Seorang Pria di Hong Kong Harus Diamputasi Kakinya Setelah Diduga Terinfeksi ‘ Bakteri Pemakan Daging’ Akibat Akupuntur

EtIndonesia. Perawatan akupuntur sederhana berubah menjadi tragis bagi seorang pria berusia 47 tahun di Hong Kong, yang harus menjalani amputasi kaki setelah tertular ‘bakteri pemakan daging’.

Pria tersebut, yang memiliki riwayat kondisi kesehatan yang mendasarinya, awalnya mencari perawatan akupuntur untuk sakit punggung setelah mengalami cedera saat mengangkat benda berat pada tanggal 6 April.

Dia mengalami nyeri di pinggul, kaki, dan telapak kaki kirinya, yang membuatnya mengunjungi dua praktisi pengobatan Tiongkok terdaftar untuk akupuntur pada tanggal 7, 9, dan 10 April.

Pada tanggal 11 April, pria tersebut mengalami demam dan nyeri hebat di paha kirinya, yang mendorongnya untuk mengunjungi rumah sakit swasta.

Dokter mendiagnosisnya dengan syok septik dan nekrosis fasciitis — infeksi pemakan daging yang menyebar cepat — dan memindahkannya ke Rumah Sakit Queen Mary keesokan harinya.

Dia menjalani operasi untuk mengamputasi kaki kiri bawahnya pada 13 April dan masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi stabil.

Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa infeksi tersebut disebabkan oleh Streptococcus Grup A, bakteri umum yang ditemukan di tenggorokan dan kulit.

Meskipun biasanya menyebabkan penyakit ringan seperti sakit tenggorokan atau infeksi kulit, terkadang dapat menyebabkan kondisi serius seperti necrotising fasciitis — seperti yang terlihat dalam kasus pria ini.

Departemen Kesehatan telah meluncurkan penyelidikan terhadap sumber infeksi pria tersebut, dengan mengumpulkan sampel lingkungan dari dua klinik akupunktur yang dikunjunginya.

Satu sampel yang diambil dari klinik di Causeway Bay dinyatakan positif mengandung Streptococcus Grup A, dan pengujian genetik mengonfirmasi bahwa sampel tersebut cocok dengan jenis yang ditemukan pada pasien.

Pihak berwenang menduga klinik tersebut mungkin tidak mematuhi tindakan pengendalian infeksi yang tepat selama perawatan, meskipun penyelidikan masih berlangsung.

Mereka juga mencatat bahwa pasien memiliki kondisi kesehatan mendasar yang dapat membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.

Orang lain yang terpapar bakteri yang sama tidak menunjukkan gejala apa pun.

Meski demikian, otoritas kesehatan menghimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap menggunakan layanan akupuntur, seraya menekankan pentingnya memilih praktisi berlisensi yang mengikuti standar kebersihan yang tepat. (yn)

Sumber: mustsharenews

FOKUS DUNIA

NEWS