Trump : Perdana Menteri Baru Kanada Akan Kunjungi Gedung Putih, Ujian Berat Menanti Mark Carney

EtIndonesia. Pada 30 April, Presiden Amerika, Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Perdana Menteri baru Kanada, Mark Carney, akan mengunjungi Gedung Putih dalam waktu satu minggu ke depan. Carney memimpin Partai Liberal meraih kemenangan tipis atas Partai Konservatif dalam Pemilu Federal Kanada ke-45 yang digelar pada 28 April. Kemenangan ini menandai kemenangan keempat berturut-turut bagi Partai Liberal sejak 2015, dan untuk ketiga kalinya sejak 2019, mereka akan membentuk pemerintahan minoritas.

Carney, seorang ekonom kawakan dan perumus kebijakan berpengalaman, kini menghadapi tantangan besar dalam menghadapi situasi global yang tidak menentu, terutama dalam menjalin hubungan bilateral yang rumit dengan AS di bawah kepemimpinan Trump—yang dikenal agresif dalam kebijakan perdagangannya dan pernah menyebut Kanada sebagai “negara bagian ke-51 Amerika.”

Latar Belakang Pemilu dan Pengaruh Trump

Pemilu kali ini sangat dipengaruhi oleh retorika dan kebijakan kontroversial Donald Trump. Penerapan tarif tinggi terhadap produk Kanada dan pernyataannya yang mengejutkan tentang menjadikan Kanada sebagai bagian dari AS menjadi isu utama dalam kampanye.

Setelah diangkat sebagai pemimpin Partai Liberal dan Perdana Menteri pada 14 Maret, Carney segera menyerukan pemilu dini. Dia menampilkan diri sebagai pemimpin yang paling mampu bernegosiasi dengan Trump dan mengakhiri perang tarif. Carney juga menegaskan pentingnya kedaulatan nasional Kanada dan berjanji akan membela kepentingan negara dalam hubungan bilateral dengan Amerika.

Di pihak lawan, pemimpin Partai Konservatif Pierre Poilievre mengusulkan negosiasi ulang terhadap perjanjian perdagangan USMCA dan ingin menunda tarif selama proses tersebut. Dia juga mengusulkan peningkatan anggaran militer Kanada sebagai respons atas tuntutan lama dari AS—namun syaratnya, tarif dari AS terhadap Kanada harus dicabut terlebih dahulu. Sayangnya, Poilievre gagal mempertahankan kursinya di daerah pemilihan Carleton dan partainya hanya memperoleh 144 kursi, tidak cukup untuk menggulingkan dominasi Liberal.

Data dari Komisi Pemilu Kanada mencatat lebih dari 19,2 juta pemilih ikut serta dengan partisipasi 67%, meningkat dari 62,6% pada pemilu sebelumnya namun masih di bawah rekor 79,4% pada tahun 1958. Partai Liberal memimpin dengan 43,7% suara, diikuti Konservatif dengan 41,4%. Bloc Québécois mendapat 22 kursi, Partai Demokrat Baru (NDP) 7 kursi, dan Partai Hijau 1 kursi.

Babak Baru Hubungan Kanada-AS

Setelah pemilu, interaksi antara Carney dan Trump langsung menjadi sorotan. Pada 29 April, keduanya melakukan pembicaraan via telepon dan menyepakati akan bertemu langsung dalam waktu dekat. Keesokan harinya, Trump mengonfirmasi dalam rapat kabinet bahwa Carney “segera” akan datang ke Gedung Putih dan menyebutnya sebagai “seorang pria ramah” yang memiliki hubungan baik dengannya. Trump juga mengungkap bahwa Carney telah meminta “sebuah kesepakatan,” mengindikasikan adanya kemauan dari kedua pihak untuk meredakan ketegangan.

Namun, komentar Trump tetap menunjukkan ketegangan terselubung. Dia menyebut baik Carney maupun Poilievre “membencinya”, tetapi Carney “yang paling tidak membenci.” Dia mengklaim kemenangan Partai Liberal membuktikan hal tersebut. Trump juga menyinggung pembicaraan sebelumnya pada 28 Maret yang disebutnya “sangat produktif”, meskipun Carney kemudian mengonfirmasi bahwa Trump kembali menyinggung soal “negara bagian ke-51” dalam percakapan tersebut. Carney, di sisi lain, menegaskan bahwa Trump tetap “menghormati kedaulatan Kanada,” mencoba menciptakan suasana positif menjelang negosiasi.

