EtIndonesia. Di dekat Danau Vänern di wilayah Uppsala, Swedia Tengah, berdiri sebuah batu besar yang penuh misteri. Di permukaannya terukir ratusan simbol kuno yang telah lama membingungkan para ilmuwan. Setelah melalui verifikasi arkeologis, batu ini diidentifikasi sebagai peninggalan dari masa Viking, sehingga dijuluki sebagai “Batu Rune Viking”.
Baru-baru ini, sebuah tim peneliti asal Swedia menemukan makna baru yang mengejutkan dalam simbol-simbol kuno tersebut. Batu besar yang telah “tertidur” selama seribu tahun ini ternyata menyimpan ramalan tentang bencana kosmis dan gambaran saat dunia mendekati kiamat.
Peringatan Dini tentang Krisis Iklim?
Menurut hasil studi terbaru, batu rune berusia sekitar 1.200 tahun ini mungkin memuat peringatan dini tentang krisis iklim di masa depan. Batu ini memiliki berat sekitar 5 ton dan tinggi hampir 2,5 meter, dengan lebih dari 700 karakter rune—huruf-huruf dari bahasa Jermanik kuno—terpahat di atasnya.
Awalnya, para peneliti meyakini bahwa batu ini didirikan oleh seseorang dari kalangan terpandang sebagai monumen untuk mengenang anak lelakinya yang telah meninggal dunia. Batu tersebut juga diyakini memuat catatan tentang pertempuran dan menyebut nama “Theodoric”—kemungkinan merujuk pada raja bangsa Ostrogoth, pendiri kerajaan besar di Italia, dan salah satu penguasa paling berpengaruh pada masanya.
Namun, sebuah makalah ilmiah yang ditulis oleh empat akademisi Swedia dari berbagai institusi ternama justru membantah asumsi lama tersebut. Mereka menyatakan bahwa rangkaian rune di batu ini tidak hanya berbicara tentang peperangan, melainkan menyuarakan kekhawatiran terhadap ancaman dari alam.
Pesan tentang Keseimbangan Semesta
Prof. Per Holmberg dari Universitas Göteborg, yang memimpin penelitian ini, menjelaskan: “Kami percaya batu ini membicarakan tentang keseimbangan alam semesta. Mungkin selama ini kita terlalu fokus pada aspek kekuatan militer, padahal ada kemungkinan bahwa kekuatan religius—kekuatan yang menyatukan kosmos—jauh lebih penting.”
Salah satu bagian batu tersebut menyebutkan tentang “kematian Matahari sembilan generasi yang lalu.” Frasa ini diyakini merujuk pada bencana iklim ekstrem yang terjadi pada tahun 535–536 Masehi, ketika serangkaian letusan gunung berapi menyebabkan penurunan suhu global yang drastis. Akibatnya, terjadi gagal panen massal, kelaparan, dan kepunahan di berbagai penjuru dunia.
Kenangan Kelam dalam Mitologi Viking
Menurut para peneliti, memori kolektif akan bencana besar ini diwariskan dalam budaya lisan Viking dan dimanifestasikan dalam mitologi mereka—khususnya lewat kisah “Fimbulwinter”, atau “musim dingin yang mengerikan selama tiga tahun” yang digambarkan sebagai awal dari Ragnarök, yaitu hari kiamat versi mitologi Nordik.
Prof. Bo Graslund dari Universitas Uppsala menambahkan: “Pada abad ke-9, masyarakat Viking benar-benar khawatir bahwa Matahari tidak lagi mampu menghangatkan Bumi. Mereka percaya akhir dunia sudah dekat, dan semua kehidupan di bumi akan musnah.”
Dia juga menjelaskan bahwa sebelum batu rune ini didirikan, telah terjadi serangkaian fenomena alam yang sangat menyeramkan:
- Badai geomagnetik besar yang membuat langit memerah seperti darah,
- Musim panas yang sangat dingin sehingga membahayakan hasil panen,
- Dan gerhana matahari yang menambah kesan akan bencana besar yang mendekat.
“Satu peristiwa saja sudah cukup untuk menimbulkan ketakutan akan musim dingin yang mematikan, apalagi jika semua terjadi berurutan,” ujar Graslund. Menurutnya, penulis batu ini tampaknya hendak memperingatkan generasi selanjutnya akan datangnya zaman baru yang penuh es dan kematian—sebuah “pengulangan sejarah” dari cerita-cerita bencana yang diwariskan secara turun-temurun.
Kesadaran Akan Kerapuhan Umat Manusia
Temuan ini menunjukkan bahwa bangsa Viking telah memiliki kesadaran mendalam akan betapa rapuhnya umat manusia dan bumi tempat mereka tinggal. Meski hidup di era yang jauh dari sains modern, mereka ternyata mencatat dan mengabadikan ketakutan serta pemahaman mereka tentang siklus kehancuran dalam bentuk simbol-simbol batu yang misterius.
Kini, di tengah kekhawatiran dunia terhadap perubahan iklim, makna dari batu rune Viking ini terasa semakin relevan. Apakah para leluhur dari utara ini sudah melihat apa yang kini mulai kita rasakan? Dan apakah peringatan mereka yang terukir dalam batu selama lebih dari seribu tahun ini akan kita abaikan?(jhn/yn)