- Perkembangan terbaru dalam konflik Rusia-Ukraina: Rusia meluncurkan serangan drone terbesar dalam sejarah terhadap Ukraina. Presiden AS Donald Trump mengecam keras serangan tersebut sebagai tindakan gila yang mengorbankan nyawa. Namun pada Senin (26 Mei), Presiden Rusia Vladimir Putin justru menyerukan pembatasan operasi perangkat lunak Barat seperti Microsoft.Â
- Kanselir Jerman Friedrich Merz menyatakan bahwa negara-negara Barat telah mencabut pembatasan jarak tembak untuk senjata bantuan ke Ukraina, yang kini diperbolehkan menyerang target militer di dalam wilayah Rusia.Â
- Media AS melaporkan bahwa Presiden Trump tengah mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia, kemungkinan secepatnya minggu ini.
EtIndonesia. Perang antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut, kini hubungan antara Rusia dan negara-negara Barat semakin memburuk. Pada 26 Mei, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa operasi perangkat lunak Barat seperti Microsoft dan Zoom seharusnya dibatasi di Rusia, karena menurutnya perusahaan-perusahaan tersebut merugikan kepentingan nasional Rusia.
“Kita seharusnya membatasi mereka. Saya sepenuhnya setuju dan saya tidak malu mengatakannya, karena mereka mencoba membatasi kita, maka kita harus membalas mereka. Sesederhana itu,” kata presiden Rusia Vladimir Putin pada 26 Mei 2025.
Di sisi lain, negara-negara Eropa mulai meningkatkan dukungannya terhadap Ukraina. Dalam sebuah wawancara, Kanselir Jerman Friedrich Merz menegaskan bahwa kini tidak ada lagi batasan jarak tembak untuk senjata bantuan ke Ukraina. Dengan demikian, Ukraina dapat melakukan serangan jarak jauh ke target-target militer di dalam wilayah Rusia.
“Sekarang, tidak ada lagi batasan jarak tembak untuk senjata. Apa yang kami berikan kepada Ukraina—baik dari Inggris, Prancis, Jerman, maupun Amerika Serikat—tidak lagi memiliki batasan. Ini berarti Ukraina kini dapat mempertahankan diri, misalnya dengan menyerang fasilitas militer di dalam wilayah Rusia,” ujar Kanselir Jerman Friedrich Merz pada 26 Mei 2025.
Pernyataan Merz kembali memunculkan perhatian publik terhadap kemungkinan Jerman akan menyediakan rudal jelajah Taurus yang memiliki jangkauan hingga 500 kilometer kepada Ukraina.
Sebelum menjabat sebagai Kanselir, Merz pernah beberapa kali menyatakan kesediaannya untuk mengirimkan rudal Taurus. Namun sejak pecahnya perang, parlemen Jerman belum mencapai kesepakatan mengenai isu ini, dan hingga kini belum berhasil meloloskan paket bantuan tersebut. (Hui)
Laporan oleh Zhang Kexin dan Li Yihong, NTD Asia Pasifik