Trump Ungkap Detail Pertemuan dengan Zelenskyy, Puji Penindakan terhadap Imigran Ilegal

Pada  Minggu lalu (27 April), Presiden AS Donald Trump kembali ke Amerika Serikat usai menghadiri pemakaman Paus di Vatican. Ia membagikan sebagian isi percakapannya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang terjadi selama kunjungannya. Ini merupakan pertemuan tatap muka pertama mereka sejak pertengkaran yang terjadi di Kantor Oval pada akhir Februari. Selain itu, Trump juga memuji penegakan hukum terhadap imigran ilegal melalui sebuah unggahan.

EtIndonesia. Presiden Trump mengatakan bahwa pertemuan empat mata dengan Zelensky di Vatikan berlangsung dengan baik. Zelenskyy menyampaikan bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak bantuan senjata dan bersedia menjalin kesepakatan tambang dengan Amerika Serikat.

 “Dia ingin melakukan hal baik untuk negaranya. Saya rasa dia telah melakukan tugasnya dengan baik,” katanya. 

Trump juga mengungkapkan kekecewaannya atas serangan rudal Rusia baru-baru ini terhadap Ukraina.

 “Setelah negosiasi, mereka (Rusia) tetap membombardir wilayah tersebut. Itu sangat mengecewakan bagi kami,” ujarnya. 

Trump menambahkan bahwa saat ini sekitar 3.000–4.000 orang tewas setiap minggu akibat konflik tersebut. Ia berharap Rusia dan Ukraina bisa mencapai kesepakatan damai dalam dua minggu ke depan.


“Kehilangan begitu banyak nyawa sungguh menyedihkan. Bayangkan saja orang tua di Ukraina dan Rusia melambaikan tangan kepada anak laki-lakinya yang pergi berperang… seminggu kemudian, dia tewas di medan perang dalam kondisi mengerikan,” katanya. 

Saat membahas isu nuklir Iran, Trump menyatakan optimisme.


“Dalam situasi Iran, saya rasa kita telah melakukan hal yang sangat baik. Saya percaya kesepakatan akan tercapai. Itu pasti akan terjadi,” ujarnya. 

Reporter NTD melaporkan :   “Presiden kemudian beralih ke isu reformasi pajak dan menyampaikan pandangannya.”

Trump mengatakan bahwa tarif bea masuk yang baru diberlakukan oleh pemerintah federal akan membantu secara signifikan mengurangi pajak bagi warga berpenghasilan di bawah US$200.000 per tahun. Bahkan, pajak federal bisa saja dihapus sama sekali, yang dipadu dengan penciptaan lapangan kerja baru akan menjadi “berkah tak terduga” bagi rakyat Amerika.

Terkait sistem peradilan, Trump mengecam keras pengadilan tingkat bawah yang dianggap menghambat upaya penegakan hukum terhadap imigran ilegal.


“Para pelaku ini adalah penjahat kelas dunia—narapidana, pembunuh, pecandu narkoba, pengedar narkoba. Tapi pengadilan mengizinkan mereka tetap tinggal. Kami tidak akan membiarkan hal ini terjadi. Saya berharap Mahkamah Agung bisa menyelamatkan negara kita,” katanya. 

Trump juga menyinggung kasus Hakim Hannah Dugan dari negara bagian Wisconsin, yang ditangkap FBI karena diduga membantu pelarian imigran ilegal dan terdakwa kriminal dari kejaran petugas imigrasi.


“Itu sangat mengerikan. Sungguh memalukan hal seperti ini bisa terjadi pada seorang hakim.”

Pada  Minggu yang sama, Trump memuji operasi penggerebekan terhadap sebuah klub malam ilegal di Colorado yang dilakukan pada dini hari. Dalam operasi tersebut, lebih dari 100 imigran ilegal ditahan.

Petugas menghancurkan jendela klub di Colorado Springs, yang dilaporkan kerap menjadi sasaran gangguan kelompok teroris.


“Ada kegiatan perdagangan narkoba, prostitusi, dan kekerasan serius yang terjadi di dalamnya. Kami juga menyita beberapa senjata api,” ujar Jonathan Prun, Kepala Agen DEA (Badan Anti-Narkotika AS. 

Prun mengatakan bahwa ada personel militer aktif di klub tersebut, beberapa di antaranya merupakan pelanggan, sementara lainnya bekerja sebagai penjaga bersenjata.


“Malam ini, ada belasan anggota militer aktif di klub itu—beberapa sebagai pengunjung, dan lainnya sebagai pengawal bersenjata,” ujarnya. 

Operasi ini melibatkan sekitar 300 petugas penegak hukum dari berbagai lembaga seperti FBI, DEA, dan lainnya. Jaksa Agung Bondi memuji aksi tersebut. (Hui)

Laporan gabungan NTD oleh Daniel Monahan, Yu Liang, dan Chi Xiao dari Washington dan New York

FOKUS DUNIA

NEWS