Spring, menyatakan: “The Epoch Times telah lama menjadi sasaran kampanye pencemaran nama baik dari PKT. Tapi kali ini, penghargaan ini membuktikan bahwa dunia jurnalisme internasional semakin mengakui media independen seperti The Epoch Times, terutama karena keberaniannya mengungkap rezim tirani seperti PKT dan pelanggaran HAM yang dilakukannya. Hal ini akan memberi tekanan pada media arus utama Barat lainnya untuk lebih memperhatikan isu HAM di Tiongkok dan tidak terus-menerus dipengaruhi oleh propaganda luar negeri PKT.”

Tahun ini, dewan juri penghargaan terdiri dari para profesional media, dan pemenang dipilih berdasarkan kualitas konten, kreativitas, dampak, serta keunggulan dalam menyampaikan nilai-nilai keagamaan. Kriteria utama adalah bahwa karya tersebut mampu mengkomunikasikan iman dan agama dengan sikap yang adil, profesional, jujur, dan penuh hormat.
Selama bertahun-tahun, The Epoch Times secara konsisten memberitakan pelanggaran HAM di Tiongkok, termasuk pengambilan organ secara paksa dari para tahanan hati nurani yang sehat—organ yang kemudian dijual kepada pasien transplantasi dari dalam dan luar negeri, menggerakkan industri gelap transplantasi organ. Dalam karya jurnalistik yang memenangkan penghargaan, Eva Fu mengungkap secara mendalam kejahatan pengambilan organ hidup oleh PKT.
Sheng Xue menambahkan: “Penghargaan Wilbur ini adalah penghargaan yang sangat penting. Kemenangan ini menunjukkan bahwa kekejaman PKT dalam pengambilan organ hidup telah semakin menarik perhatian masyarakat internasional.”

Menurut laporan organisasi HAM di Kanada, PKT secara sistematis mengambil organ para tahanan politik dan menyediakannya kepada rumah sakit untuk melakukan puluhan ribu operasi transplantasi setiap tahun.
World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG) telah melakukan penyelidikan independen sejak 2006 dan membuktikan bahwa PKT telah selama lebih dari 20 tahun melakukan pengambilan organ secara hidup-hidup terhadap praktisi Falun Gong.
Pada tahun 2016, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat mengesahkan Resolusi 343, yang menuntut PKT segera menghentikan praktik pengambilan organ dari tahanan hati nurani, terutama terhadap praktisi Falun Gong.
“Kita tahu bahwa pengambilan organ secara hidup-hidup di Tiongkok sangat umum terjadi. Banyak orang yang hilang secara misterius—mereka kemungkinan besar adalah korban pengambilan organ. Seluruh dunia, termasuk rakyat dan pemerintahnya, harus mengutuk kekejaman ini. Ini adalah tindakan fasis, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan harus dikutuk,” ujar Liu Yinquan. (Hui)
Laporan oleh jurnalis NTD, Tang Rui