Satu Butir Telur Dijual Rp 5000 Berapa Harga 10 Butir? Jawaban “Rp50.000” Langsung Gugur

EtIndonesia. Di tengah persaingan dunia kerja yang makin ketat, banyak perusahaan kini tidak hanya menilai kandidat berdasarkan CV dan latar belakang pendidikan, tetapi juga kemampuan berpikir kritis dan respons di situasi tak terduga. Belakangan, seorang netizen membagikan pengalaman wawancara kerja yang unik dan penuh kejutan, di mana pertanyaan sederhana namun menjebak justru menjadi penentu akhir.

Dalam kisah yang viral ini, sebuah perusahaan besar telah menyaring puluhan pelamar dan menyisakan tiga finalis terbaik. Namun hanya satu orang yang akan dipilih, dan untuk menentukan siapa yang paling layak, pewawancara memberikan satu pertanyaan tak biasa:

“Satu butir telur dijual seharga 5 ribu rupiah. Maka, berapa harga untuk 10 butir telur?
Kalian punya satu menit untuk berpikir. Setelah itu saya akan minta jawaban satu per satu.”

Jawaban Pertama: Lurus, Tapi Terlalu Biasa

Peserta pertama dengan yakin menjawab: “Kalau satu butir Rp5.000, tentu saja 10 butir jadi Rp50.000 dong! Gampang sekali!”

Namun pewawancara langsung menggelengkan kepala dan berkata: “Saya memberi pertanyaan ini bukan untuk mendengar perhitungan dasar. Saya ingin tahu bagaimana pola pikir dan cara Anda menganalisis. Sayangnya, Anda tidak cocok untuk posisi ini.”

Jawaban Kedua: Lebih Dalam, Tapi Belum Cukup

Peserta kedua berpikir sejenak dan menjawab: “Mungkin 10 butir telur tidak dijual Rp50.000. Kalau pelanggan beli langsung banyak, biasanya ada potongan harga agar mereka kembali lagi membeli.”

Pewawancara mengangguk pelan dan berkata: “Jawaban Anda masuk akal dan sudah ada pertimbangan bisnis. Tapi masih belum sesuai dengan jawaban yang saya cari.”

Jawaban Ketiga: Fleksibel dan Strategis — Langsung Diterima

Peserta terakhir langsung menjawab tanpa ragu: “10 butir telur bisa dijual seharga Rp 50.000, bisa juga Rp40.000, bahkan bisa Rp100.000. Tergantung tujuan perusahaan—apakah ingin volume penjualan tinggi, keuntungan maksimal, atau membangun loyalitas pelanggan.”

Begitu mendengar jawaban itu, pewawancara langsung berkata: “Besok Anda mulai kerja.”

Ternyata, pertanyaan tersebut adalah tes kemampuan adaptasi dan berpikir strategis, bukan sekadar logika matematika. Pewawancara ingin melihat bagaimana kandidat merespons tekanan dan ketidakpastian, serta apakah mereka memiliki pemikiran fleksibel dalam konteks bisnis nyata.

Pelajaran Penting: Tidak Cukup Cerdas, Harus Lincah dan Tanggap

Kisah ini menunjukkan bahwa berpikir cepat dan luwes jauh lebih dihargai di dunia kerja modern dibanding sekadar menjawab pertanyaan secara textbook. Pendidikan formal memang penting, tetapi kemampuan membaca situasi dan bereaksi dengan tepat adalah kualitas yang menentukan.

Tips Tambahan: Setelah Wawancara, Lakukan Ini Segera

Selain menjawab dengan baik saat wawancara, satu tindakan kecil setelah wawancara bisa meningkatkan peluang diterima kerja.

Mantan Direktur Operasional Media di Google menyarankan: “Kirimkan email ucapan terima kasih dalam waktu 1 jam setelah wawancara selesai.”

Email ini harus singkat, sopan, dan bisa disisipi pertanyaan tentang posisi yang dilamar. Hal ini menunjukkan bahwa Anda:

  • Peka terhadap waktu,
  • Serius terhadap posisi tersebut,
  • Memiliki profesionalisme dan ketelitian,
  • Dan tentu saja: meninggalkan kesan positif yang kuat. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS