EtIndonesia. Dalam wawancara eksklusif dengan kantor berita nasional Turki, Anadolu Agency, Sekretaris Jenderal NATO yang baru, Mark Rutte, menyampaikan pandangan optimis mengenai konflik Rusia-Ukraina. Dia menyebut bahwa dalam 10 hingga 14 hari ke depan, ada kemungkinan muncul sebuah “jendela peluang” untuk mendorong penyelesaian konflik menuju arah yang lebih baik.
Menurut laporan Anadolu, Rutte mengatakan: “Saya yakin, minggu ini dan sekitar 10 hari hingga dua pekan ke depan, ada sebuah peluang nyata — sebuah ‘jendela waktu’ — untuk membawa isu Ukraina ke arah yang lebih positif. Tentunya, ini berada di bawah kepemimpinan Presiden Zelenskyy, namun juga sangat dipengaruhi oleh peran aktif Pemerintah Amerika Serikat. Turki juga akan memainkan peran penting dalam proses ini.”
Rusia Undang Berbagai Pihak ke Istanbul untuk Gelar Perundingan Damai
Sementara itu, menurut laporan dari The Kyiv Independent, Rusia telah mengundang sejumlah pihak untuk hadir di Istanbul, Turki pada 15 Mei guna mengadakan perundingan damai langsung. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy langsung menyatakan kesediaannya untuk hadir, dan mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk melakukan pertemuan tatap muka.
Namun, pihak Kremlin menjaga kerahasiaan siapa saja yang akan hadir hingga malam 14 Mei, saat mereka akhirnya mengumumkan delegasi resmi Rusia. Meski begitu, nama Presiden Putin tidak tercantum dalam daftar tersebut.
Trump Siap Hadir Jika Putin Datang, Tapi Dibatalkan oleh Gedung Putih
Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya menyatakan bahwa dirinya siap hadir dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut jika Putin juga hadir. Namun, pada tanggal 14 Mei, pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump tidak akan menghadiri pertemuan tersebut.
Saat ini, delegasi Rusia telah tiba di Istanbul dan bersiap untuk melakukan pembicaraan dengan delegasi Ukraina. Namun, dengan ketidakhadiran Putin, masih belum jelas apakah Ukraina akan melanjutkan partisipasi dalam perundingan tersebut.
Zelenskyy: “Saya Tunggu Siapa yang Dikirim Rusia”
Pada 14 Mei, Presiden Zelenskyy menyatakan bahwa dia sedang menunggu siapa yang akan dikirim Rusia sebagai utusan resmi mereka sebelum mengambil keputusan mengenai langkah Ukraina selanjutnya.
“Saya sedang menunggu untuk melihat siapa yang akan dikirim Rusia. Baru setelah itu saya akan memutuskan langkah apa yang akan kami ambil,” ujar Zelenskyy.
Zelenskyy secara tegas menyatakan bahwa dia hanya bersedia bertemu langsung dengan Presiden Putin untuk membahas gencatan senjata tanpa syarat serta pertukaran penuh tawanan perang antara kedua negara.(jhn/yn)