Dalam pidato kemenangan, Carney menyebut bahwa Kanada sedang berada di “persimpangan sejarah.” Dia menekankan bahwa era perdagangan bebas global yang dipimpin AS telah berakhir, dan Kanada harus segera memperluas hubungan diplomatik dengan Eropa, Asia, dan mitra internasional lainnya. Dia berkomitmen untuk duduk bersama Trump guna merundingkan kesepakatan ekonomi dan keamanan terbaik untuk Kanada, seraya memperingatkan bahwa bulan-bulan mendatang akan penuh tantangan dan memerlukan “pengorbanan bersama” dari seluruh warga.

Tantangan Pemerintahan Minoritas

Pemerintahan minoritas Liberal menghadapi tekanan internal dan eksternal. Secara domestik, Carney harus merealisasikan janji-janji kampanye mengenai pemulihan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Beberapa kebijakan andalan Partai Liberal meliputi:

  • Pengurangan batas penarikan minimum RRIF sebesar 25% untuk mengurangi pajak pensiun,
  • Peningkatan tunjangan lansia berpenghasilan rendah (GIS) sebesar 5% (maksimal CAD 652 tanpa pajak),
  • Pengurangan pajak keluarga menengah dengan potensi penghematan hingga CAD 825 per tahun,
  • Penghapusan GST untuk pembeli rumah pertama guna menurunkan biaya perumahan.

Program lainnya termasuk perluasan cakupan asuransi gigi untuk usia 18–64 tahun, dukungan pelatihan bagi pekerja teknis, percepatan proses tunjangan pengangguran, serta perlindungan tunjangan anak dan program penitipan anak senilai CAD 10 per hari.

Namun, stabilitas pemerintahan tetap menjadi kekhawatiran. Secara historis, masa jabatan rata-rata pemerintah minoritas di Kanada hanya dua setengah tahun. Carney perlu menjalin kerja sama dengan NDP, Bloc Québécois, atau Partai Hijau untuk meloloskan undang-undang. Perbedaan ideologi antarpartai berpotensi memicu ketidakpastian politik. Pengamat menilai Carney harus menunjukkan kecakapan politik tinggi serta kemampuan negosiasi yang mumpuni agar roda pemerintahan tetap berjalan.

Tantangan Eksternal: Menangani Trump

Di kancah internasional, Carney harus gesit merespons ketidakpastian kebijakan Trump. Tarif yang dikenakan Trump telah menghantam sektor manufaktur dan pertanian Kanada. Carney menjanjikan dukungan bagi pekerja dan pelaku usaha yang terdampak, namun dalam proses negosiasi dengan AS, dia harus cermat menyeimbangkan antara konsesi dan perlindungan kepentingan nasional.

Kebangkitan Wakil Rakyat Keturunan Tionghoa

Pemilu kali ini juga mencatat prestasi signifikan bagi komunitas Tionghoa-Kanada. Dari 18 kandidat berdarah Tionghoa yang maju, 9 orang berhasil terpilih, menyamai rekor pemilu sebelumnya. Di Ontario, anggota Partai Liberal seperti Chen Shengyuan (Scarborough North), Ye Jiali (Scarborough–Agincourt), dan Chi Yue (Don Valley North), serta dari Partai Konservatif seperti He Nuoxuan (Richmond Hill South), Ma Rongzheng (Markham–Unionville), dan Zhuang Wenhao (Halton Hills North) menang telak. Sementara di British Columbia, Jenny Kwan dari NDP (Vancouver East), Ken Zhu dari Konservatif (Richmond Centre–Marpole), dan Wei-Lin Zhang dari Liberal (Burnaby Central) juga sukses mengamankan kursi. Hal ini menunjukkan semakin besarnya pengaruh politik komunitas Tionghoa di Kanada.

Penutup: Carney di Persimpangan Sejarah

Sebagai pendatang baru di dunia politik, namun veteran dalam kebijakan publik, Carney dipandang publik sebagai sosok yang rasional dan tenang. Dalam pidato kemenangannya, dia menekankan pentingnya solidaritas dan menyatakan bahwa pemerintahannya akan bekerja demi semua warga Kanada. Namun, menghadapi tekanan domestik dan ketegangan dengan Washington, ia harus cermat dalam menavigasi kebijakan dalam dan luar negeri.

Pengamat menilai latar belakang ekonomi Carney dan pengalamannya di panggung internasional akan membantunya bersikap pragmatis dalam menghadapi Trump. Namun, ketidakstabilan pemerintahan minoritas tetap menjadi tantangan besar. Hasil pertemuan mendatang dengan Trump diperkirakan akan berpengaruh besar terhadap arah hubungan Kanada-AS dan kondisi ekonomi Kanada secara keseluruhan. Bagaimanapun juga, masa depan Kanada kini berada di pundak seorang perdana menteri yang baru saja memulai langkahnya. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS