Berdasarkan data terbaru dari sektor pelayaran dan manufaktur, putaran baru konfrontasi dagang tengah mengguncang secara menyeluruh ekonomi Tiongkok yang berorientasi ekspor. Platform intelijen pelayaran pekan ini melaporkan bahwa volume pengiriman dari Tiongkok sangat lemah, dengan penurunan mencapai 50%. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa ia tidak khawatir akan kekurangan barang dari Tiongkok, karena banyak dari barang-barang tersebut bukan kebutuhan pokok.
EtIndonesia. Baltic Exchange, lembaga yang mengukur biaya pengiriman barang global, menyatakan bahwa indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Tiongkok untuk April—yang dirilis oleh pihak resmi PKT—turun di bawah ambang batas 50 poin, mencatat level terendah dalam satu setengah tahun terakhir.
Dari awal Januari hingga akhir Maret tahun ini, Shanghai Containerized Freight Index (SCFI)—indikator penting untuk dinamika pelayaran dan perdagangan internasional—turun sebesar 40%, mendekati level sebelum pandemi.
Dengan merosotnya ekspor Tiongkok ke Amerika, muncul kekhawatiran apakah hal ini akan menyebabkan kekurangan barang di pasar konsumen AS. Namun, Presiden Trump pada Rabu (30 April) mengatakan bahwa ia tidak khawatir.
“Ada yang bilang ‘rak-rak toko akan kosong’. Mungkin anak-anak hanya akan punya dua boneka, bukan 30, dan mungkin dua boneka itu harganya lebih mahal beberapa dolar dari biasanya,” ujarnya.
Trump juga mengatakan bahwa banyak barang dari Tiongkok yang dijual ke Amerika bukanlah barang kebutuhan pokok.
“Saya sudah bilang sebelumnya, mereka sedang menghadapi kesulitan besar karena pabrik-pabrik mereka tidak punya pekerjaan. Kapal-kapal mereka penuh muatan, dan banyak di antaranya adalah barang-barang yang tidak kita perlukan. Kita harus mencapai kesepakatan yang adil,” katanya.
Trump menambahkan bahwa negara-negara di dunia selama ini memanfaatkan Amerika, namun eksploitasi oleh PKT adalah yang paling parah.
Menurut data dari Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat, pada tahun 2024, total impor barang AS dari Tiongkok mencapai 438,9 miliar dolar AS, sementara pada periode yang sama, Tiongkok hanya membeli barang dari AS senilai 143,5 miliar dolar—sekitar sepertiganya saja. (Hui)
Laporan oleh jurnalis NTD Li Mei dan Yu Wei