“Satu Tetes Air Pun Tak Boleh Mengalir!” India Setop Air ke Pakistan, Islamabad Murka: “Kami Akan Hentikan Napasmu” – Iran Tiba-Tiba Muncul sebagai Penengah

EtIndonesia. Hubungan antara India dan Pakistan kembali memanas setelah insiden penembakan di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Pada 4 Mei, media India melaporkan bahwa India telah menghentikan aliran air dari Bendungan Baglihar di Sungai Chenab menuju Pakistan, dan secara tegas menyatakan bahwa “tidak akan membiarkan satu tetes air pun dari Sungai Indus mengalir ke Pakistan.” Dalam rekaman video yang beredar, terlihat bahwa aliran air di Sungai Chenab menyusut drastis.

Sebelumnya, Dewan Keamanan Nasional Pakistan menegaskan bahwa sumber daya air merupakan “kepentingan nasional yang vital”. 

Bahkan, Islamabad mengancam dengan keras: “Jika India berani menghentikan pasokan air, maka kami akan menghentikan napas kalian.”

Di tengah ketegangan tersebut, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, secara mendadak tiba di Islamabad, ibu kota Pakistan, pada 5 Mei waktu setempat untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan para pejabat Pakistan. Menurut laporan, setelah kunjungan ke Pakistan, Araghchi juga dijadwalkan mengunjungi India dalam minggu yang sama.

Langkah India ini merupakan bagian dari serangkaian tindakan balasan terhadap Pakistan, setelah menuding negara tetangganya itu terlibat dalam serangan penembakan baru-baru ini. Salah satu langkah utama yang diambil adalah penghentian implementasi Traktat Air Sungai Indus, perjanjian penting yang selama ini mengatur pembagian hak penggunaan air dari Sungai Indus dan anak-anak sungainya antara kedua negara. Traktat tersebut menjamin sekitar 80% kebutuhan irigasi lahan pertanian Pakistan.

Berdasarkan isi traktat, India memiliki hak eksklusif atas tiga sungai di bagian timur (Ravi, Sutlej, dan Beas), dua di antaranya mengalir ke Pakistan. Sementara itu, Pakistan menguasai tiga sungai di bagian barat (Indus, Jhelum, dan Chenab), meskipun ketiganya sempat mengalir melewati wilayah India terlebih dahulu. India yang berada di hulu memiliki posisi strategis dan dalam 10 tahun terakhir kerap mengancam akan memutus pasokan air ke Pakistan.

Sebelumnya, India juga pernah membuka bendungan dan melakukan pelepasan air tanpa pemberitahuan, menyebabkan banjir mendadak di Sungai Jhelum yang mengalir ke wilayah Pakistan. Hal ini memaksa ribuan warga di sepanjang bantaran sungai untuk mengungsi.

Sementara itu, militer Pakistan pada 5 Mei mengumumkan bahwa mereka telah melakukan uji coba rudal balistik jarak pendek. Ini merupakan uji coba kedua sejak ketegangan antara India dan Pakistan kembali memuncak. Dalam pernyataannya, militer Pakistan menyebut bahwa rudal darat-ke-darat tersebut memiliki jangkauan 120 kilometer. Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menyatakan bahwa negaranya siap sepenuhnya dalam hal pertahanan nasional.

Kunjungan mendadak Menteri Luar Negeri Iran ke Islamabad juga menarik perhatian global. Duta Besar Iran untuk Pakistan, Reza Moghaddam, menyatakan bahwa situasi genting antara India dan Pakistan menjadi bagian utama dalam agenda pertemuan.

Setelah dari Pakistan, Menteri Araghchi dijadwalkan melanjutkan kunjungan diplomatik ke India, mempertegas posisi Iran sebagai calon mediator dalam meredakan konflik India-Pakistan. Pada 26 April lalu, Kementerian Luar Negeri Iran telah secara resmi menyatakan keinginan untuk memediasi kedua negara demi mencegah eskalasi lebih lanjut.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, pada 5 Mei juga menyatakan kesediaannya untuk memediasi konflik antara India dan Pakistan, guna mendorong dialog dan menjaga perdamaian regional.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS