Pasukan India dan Pakistan Siaga di Perbatasan, Situasi Genting, Berbagai Pihak Serukan Penahanan Diri

Ketegangan di wilayah Kashmir kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir. India dan Pakistan telah menempatkan pasukan di perbatasan, dan situasi semakin mendekati ambang perang. Pemerintah Amerika Serikat menyerukan kedua negara agar menahan diri dan menyelesaikan konflik melalui jalur diplomasi.

EtIndonesia. Pada Kamis (1 Mei), Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, dalam sebuah pertemuan di New Delhi menyatakan bahwa negaranya akan memberantas ekstremisme dari setiap jengkal wilayahnya.

 “Kami bertekad untuk menghapus kekerasan bersenjata dari setiap sudut negara ini, dan kami pasti akan mencapai tujuan itu,” ujarnya. 

Di hari yang sama, militer Pakistan menggelar latihan militer intensif.

Selasa minggu lalu, terjadi insiden penembakan terhadap wisatawan di wilayah Kashmir yang dikuasai India, yang menewaskan 26 orang. 

Setelah kejadian itu, India dan Pakistan saling menyalahkan. Ketegangan meningkat tajam hingga keduanya saling mengusir diplomat dan warganya, serta menutup perbatasan. Bentrokan sporadis terjadi di sepanjang Garis Kendali (LoC), dengan kedua pihak menuduh satu sama lain sebagai pihak pemicu.

Pada Rabu, pemerintah India mengumumkan bahwa mulai 30 April hingga 23 Mei, wilayah udaranya akan ditutup bagi pesawat sipil dan militer Pakistan. Sebelumnya, Pakistan telah lebih dulu menutup wilayah udaranya bagi India.

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, melakukan pembicaraan via telepon dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, untuk membahas serangan teroris di Kashmir.

Setelah itu, Jaishankar menulis di platform X bahwa “pelaku, pendukung, dan perencana serangan harus dibawa ke pengadilan.”

Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa dalam pembicaraan telepon  Rabu, Menteri Luar Negeri Rubio mendesak India dan Pakistan untuk bekerja sama meredakan ketegangan.

Pengamat media:  “Masyarakat internasional khawatir situasi bisa lepas kendali… Sekarang bola ada di tangan India—apakah mereka akan mendengarkan seruan dunia, atau menyerah pada tekanan domestik untuk membalas Pakistan.”

Seiring meningkatnya ancaman perang, jumlah wisatawan di Pakistan menurun drastis. Pada Kamis, di kawasan wisata Lembah Sungai Neelum di bagian utara, wisatawan sangat sedikit.

 “Awal pembukaan hotel, rata-rata ada 300 hingga 400 tamu per hari. Namun karena ketegangan antara Pakistan dan India saat ini, jumlah pengunjung anjlok tajam, sekarang bahkan kurang dari 20 orang,” ujar pemilik hotel setempat, Rafaqat Hussain. (Hui)

Laporan oleh Zhao Fenghua, wartawan NTD Television

FOKUS DUNIA

NEWS