Pandemi di Tiongkok Makin Serius? Pakar Pencegahan Penyakit  Pemerintah Secara Langka Menyinggung Meninggalnya Artis Taiwan “Big S”

Baru-baru ini, pandemi COVID-19 (virus PKT) kembali meningkat di Tiongkok, bahkan muncul banyak kasus kematian mendadak di kalangan anak muda. Pakar pencegahan epidemi dari Partai Komunis Tiongkok (PKT), Zhong Nanshan, baru-baru ini mengungkapkan situasi pandemi saat ini di Tiongkok. Bahkan, secara langka menyinggung tentang meninggalnya artis Taiwan terkenal, Xu Xiyuan, yang dikenal dengan nama panggung “Big S”.

EtIndonesia. Pada  24 Mei, dalam acara pembukaan Pekan Sains dan Teknologi Guangzhou 2025, akademisi PKT sekaligus Direktur Laboratorium Nasional Guangzhou, Zhong Nanshan, menyampaikan pidato melalui video, mengungkapkan situasi terbaru terkait pandemi COVID-19 dan influenza di Tiongkok.

Dalam pidatonya, ia secara tidak biasa menyebutkan artis Taiwan Big S, yang meninggal dunia akibat komplikasi flu pada b Februari tahun ini. Ia menyatakan rasa penyesalannya atas kepergian sang artis, dan mengingatkan masyarakat untuk sangat memperhatikan pengobatan influenza secara tepat waktu.

Big S, yang saat itu sedang berlibur bersama keluarganya di Jepang, meninggal dunia secara mendadak karena komplikasi flu dalam usia 49 tahun. Zhong Nanshan menyinggung kasus kematian Big S ketika membahas situasi pandemi di Tiongkok — hal ini dianggap sebagai sinyal bahwa kondisi pandemi di Tiongkok cukup serius.

Sebelumnya, pada 19 Mei, dalam wawancara dengan Guangzhou Daily, Zhong Nanshan menyampaikan bahwa saat ini pandemi COVID-19 di Tiongkok masih berada dalam tahap peningkatan. Gelombang infeksi terbaru ini cukup berbahaya, terutama bagi warga lanjut usia di atas 65 tahun yang memiliki penyakit bawaan.

Dalam beberapa bulan terakhir, rumah sakit di berbagai wilayah Tiongkok kembali penuh sesak. Jumlah pasien COVID-19 meningkat drastis, dan pihak berwenang Tiongkok secara tidak biasa mengakui bahwa pandemi kembali menghangat — situasi ini memicu perhatian dari publik domestik maupun internasional.

Seorang dokter di Beijing mengatakan kepada media daratan Tiongkok:  “Pandemi COVID-19 telah berlangsung sejak  Maret, dan sudah berjalan hampir tiga bulan. Diperkirakan puncaknya akan terjadi pada akhir Mei.”

Selain itu, banyak warga dari berbagai daerah mengatakan kepada New Tang Dynasty TV bahwa orang-orang di sekitar mereka banyak yang terinfeksi, bahkan tidak sedikit anak muda dan orang setengah baya yang meninggal dunia secara mendadak. Namun, pihak rumah sakit tidak berani menyebut COVID-19 sebagai penyebabnya.

Seorang warga Shenzhen bernama Tuan Guo mengatakan,  “Sekarang banyak orang yang meninggal dunia karena COVID. Dua orang seumuran saya (55 tahun) meninggal akibat serangan jantung.”

Seorang warga di Kota Changzhi, Provinsi Shanxi, bernama Tuan Luo, mengatakan:
“Sekarang kalau ke rumah sakit tetap saja seperti itu — sekalipun seseorang memang meninggal karena COVID, mereka tidak akan menyatakannya sebagai kematian akibat COVID, tapi akan menyebut penyakit lain.”

Warga Zhengzhou bernama Mr Cai mengungkapkan bahwa banyak orang di sekitarnya yang meninggal mendadak, dan rumah sakit begitu ramai seperti pasar.

 “Ada dua-tiga orang di sekitar saya yang meninggal mendadak, usia 40-an hingga 50-an, sebelumnya sehat-sehat saja. Hal seperti ini tidak bisa dilaporkan. Sekalipun rumah sakit tahu penyebabnya, mereka tidak akan bilang — pemerintah tidak mengizinkan pelaporan seperti itu,” katanya. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS