Situasi politik Partai Komunis Tiongkok (PKT) tengah menunjukkan gejala aneh, dengan beredarnya berbagai rumor dan informasi dari dalam. Baru-baru ini, santer terdengar kabar bahwa pemimpin PKT, Xi Jinping, sedang kehilangan kekuasaan. Sejumlah analis menilai bahwa jaringan loyalis Xi, yang dikenal sebagai “Pasukan Xi” (Xi Jinping faction), kini runtuh secara masif dan sistematis — mengungkap titik lemahnya dan memberikan pukulan telak terhadap Xi sendiri
EtIndonesia. Setelah Kongres Nasional ke-20 PKT, faksi “Pasukan Xi” terdiri dari kelompok Zhejiang, Fujian, Shaanxi, Tsinghua, serta kelompok Sekolah Partai, yang semuanya terdiri dari orang-orang dekat Xi.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang kepercayaan Xi dari kalangan partai, pemerintahan, dan militer jatuh dari jabatan. Termasuk di antaranya adalah mantan Menteri Pertahanan Li Shangfu dan Wei Fenghe, mantan Menteri Luar Negeri Qin Gang, serta Direktur Departemen Politik Komisi Militer Pusat, Miao Hua. Setidaknya belasan pejabat tinggi militer dan industri pertahanan juga telah ditangkap. Selain itu, banyak pejabat dikabarkan menghilang.
Contohnya, Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, He Weidong, telah menghilang sejak Maret dan kini beredar kabar bahwa ia telah meninggal dunia. Seperti halnya Qin Gang, otoritas PKT tidak memberikan klarifikasi ataupun bantahan resmi.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di media Taiwan Shang Bao pada 26 Mei, komentator independen Du Zheng — yang mengaku pernah menjadi bagian dari sistem internal PKT — menulis bahwa meski mengesampingkan dampak negatif kebijakan Xi terhadap hubungan luar negeri dan situasi ekonomi serta sosial domestik, hanya dari sisi pengelolaan internal partai saja, Xi sudah menunjukkan kelemahan fatal yang bisa menggagalkan kekuasaannya.
Menurutnya, sejak naik kekuasaan, Xi melakukan reformasi besar-besaran di tubuh militer dan secara langsung mempromosikan banyak jenderal guna membeli loyalitas. Namun, kini jelas bahwa kebijakan itu gagal total. Hingga 20 Mei, dari 205 anggota Komite Sentral yang dipilih dalam Kongres ke-20, sebanyak 26 orang telah “bermasalah”. Dari 165 anggota alternatif, sudah tujuh orang yang dikonfirmasi “bermasalah”.
Berdasarkan penelusuran, dari 79 jenderal (setingkat jenderal penuh) yang dipromosikan Xi sejak menjabat, 10 telah resmi dipecat atau diselidiki, dan sedikitnya 11 lainnya dikaitkan dengan skandal. Totalnya mencapai 21 orang — hampir 30% — mayoritas merupakan anggota Komite Sentral saat ini.
Du Zheng menulis bahwa para pejabat ini direkomendasikan oleh Chen Xi — orang kepercayaan Xi yang menguasai Departemen Organisasi PKT — atau langsung dipilih Xi sendiri. Di militer, promosi dilakukan lewat rekomendasi Miao Hua, kepala personel militer di bawah kendali Xi.
Ia menyimpulkan bahwa runtuhnya faksi “Pasukan Xi” dalam skala sebesar ini, baik karena korupsi maupun ketidaksetiaan politik, secara langsung menghantam otoritas Xi Jinping. Media resmi PKT pun menyatakan bahwa seluruh anggota Komite Sentral saat ini telah disaring secara pribadi oleh Xi — menjadikan Xi sebagai penanggung jawab utama.
Informasi dari dalam menyebut bahwa Xi Jinping telah kehilangan kekuasaan sejak tahun lalu, dan kendali PKT telah beralih ke tangan Wakil Ketua Komisi Militer Zhang Youxia dan para tetua senior partai. Kini rumor tentang pengunduran diri Xi semakin meluas.
Pada 2 April 2025, PKT mengumumkan bahwa anggota Politbiro dan Menteri Departemen Urusan Persatuan, Shi Taifeng (68), dipindahkan menjadi Menteri Departemen Organisasi PKT. Sebaliknya, Li Ganjie (60), mantan Menteri Departemen Organisasi, diangkat menjadi Menteri Urusan Persatuan. Pergeseran ini dianggap tidak lazim dan mencerminkan pertarungan kekuasaan yang semakin intens di kalangan elit partai.
Shi Taifeng dikenal sebagai orang kepercayaan mantan pemimpin PKT, Hu Jintao. Ia pernah dua kali menemani Hu saat berziarah ke leluhurnya di Jiangsu, menunjukkan hubungan pribadi yang erat. Shi juga adalah teman sekelas mendiang mantan Perdana Menteri Li Keqiang di Fakultas Hukum Universitas Peking.
Menurut Du Zheng, penempatan Shi Taifeng di Departemen Organisasi (yang mengatur penempatan pejabat) menunjukkan bahwa para tetua PKT tengah mengambil alih kembali kendali politik. Hal ini juga menunjukkan tanda-tanda kembalinya kekuatan “kelompok Tuanpai” (faksi Hu Jintao).
Di tengah santernya isu bahwa Xi kehilangan kekuasaan, pada 19 Mei, media resmi PKT seperti People’s Daily dan Xinhua menerbitkan artikel penting yang kembali menegaskan pernyataan Hu Jintao: “Harus mematuhi pengambilan keputusan ilmiah, demokratis, dan berdasarkan hukum.” Hal ini menimbulkan banyak spekulasi.
Komentator independen Cai Shenkun juga mengungkapkan di media sosial pada 6 Mei bahwa akan terjadi perubahan besar dalam Sidang Pleno Keempat PKT. Menghadapi tekanan internasional, ekonomi domestik yang lesu, serta rumor bahwa Xi sedang sakit, para tetua partai dikabarkan tidak bisa lagi menahan diri dan berencana melakukan kudeta terhadap Xi.
Du Zheng mengatakan bahwa sebagai rezim otoriter, pertarungan internal PKT selalu brutal. Dalam konteks tahun 2025, dua momen penting akan menentukan arah politik Tiongkok: Pertemuan Beidaihe dalam dua bulan ke depan dan Sidang Pleno Keempat yang menyusul. Ia yakin akan ada peristiwa besar di Beidaihe.
Ia menyimpulkan, jika kudeta dari para tetua benar-benar terjadi di Beidaihe, maka Sidang Pleno Keempat akan berubah menjadi forum pertanggungjawaban terhadap Xi Jinping. Jika Xi dilengserkan, sistem PKT akan runtuh bersamanya, dan pemerintahan akan bertransisi ke arah demokratis. Maka tidak akan ada lagi isu tentang siapa penerus kekuasaan.
Media luar negeri saat ini ramai membahas kemungkinan Xi mundur dalam Sidang Pleno Keempat dan siapa pemimpin baru serta arah kebijakan selanjutnya.
Mantan pejabat Komisi Disiplin PKT, Wang Youqun, juga menulis dalam Epoch Times pada 24 Mei bahwa “kanker korupsi PKT” tidak bisa lagi disembuhkan dengan cara lama. Jalan masa depan Tiongkok, menurutnya, bergantung pada perubahan pola pikir — yaitu “kembali ke akar budaya leluhur.” Jika pemimpin baru mampu kembali pada budaya tradisional Tiongkok yang berusia 5.000 tahun, maka akan tersedia segala kebijaksanaan, keberanian, dan kekuatan untuk menyelesaikan krisis. (Hui/asr)
Sumber : NTDTV.com