Surabaya, 14 Mei 2025 – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur bersama Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Kementerian Keuangan menggelar media briefing bertajuk “Memperkuat Pilar Nusantara melalui Sinergi Jawa Timur dalam Menjaga Stabilitas, Menavigasi Tantangan, dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan”. Acara ini menegaskan komitmen kolaboratif dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi.
Kinerja Sektor Keuangan Jawa Timur: Solid dan Berkelanjutan
Kepala OJK Jawa Timur, Yunita Linda Sari, memaparkan capaian positif sektor jasa keuangan hingga Maret 2025:
– Perbankan: Kredit tumbuh 6,37% (yoy) menjadi Rp609 triliun, dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp793 triliun (+2,94% yoy). Stabilitas tercermin dari rasio NPL terkendali di 3,29% dan CAR kuat sebesar 30,43%.
– Pasar Modal: Jumlah emiten Jawa Timur meningkat dari 38 (2019) menjadi 58 perusahaan (2025), dengan total investor mencapai 1,8 juta SID (terbanyak ketiga nasional).
– Fintech & Pembiayaan: Outstanding fintech lending melonjak 27,66% (yoy) ke Rp10,03 triliun, sementara pembiayaan modal ventura dan gadai tumbuh masing-masing 16,56% dan 55,03%.
Literasi Keuangan dan Inklusi untuk Ekonomi Inklusif
OJK Jawa Timur memperkuat program edukasi melalui Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), yang telah menjangkau 288.000 peserta. Inisiatif seperti Kredit Melawan Rentenir (K/PMR) dan Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) berhasil mencatatkan Rp4,66 triliun simpanan di 8,77 juta rekening. Program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (Desa EKI) juga digencarkan untuk mendorong kemandirian ekonomi berbasis komunitas.
Proyeksi dan Komitmen Ke Depan
Yunita menekankan, tantangan global memerlukan sinergi berkelanjutan: “OJK berfokus pada stabilitas sistem keuangan, peningkatan literasi, dan inovasi sektor jasa keuangan untuk mendukung pertumbuhan inklusif.”