Kekeringan di Guangxi, Tiongkok Sebabkan Banyak Tanah Amblas, Rumah Menggantung dan Penuh Lubang 

Provinsi Guangxi, Tiongkok  mengalami kekeringan parah yang jarang terjadi selama bertahun-tahun. Di banyak wilayah muncul fenomena tanah amblas, menyebabkan terbentuknya lubang besar di bawah rumah, jalan, dan lahan pertanian. Pemerintah daerah tidak mengambil tindakan, media resmi bungkam, dan hanya beberapa media independen yang melaporkan kejadian ini.

EtIndonesia. Baru-baru ini, seorang influencer wanita dari Tiongkok mengunggah video yang mengungkap kondisi mengerikan tanah amblas di Guangxi.

Influencer tersebut menjelaskan bahwa kekeringan berkepanjangan di Guangxi telah menyebabkan tanah amblas di banyak tempat, dan ini sangat berbahaya. “Kita tidak tahu di mana tanah akan runtuh pada detik berikutnya,” ujarnya.

Dalam video terlihat bahwa di halaman warga, bahkan di bawah rumah mereka, muncul lubang besar. Beberapa rumah bahkan menggantung di udara karena sebagian fondasi telah hilang. Seorang warga desa mengatakan bahwa ia sudah menimbun kembali lubang di bawah rumahnya, tetapi beberapa hari kemudian tanahnya amblas lagi.

Selain itu, tanah amblas juga terjadi di jalan raya. Sebuah jalan yang ditutup menunjukkan adanya rongga besar di bawahnya, dengan retakan memanjang puluhan meter.

Di ladang melati milik warga, juga tampak banyak lubang besar. Seorang warga bercerita bahwa saat ia sedang memetik bunga di ladang, ia mendengar suara aliran air dari bawah tanah, dan tiba-tiba tanahnya amblas membentuk lubang besar, membuatnya sangat ketakutan.

Warga lain mengatakan bahwa ini terjadi di Desa Gaoyang, Komite Desa Dahe, Kota Hengzhou. Di desa tersebut saja terdapat setidaknya 30 hingga 40 lubang besar, “desa-desa lain pun sama,” katanya.

Ia juga menyebutkan, “Tahun 1963 juga pernah terjadi kekeringan besar, tapi tidak separah sekarang ini.”

Dalam siaran langsungnya, influencer tersebut hanya menyebutkan bahwa masyarakat sangat merasa tidak berdaya, tetapi tidak ada informasi mengenai apakah ada pejabat atau ahli yang melakukan survei atau tindakan penyelamatan terkait fenomena tanah amblas ini.

Sebelumnya, pemerintah Guangxi mengklaim bahwa hasil pemantauan pada 17 April menunjukkan bahwa 97,5% wilayah Guangxi mengalami kekeringan meteorologis, dengan 68,7% di antaranya tergolong kekeringan ekstrem. Kekeringan ini mempengaruhi pasokan air untuk manusia dan hewan, serta produksi pertanian. Di beberapa kabupaten, pasokan air kota bahkan berada dalam kondisi berisiko.

Beredar banyak video di internet yang menunjukkan warga di berbagai wilayah Guangxi mengalami kesulitan mendapatkan air minum, tidak ada air untuk mengairi lahan, dan hasil panen anjlok drastis. Di banyak tempat, tanah pertanian retak-retak, bahkan Waduk Zhongtang di Desa Xinhe, Kecamatan Huanglian, Distrik Qintang, Kota Guigang, telah benar-benar mengering, dengan dasar waduk dipenuhi retakan seperti jaring laba-laba. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS