Israel Akan Perluas Operasi Militer di Gaza, Targetkan Hamas dan Bebaskan Sandera

Pada Senin (5 Mei), kabinet Israel mengesahkan  resolusi untuk memperluas operasi militer di Gaza, dengan tujuan merebut kendali penuh atas seluruh wilayah Gaza serta menghancurkan kelompok bersenjata Hamas. Selain itu, menyelamatkan semua sandera yang tersisa. Pada saat yang sama, militer Israel juga melancarkan serangan terhadap beberapa target milik kelompok Houthi di Yaman.

EtIndonesia. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin menyatakan bahwa Israel berencana melakukan “operasi besar” di Gaza guna sepenuhnya mengalahkan Hamas dan membebaskan para sandera yang tersisa.

 “Tadi malam, kami mengadakan rapat kabinet semalaman dan memutuskan untuk meluncurkan operasi besar di Gaza. Ini merupakan rekomendasi dari Kepala Staf Militer, yang percaya bahwa langkah ini bertujuan untuk mengalahkan Hamas serta membantu menyelamatkan para sandera. Saya menyetujui hal ini,” katanya. 

Pada Senin pagi, wilayah selatan Israel yang berbatasan dengan Gaza dipenuhi tank-tank militer Israel yang melakukan operasi militer.

Militer Israel menyatakan bahwa dalam operasi militer baru ini, ratusan ribu warga Palestina akan dipindahkan ke wilayah selatan Gaza.

 “Operasi ini akan mencakup serangan berskala besar, termasuk pemindahan sebagian besar populasi Gaza. Tujuannya adalah menempatkan mereka di wilayah yang tidak berada di bawah kendali Hamas, demi menjamin keselamatan mereka. Operasi juga akan mencakup serangan udara berkelanjutan, eliminasi para teroris, dan penghancuran infrastruktur mereka,” ujar Juru bicara militer Israel, Mayor Jenderal Effi Defrin. 

Pemerintah Israel menyatakan bahwa mereka akan mengeluarkan perintah mobilisasi bagi puluhan ribu pasukan cadangan guna memperluas operasi militer di Gaza.

 “Israel telah menyatakan dengan tegas bahwa jika para sandera dibebaskan dan Hamas meletakkan senjata, maka perang akan berakhir. Kabinet juga telah menyetujui kemungkinan distribusi bantuan kemanusiaan lebih lanjut bila diperlukan,” kata juru bicara pemerintah Israel, Eylon Menzar. 

Pada hari yang sama, militer Israel juga menyatakan telah melancarkan serangan udara terhadap target Houthi di kota pelabuhan Hodeidah, Laut Merah, Yaman.

Kelompok Houthi kemudian menyebut bahwa pada Senin sore, Amerika Serikat dan Israel telah meluncurkan sedikitnya enam serangan udara terhadap pelabuhan penting di Hodeidah.

Sehari sebelumnya, kelompok Houthi di Yaman menembakkan sebuah rudal ke Israel dan mendarat di Bandara Internasional Ben Gurion, yang menyebabkan gangguan sementara pada lalu lintas udara dan melukai empat orang secara ringan.

Serangan ini terjadi beberapa jam sebelum para menteri kabinet Israel mengadakan rapat untuk membahas perluasan operasi di Gaza.

Ini merupakan pertama kalinya sejak perang Gaza dimulai, sebuah rudal berhasil mencapai area bandara Israel.

Militer Israel menyatakan bahwa penyelidikan awal menunjukkan kemungkinan besar kegagalan teknis dalam sistem intersepsi rudal.

Sejak pertengahan Maret, pemerintahan Trump di Amerika Serikat juga telah meningkatkan serangan terhadap kelompok Houthi. (Hui)

Laporan oleh Zhao Fenghua, NTDTV.

FOKUS DUNIA

NEWS