Perang India-Pakistan Meletus: Ada Bayang-dayang Beijing, India Melancarkan serangan Preemtif Karena Alasan Ini

EtIndonesia. Pada dini hari tanggal 7 Mei, India meluncurkan sejumlah rudal ke wilayah Pakistan dan mengerahkan jet tempur untuk melakukan serangan udara. Pihak Pakistan menyatakan bahwa serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 8 orang. Sebagai balasan, militer Pakistan mengklaim berhasil menembak jatuh 6 pesawat tempur India.

Laporan dari CNN menyebutkan bahwa militer Pakistan mengungkapkan India telah menargetkan 9 lokasi di wilayah Pakistan dengan rudal, dan juga melancarkan serangan udara menggunakan jet tempur. Sebagai respons, angkatan udara Pakistan segera mengudara dan dalam pertempuran udara itu, mereka mengklaim berhasil menembak jatuh 6 jet tempur milik India.

Menurut Pakistan, keenam pesawat tersebut mencakup 3 unit jet Rafale buatan Prancis, 1 jet MiG-29, 1 jet Su-30 buatan Rusia, serta 1 unit drone.

Jika klaim ini benar, maka ini akan menjadi kerugian terberat bagi angkatan udara India dalam beberapa dekade terakhir.

Peran Tiongkok: Rudal PL-15 Jadi Penentu dalam Perang Udara

Dilaporkan pula bahwa jet tempur J-10C yang dibeli Pakistan dari Tiongkok menjadi salah satu kunci dalam pertempuran ini. Terlebih lagi, keterlibatan rudal udara-ke-udara PL-15 buatan Tiongkok dengan jangkauan lebih dari 200 kilometer, yang belakangan ini dikabarkan telah diberikan ke Pakistan oleh militer Tiongkok, membuat jet tempur India dapat diserang bahkan sebelum masuk jarak pandang.

Pesawat Apa yang Digunakan Angkatan Udara Pakistan?

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif telah menyatakan bahwa jet tempur J-10C buatan Tiongkok berhasil memaksa mundur jet Rafale milik India yang dikenal sangat canggih.

Meski militer Pakistan belum secara resmi mengungkap tipe pesawat yang dikerahkan, namun berdasarkan analisis kekuatan udara mereka, kemungkinan besar yang digunakan adalah JF-17 Thunder hasil kerja sama dengan Tiongkok, serta J-10CE, versi ekspor dari J-10C buatan Chengdu Aircraft Industry Group (CAC).

Menurut informasi publik, J-10CE pertama kali diperkenalkan dalam Dubai Airshow 2019. Angkatan Udara Pakistan menerima batch pertama sebanyak 6 unit pada 11 Maret 2022, dan hingga kini telah mengoperasikan sekitar 20 unit pesawat tersebut.

Selain itu, Pakistan juga memiliki lebih dari 160 unit JF-17 Thunder, jet tempur ringan hasil kerja sama dengan Tiongkok, yang mulai diterima sejak tahun 2007.

India Mengaku Mendapat Informasi Intelijen, Maka Melakukan Serangan Pendahuluan

Pada pagi hari 7 Mei, Kementerian Luar Negeri India menggelar konferensi pers darurat. Wakil Menteri Luar Negeri India, Vikram Misri, menyampaikan bahwa serangan tersebut dilakukan karena pemerintah telah menerima informasi intelijen yang menunjukkan akan terjadi serangan teroris besar berikutnya terhadap India.

Dalam konferensi pers yang juga dihadiri dua pejabat militer, Misri memaparkan operasi yang dinamakan “Operasi Sindoor”, sebuah misi serangan presisi terhadap kelompok teroris yang berbasis di wilayah Pakistan.

Misri menjelaskan bahwa setelah dua minggu sejak serangan teroris berdarah di wilayah Kashmir yang dikuasai India, Pemerintah Pakistan tidak menunjukkan itikad untuk menindak kelompok teroris yang beroperasi di wilayahnya atau di daerah yang dikendalikannya. Sebaliknya, Pakistan justru terus menyangkal dan bahkan menuduh India sebagai pihak yang memprovokasi ketegangan.

Misri juga mengungkapkan bahwa India menerima intelijen yang menyebutkan serangan berikutnya terhadap India akan segera dilancarkan, sehingga diperlukan tindakan preventif dan pencegahan yang cepat serta tegas.

Dia menegaskan bahwa tindakan India adalah terukur dan bertanggung jawab, bukan untuk memperkeruh keadaan, tetapi untuk mencegah terjadinya serangan lintas batas berikutnya.

Serangan Teroris Brutal: 26 Korban Jiwa, Termasuk Turis Asing

Misri mengingatkan bahwa pada 22 April, telah terjadi serangan teroris di Kashmir yang dikuasai India, di mana sekelompok teroris menembaki para turis secara brutal dan menewaskan 26 orang, termasuk seorang warga negara Nepal. Ini merupakan serangan terburuk terhadap warga sipil di India sejak tragedi Mumbai pada 26 November 2008.

Dia menyebut bahwa sebagian besar korban dibunuh secara brutal, ditembak dari jarak dekat di hadapan keluarga mereka.

Menurut Misri, serangan tersebut dilakukan oleh organisasi teroris Pakistan Lashkar-e-Taiba (LeT) melalui jaringan afiliasinya yang dikenal dengan nama “The Resistance Front” (TRF). India pun telah menyampaikan informasi terkait kelompok ini dalam dua laporan resmi kepada PBB pada Mei dan November 2024.

Pakistan Disebut Sebagai Surga Aman Teroris Internasional

Vikram Misri menegaskan bahwa Pakistan telah lama dikenal sebagai tempat berlindung bagi para teroris internasional, dan fakta ini tidak dapat disangkal. Dia menuduh Pemerintah Pakistan dengan sengaja menyesatkan pandangan lembaga internasional seperti FATF (Financial Action Task Force) terkait upaya penanggulangan pendanaan terorisme.Setelah serangan teroris yang menewaskan 26 orang tersebut, hubungan diplomatik, ekonomi, dan militer antara India dan Pakistan terus memanas. Di dalam negeri, suasana India kini sangat tegang. Bahkan pada sore hari 7 Mei, India mulai melakukan latihan kesiapsiagaan sipil untuk mengantisipasi skenario terburuk yang mungkin terjadi.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS