EtIndonesia. Setelah terjadi serangan teroris di wilayah Kashmir yang dikuasai India, ketegangan antara India dan Pakistan meningkat tajam. Kedua negara telah menurunkan status hubungan diplomatik masing-masing dan mempersiapkan kemungkinan terjadinya perang.
Di tengah situasi ini, tujuh pesawat angkut militer C-130 milik Turki mendarat di Pakistan dengan membawa banyak peralatan militer, yang langsung menarik perhatian negara-negara di kawasan.
Para analis Tiongkok menyebutkan bahwa dukungan Turki terhadap Pakistan kemungkinan besar berkaitan dengan kebijakan anti-Muslim yang dijalankan oleh pemerintahan India dalam beberapa tahun terakhir.
Turki-Pakistan Pererat Hubungan Militer
Kolumnis militer Yan Shujun Review dari Tencent.com menulis bahwa dalam kondisi meningkatnya konflik India-Pakistan, terdapat sejumlah laporan yang menyebut bahwa Amerika Serikat dan Israel juga telah mengirimkan pesawat angkut ke India dan memasok senjata ke negara tersebut. Bahkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan secara terbuka bahwa “Israel akan berdiri di pihak India,” memberikan dukungan diplomatik yang terang-terangan.
Sementara itu, pada 27 April, tujuh pesawat angkut C-130 milik Turki tiba di Pakistan: satu mendarat di Karachi, dan enam lainnya mendarat di berbagai pangkalan militer Pakistan. Mengutip laporan India Post, Yan Shujun Review menyatakan bahwa misi utama kedatangan pesawat-pesawat tersebut adalah mengirimkan perlengkapan militer untuk Pakistan.
Penulis juga mencatat bahwa ketika serangan teroris terjadi di Kashmir, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif kebetulan sedang melakukan kunjungan resmi ke Turki. Hanya beberapa jam setelah kejadian, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Pakistan.
Menurut Yan Shujun Review, respon cepat dan selaras dari kedua negara menunjukkan bahwa Turki secara jelas mengambil posisi berpihak pada Pakistan dalam konflik ini.
Motivasi Ideologis dan Agama
Analisis juga mengungkap bahwa dukungan Turki terhadap Pakistan berkaitan erat dengan agama dan ideologi. Kedua negara merupakan negara mayoritas Muslim, dan Turki dalam beberapa tahun terakhir terus berusaha memperluas pengaruhnya di dunia Islam. Maka, memberikan bantuan kepada Pakistan dianggap sebagai tindakan yang konsisten dengan misi diplomasi religius Turki.
Menurut Yan Shujun Review, sejak Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa, Pemerintah India telah memberlakukan berbagai kebijakan yang dianggap menekan umat Muslim, yang kerap mendapat kecaman dari Turki.
Penulis menyebutkan bahwa: “India dan Turki memiliki nilai dan prinsip yang sangat berbeda. Maka, secara alami, India tidak akan mendapat dukungan dari Turki.”
Dia juga menambahkan bahwa setelah Pakistan dan Turki memperkuat hubungan bilateral, India mungkin akan memperdalam kerja sama militer dan diplomatiknya dengan Amerika Serikat serta Israel. Oleh karena itu, perkembangan konflik di kawasan ini layak untuk terus dipantau dengan seksama.(jhn/yn)