India dan Pakistan, Dua Negara Nuklir, Terlibat Perang – Ganggu Penerbangan, Trump Serukan Gencatan Senjata

EtIndonesia. Pada Rabu dini hari (7 Mei), India melancarkan serangan udara terhadap wilayah Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan, dengan alasan menargetkan basis teroris. Pakistan segera mengumumkan akan melakukan serangan balasan. Adu tembak antara kedua belah pihak menyebabkan banyak korban sipil. Ini adalah konflik paling serius antara kedua negara bertetangga pemilik senjata nuklir tersebut dalam lebih dari dua dekade. Komunitas internasional menyatakan keprihatinan.

Suara ledakan menggema ketika perang antara India dan Pakistan pecah. Rabu dini hari, India secara tiba-tiba menyerang wilayah Kashmir yang berada di bawah kendali Pakistan.

Sekretaris Luar Negeri India, Vinay Mohan Kwatra: “Fokus dari tindakan ini adalah menghancurkan infrastruktur teroris dan melenyapkan para teroris yang mungkin dikirim ke India.”

India menyatakan bahwa militer mereka melakukan serangan udara presisi terhadap sembilan lokasi basis teroris, sebagai langkah pencegahan terhadap serangan lintas batas di masa depan. India menegaskan bahwa tindakan ini dilakukan secara terkendali dan bertanggung jawab.

Pada 22 April, terjadi serangan teroris di wilayah Kashmir yang dikuasai India, menewaskan warga sipil. India menyalahkan kelompok teroris yang berbasis di Pakistan atas kejadian tersebut.

Menanggapi tindakan militer India, Pakistan bersumpah akan membalas, dan akan menentukan waktu, tempat, dan cara serangannya sendiri.

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif: “Malam sebelumnya, India melakukan kesalahan besar yang bersifat ofensif. Mereka akan menanggung akibat dari tindakannya itu.”

Militer Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur India, namun pihak India belum mengkonfirmasi klaim tersebut. Pakistan menyatakan 26 warga sipil tewas akibat serangan udara India, dan 46 orang lainnya terluka.

Polisi dan saksi mata setempat juga melaporkan bahwa kedua negara pemilik senjata nuklir tersebut saling menembaki melintasi “Garis Kontrol”, yang menyebabkan puluhan korban luka dan tewas.

Beberapa hari terakhir, India dan Pakistan saling menutup wilayah udaranya. Eskalasi konflik pada hari Rabu memaksa banyak rute penerbangan internasional untuk mengalihkan jalur atau membatalkan penerbangan, menyebabkan banyak penumpang terlantar. Penerbangan domestik di kedua negara juga terganggu. India menutup beberapa bandara, dan maskapai terbesar di India, IndiGo, membatalkan 165 penerbangan hingga Sabtu pagi. Saham perusahaan tersebut turun 1,1%.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada hari Rabu menyatakan harapannya agar India dan Pakistan segera menghentikan serangan satu sama lain, dan menyatakan kesediaannya untuk membantu menyelesaikan konflik.

Presiden Trump: “Ini sungguh buruk. Saya mengenal mereka. Kami memiliki hubungan yang baik dengan kedua negara, dan saya ingin melihat serangan dihentikan. Jika saya bisa membantu, saya akan melakukannya.”

Pemerintah Inggris menyatakan siap untuk campur tangan dalam meredakan ketegangan.

Selain itu, Uni Eropa, Prancis, Jerman, dan negara-negara lain juga menyerukan kepada India dan Pakistan untuk menahan diri, menghindari eskalasi lebih lanjut, dan melindungi warga sipil.

India dan Pakistan, dua negara Persemakmuran Inggris, telah lama memiliki konflik yang dalam. Keduanya pernah terlibat tiga perang besar. Selama ini, Rusia berada di pihak India, sementara Pakistan didukung oleh Tiongkok (PKT).(Hui/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS