EtIndonesia. Menurut laporan The New York Times pada 10 Mei, Amerika Serikat telah memberikan izin kepada Jerman untuk mengalihkan 100 rudal pertahanan udara Patriot dan 125 roket jarak jauh ke Ukraina. Izin ini dikonfirmasi pada 9 Mei dan mencerminkan komitmen berkelanjutan Barat dalam mendukung militer Ukraina, sekaligus menandakan adanya perubahan sikap AS terhadap konflik Rusia-Ukraina.
Sebagai produsen utama amunisi tersebut, Amerika Serikat sebelumnya enggan memberikan secara langsung sistem rudal Patriot dan roket jarak jauh karena khawatir konflik dengan Rusia akan meningkat tajam. Oleh karena itu, AS memilih jalur tidak langsung dengan mengizinkan sekutunya, seperti Jerman, untuk menyalurkan bantuan tersebut, demi mengurangi risiko konfrontasi langsung dengan Moskow.
Jerman, yang kini memainkan peran semakin krusial dalam NATO, telah menjadi pemberi bantuan militer terbesar kedua untuk Ukraina, dengan total bantuan mencapai lebih dari 28 miliar euro. Bantuan tersebut meliputi tank, artileri, dan sistem pertahanan udara. Rudal Patriot yang dikirimkan kali ini mampu mencegat rudal balistik dan rudal jelajah, sehingga sangat penting bagi pertahanan Ukraina, apalagi mengingat Rusia baru-baru ini meningkatkan serangan dengan rudal balistik—menjadikan bulan April sebagai bulan dengan jumlah korban sipil terbanyak sejak awal perang.
Adapun 125 roket jarak jauh yang akan dikirim kemungkinan adalah amunisi untuk sistem M270 atau HIMARS, yang telah terbukti sangat efektif saat digunakan Ukraina dalam serangan balasan tahun 2022, khususnya untuk menghancurkan logistik dan gudang persenjataan Rusia secara presisi.
Kunjungan Kanselir Jerman yang baru, Friedrich Merz, ke Kyiv pada 10 Mei semakin mempertegas posisi Berlin. Dalam kunjungannya, Merz menyatakan kembali dukungan penuh Jerman kepada Ukraina dan mendesak Rusia agar segera menghentikan serangan militer. Bantuan militer ini sekaligus mencerminkan pergeseran besar dalam kebijakan pertahanan Jerman serta memperkuat solidaritas dan kesatuan NATO dalam menghadapi ancaman dari Rusia.(jhn/yn)