EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam rapat kabinet pada Rabu (30 April) secara blak-blakan menyebut Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebagai perampok perdagangan nomor satu. Seiring meningkatnya ketegangan antara AS dan Tiongkok, volume kontainer dari Tiongkok ke Amerika Serikat anjlok drastis. Beberapa perusahaan pelayaran utama dunia mulai mengecilkan ukuran kapal dan membatalkan pelayaran. Volume ekspor Tiongkok disebut telah turun sekitar 50%.
“Kita dulu dimanfaatkan oleh hampir setiap negara di dunia, tapi menurut saya, Tiongkok (PKT) adalah yang paling besar. Mereka adalah pencuri terbesar, penipu utama,” kata Trump.
Pada Rabu itu, Trump menggelar rapat kabinet pertamanya setelah 100 hari menjabat. Ia menyampaikan keinginannya untuk mencapai kesepakatan dengan pihak Tiongkok, namun dengan syarat harus adil.
Trump: “Saya berharap Tiongkok baik-baik saja, saya juga berharap semua negara baik-baik saja, tapi syaratnya—mereka juga harus memperlakukan kita secara adil.”
🇺🇸 @POTUS holds the fifth Cabinet meeting at the White House marking the first 100 days of the Golden Age:
— The White House (@WhiteHouse) April 30, 2025
"We've just completed what many consider to be the most successful first 100 days of any Administration in the HISTORY of our country, and we're just getting started…" pic.twitter.com/OigzBKCOCE
Li Hengqing, ekonom dari Institut Informasi dan Strategi Washington, mengatakan: “Trump sedang berupaya membentuk sistem perdagangan global baru berbasis aturan. Beberapa prinsip utamanya adalah keseimbangan tarif—tidak boleh ada yang diuntungkan sepihak—dan keseimbangan perdagangan agar tidak terjadi defisit besar.”
Dalam pembahasan soal kebijakan ekonomi, Trump menekankan bahwa tarif yang diberlakukan telah “melukai” PKT dengan serius. Volume kontainer dari Tiongkok ke AS menurun tajam.
Trump: “Saya tahu kondisi Tiongkok sekarang sangat buruk. Mereka mengirim kapal-kapal terbesar di dunia—dengan muatan yang belum pernah kita lihat sebelumnya—namun sekarang kapal-kapal itu berbalik arah di tengah Samudra Pasifik. Mereka kembali karena tidak ada yang mau menerima barang-barang itu. Tarif sekarang mencapai 145%.”
Menurut laporan Wall Street Journal, lima perusahaan pelayaran kontainer terbesar di dunia menyatakan bahwa jumlah pemesanan dari Tiongkok ke pantai barat AS telah menurun setidaknya sepertiga.
Sementara itu, perusahaan pelayaran skala kecil juga mulai membatalkan rute pelayaran. Berdasarkan informasi dari broker pelayaran di Singapura dan London, hanya pada Mei saja, sekitar 24 pelayaran dari Tiongkok ke pantai barat AS telah dibatalkan.
Selain itu, menurut data dari Biro Statistik Tiongkok yang dirilis pada Rabu, indeks pesanan ekspor baru pada April adalah 49,2%, turun 2,6 poin dari bulan sebelumnya. Kenyataannya, angka sebenarnya kemungkinan lebih buruk.
“Pasar Amerika bagi Tiongkok tidak tergantikan. Jika kehilangan pasar ini, sepertiga perdagangan luar negeri Tiongkok akan hilang. Dalam situasi tarif 145% saat ini, produk Tiongkok pada dasarnya tidak bisa masuk ke pasar AS. Negara lain justru memiliki banyak keunggulan tarif dalam bersaing, jadi PKT sekarang harus segera berunding untuk menurunkan tarif ini. Semakin lama mereka menunda, semakin besar dampaknya bagi mereka,” kata Li Hengqing.
Pada hari yang sama, Trump juga mengungkapkan bahwa Amerika Serikat kemungkinan akan terlebih dahulu mencapai kesepakatan tarif dengan Jepang, Korea Selatan, dan India dalam beberapa minggu ke depan. (Hui)
Laporan oleh reporter Tang Rui dari New Tang Dynasty TV