EtIndonesia. CEO NVIDIA Jensen Huang pada 19 Mei lalu, tampil dalam pidato utama di ajang tahunan COMPUTEX 2025 di Taipei, dan secara tegas menyatakan bahwa dalam rangka menjawab tantangan global terkait krisis kekurangan tenaga kerja, robot humanoid akan menjadi industri raksasa berikutnya—bernilai hingga beberapa triliun dolar AS.
Manajer investasi Pictet Asset Management juga mencatat bahwa seiring berkembangnya teknologi robot humanoid, peluang investasi dalam sektor robotika semakin luas dan beragam. Hal ini menciptakan ruang baru bagi investor yang sebelumnya hanya berkutat pada strategi teknologi konvensional.
Dari AI Generatif Menuju Era “AI Fisik”
Evolusi teknologi kecerdasan buatan (AI) kini telah melewati tahap AI perseptual dan AI generatif, dan saat ini mulai memasuki era AI Agen (Agentic AI) dan bersiap menapaki fase selanjutnya yang disebut sebagai AI Fisik (Physical AI)—yakni penerapan nyata dalam bentuk robot humanoid.
Jensen Huang menggarisbawahi bahwa tantangan utama dalam pengembangan industri robot selama ini adalah kurangnya data—baik data nyata maupun data sintetis—untuk melatih model AI. Selain itu, proses pelatihan manual juga dibatasi oleh waktu kerja manusia.
Namun kini, keterbatasan tersebut perlahan mulai teratasi berkat kemajuan dalam teknologi AI Fisik. NVIDIA telah meluncurkan Omniverse, sebuah lingkungan simulasi virtual yang memungkinkan para pengembang untuk melatih, menguji, dan mengoptimalkan robot secara masif dalam dunia digital. Ini secara signifikan menekan biaya dan risiko uji coba di dunia nyata.
Lebih lanjut, NVIDIA juga telah membuka akses terhadap model pelatihan robot dan alat pengembangan mereka secara open-source, sehingga menurunkan hambatan teknis untuk memasuki industri robot humanoid, yang pada gilirannya diyakini akan mempercepat pertumbuhan sektor ini secara eksponensial.
Dari Konsep ke Kenyataan: Robotika Jadi Investasi Masa Depan
Pictet Asset Management mencatat bahwa seiring AI bergerak ke tahap aplikasi fisik, permintaan pasar terhadap solusi otomatisasi dan teknologi yang dapat diterapkan secara langsung meningkat dengan pesat.
Meskipun pasar teknologi sempat mengalami tekanan akibat kebijakan tarif dan ketegangan geopolitik sejak masa pemerintahan Presiden Donald Trump, sektor robotika justru menunjukkan tren positif: bergerak dari sekadar konsep ke implementasi nyata.
Dengan masuknya industri robot humanoid ke fase ekspansi, perusahaan-perusahaan yang menguasai komponen kunci dan teknologi perangkat lunak pendukung dinilai berpotensi besar untuk menuai manfaat dari transformasi struktural jangka panjang. Hal ini juga membuka peluang investasi strategis bagi investor global.
Robotika Menjadi Tema Investasi Global
Salah satu contoh nyata adalah Pictet Robotics Fund, sebuah dana investasi bertema robotika yang telah fokus pada sektor ini sejak tahun 2015. Hingga 16 Mei 2025, dana kelolaan mereka telah mencapai hampir USD 9,8 miliar (sekitar 294,2 triliun rupiah), menjadikannya sebagai dana bertema robot terbesar di dunia.
Dengan potensi pasar yang mencapai triliunan dolar dan dukungan teknologi seperti AI fisik, robot humanoid tidak lagi sebatas imajinasi fiksi ilmiah. Mereka siap hadir di dunia nyata—bukan hanya menggantikan tenaga kerja di pabrik, tetapi juga mungkin kelak menjadi bagian dari rumah, layanan publik, hingga perawatan lansia.
Transformasi ini tidak hanya akan merevolusi industri teknologi, tetapi juga pola hidup dan struktur ekonomi global. (jhon)
Sumber : aboluowang.com