AS Dorong Rusia-Ukraina untuk Berdialog Langsung, Kyiv Siap Bentuk Zona Demiliterisasi 30 Kilometer

EtIndonesia. Moskow diserang oleh 14 drone militer Ukraina pada Rabu dini hari (7/5), yang membuat suasana menjelang parade Hari Kemenangan di Lapangan Merah semakin tegang. Dalam parade hari Jumat (9/5), militer dan pemimpin Partai Komunis Tiongkok akan hadir, yang memicu protes keras dari pihak Ukraina. Di saat yang sama, Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, menyerukan dialog langsung antara Rusia dan Ukraina.

Walikota Moskow pada hari Rabu menyatakan bahwa pasukan pertahanan udara Rusia telah mencegat 14 drone Ukraina yang mengarah ke Moskow. Ini merupakan hari ketiga berturut-turut Kyiv melancarkan serangan terhadap ibu kota Rusia. Beberapa orang bahkan berhasil merekam puing-puing drone yang dijatuhkan.

Kremlin mengecam serangan Kyiv tersebut, dan menyatakan bahwa militer Rusia telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjamin keamanan perayaan Hari Kemenangan.

Parade di Lapangan Merah Moskow yang akan digelar hari Jumat akan dihadiri oleh Presiden Brazil Lula dan pemimpin Partai Komunis Tiongkok, serta partisipasi tentara PKT dalam parade militer.

Ukraina dengan keras menolak hal ini, menyebut bahwa keterlibatan militer asing dalam parade Moskow adalah penghinaan terhadap kenangan kemenangan atas Nazi. Mereka menilai hal itu setara dengan mendukung agresi Rusia terhadap Ukraina dan kejahatan perang.

Pada hari yang sama, Rusia meluncurkan serangan drone malam hari ke Kyiv, Zaporizhzhia, dan Dnipro di Ukraina, menyebabkan sedikitnya dua orang tewas dan 12 lainnya terluka.

Menghadapi situasi perang yang kompleks antara Rusia dan Ukraina, Wakil Presiden AS, JD Vance pada hari Rabu menyatakan bahwa Amerika berharap kedua negara dapat duduk dan berdialog langsung.

 Wakil Presiden AS, JD Vance mengatakan : “Amerika sangat bersedia terlibat dalam dialog ini, namun sangat penting bagi Rusia dan Ukraina untuk memulai pembicaraan langsung. Kami percaya ini adalah langkah penting berikutnya yang perlu diambil.”

Vance menyebutkan bahwa tuntutan Rusia dalam usulan perdamaian dinilai terlalu banyak, namun dia tidak terlalu pesimis terhadap kemungkinan mengakhiri konflik.

Utusan khusus untuk Ukraina dari pemerintahan Trump, Keith Kellogg, dalam sebuah wawancara baru-baru ini mengungkapkan bahwa terkait isu wilayah, Ukraina bersedia melakukan gencatan senjata di garis depan saat ini dan menyetujui pembentukan zona demiliterisasi sejauh 30 kilometer.

Keith Kellogg, mengatakan: “Pada dasarnya, Ukraina mengatakan kami akan mundur 15 kilometer, dan kalian (Rusia) juga mundur 15 kilometer ke arah Rusia, sehingga terbentuk zona observasi seluas 30 kilometer atau sekitar 18 mil.”

Berdasarkan usulan perjanjian tersebut, negara-negara sekutu akan melakukan pemantauan terhadap dinamika di dalam zona demiliterisasi.

Pada hari Rabu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron bertemu dengan Kanselir Jerman yang baru terpilih, Friedrich Merz, di Istana Élysée. Kedua negara menegaskan akan terus menjaga komunikasi erat dan secara tegas mendukung Ukraina.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan : “Kami akan mendukung gencatan senjata selama 30 hari dan membangun perdamaian yang stabil dan berkelanjutan. Prancis dan Jerman sedang menjalin kontak erat.”

Kanselir Jerman, Friedrich Merz mengatakan: “Segera setelah tercapai kesepakatan gencatan senjata, kami siap terlibat dalam pengawasan di bawah kepemimpinan dan partisipasi Amerika Serikat. Kami juga akan bekerja sama dengan mitra kami untuk memberikan jaminan keamanan yang kuat bagi Ukraina.”(hui/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS