EtIndonesia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Sabtu (3 Mei) menyatakan bahwa Ukraina akan memberlakukan sanksi baru terhadap entitas di negara ketiga yang membantu Rusia. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Minggu menyatakan bahwa Rusia memiliki kekuatan untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina dan ia berharap tidak perlu menggunakan senjata nuklir.
“Kami sedang menyusun paket sanksi—khususnya terhadap entitas dan program dari negara ketiga yang, sayangnya, membantu Rusia menghindari sebagian sanksi,” katanya.
Zelenskyy juga menyampaikan dalam pengarahan hariannya pada Sabtu bahwa Ukraina akan segera menerima solusi pertahanan penting dan akan menjalin kerja sama lebih lanjut dengan negara-negara kunci.
Ia menambahkan bahwa jika Rusia bersedia mengambil langkah yang setara untuk mencapai gencatan senjata minimal 30 hari, Ukraina siap “segera” menuju gencatan senjata.
Pada Jumat (2 Mei), Zelenskyy mengungkapkan bahwa ia sempat bertemu singkat dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Vatikan, dan mereka membahas sistem pertahanan udara serta sanksi terhadap Rusia. Keduanya sepakat bahwa kesepakatan gencatan senjata selama 30 hari bisa menjadi langkah awal untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam wawancara terbarunya di televisi nasional pada Minggu (4 Mei) menyatakan bahwa ia berharap tidak akan pernah ada kebutuhan untuk menggunakan senjata nuklir.
“Rusia tidak perlu menggunakan senjata nuklir. Saya berharap situasi yang mengharuskan penggunaan nuklir tidak akan pernah terjadi,” ujarnya.
Putin menegaskan bahwa Rusia memiliki kekuatan dan cara untuk memastikan konflik dengan Ukraina berakhir sesuai dengan tuntutan Rusia, dan hal itu hanya soal waktu.
Sebelumnya, Rusia telah mengusulkan gencatan senjata selama tiga hari. Namun, pada Minggu, Ukraina menuduh Rusia kembali melancarkan serangan drone ke Kyiv pada dini hari, yang menyebabkan setidaknya 11 orang terluka, termasuk 2 anak-anak. Zelensky mengecam bahwa Rusia terus melakukan serangan setiap hari, dan menyebut tawaran gencatan senjata tiga hari itu sebagai tidak tulus.
Laporan oleh wartawan NTD, Yan Feng dan Liu Fang