Aroma Perang Kian Menyengat! Eropa Menuju Perang Besar? Titik Waktu Terungkap

EtIndonesia. Apakah Benua Eropa tengah menuju perang besar yang tak terhindarkan? Menurut laporan terbaru dari media Inggris Daily Star dan Daily Mail, potensi konflik besar di Eropa kembali mencuat ke permukaan. Laporan tersebut mengutip hasil riset dari International Institute for Strategic Studies (IISS)—sebuah lembaga think tank pertahanan terkemuka asal Inggris—yang menyatakan bahwa Rusia bisa saja melancarkan serangan terhadap negara-negara Eropa paling cepat pada tahun 2027, dengan skenario tertentu.

Skenario Ancaman: Jika Gencatan Senjata dan Penarikan AS Terjadi

Analisis IISS didasarkan pada sejumlah asumsi strategis yang sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat:

1. Ukraina dan Rusia menandatangani kesepakatan gencatan senjata pada akhir tahun ini.

2. Donald Trump kembali berkuasa di Amerika Serikat dan menarik diri dari NATO atau secara drastis mengurangi kehadiran militer AS di Eropa.

3. Amerika Serikat mengalihkan fokus strategisnya untuk menghadapi ancaman dari Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.

Berdasarkan skenario ini, IISS memperingatkan bahwa jika perang Rusia–Ukraina berhenti sementara, Rusia akan memiliki waktu dua hingga tiga tahun untuk memulihkan kekuatan militernya ke tingkat sebelum invasi 2022. Artinya, mulai tahun 2027, Rusia berpotensi kembali menjadi ancaman militer serius bagi kawasan Eropa, terutama terhadap negara-negara kecil dan rentan di Timur Eropa.

Baltik dalam Ancaman: NATO Didesak untuk Tidak Lengah

IISS secara khusus menyebut bahwa negara-negara Baltik—Estonia, Latvia, dan Lituania—akan menjadi titik panas yang paling terancam jika Rusia kembali menyerang. Laporan itu menekankan bahwa meskipun saat ini kemungkinan Rusia menyerang anggota NATO secara langsung masih tergolong rendah, namun situasi dapat berubah drastis jika pertahanan kolektif NATO melemah.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Kaja Kallas juga telah menyuarakan kekhawatiran serupa. Keduanya memperingatkan bahwa ambisi militer Rusia tidak hanya terbatas pada Ukraina, dan bahwa Eropa perlu waspada terhadap niat jangka panjang Moskow.

Amerika Tak Lagi Dapat Diandalkan?

Dalam laporan tersebut, IISS juga menyoroti keretakan dalam hubungan trans-Atlantik, khususnya ketergantungan Eropa terhadap kekuatan militer Amerika Serikat. 

Lembaga itu memperingatkan:“Negara-negara Eropa tidak bisa lagi mengasumsikan bahwa Amerika Serikat akan selalu memberikan dukungan militer yang dibutuhkan untuk mempertahankan benua ini dari agresi Rusia.”

Apabila pemerintahan AS berikutnya—misalnya di bawah kepemimpinan Trump—memulai penarikan bertahap pasukan Amerika dari Eropa pada pertengahan 2025, maka Eropa akan segera memasuki fase kerentanan militer, membuka celah bagi Rusia untuk bertindak lebih jauh.

Rusia Tak Akan Melepas Mode Perang

Laporan IISS sejalan dengan hasil riset dari lembaga think tank Amerika Serikat, RAND Corporation, yang dalam laporannya berjudul “Postwar Russian Military Power” menyatakan:

“Meski tercapai gencatan senjata dengan Ukraina, Kremlin kemungkinan besar tetap mempertahankan sistem ekonomi masa perang dan akan terus mendorong proses rekonstruksi militer.”

Artinya, Rusia tidak akan mundur dari jalur militernya, melainkan akan terus membangun kembali kekuatan dan kapabilitas tempurnya.

Peringatan Keras: Waktu Tidak Banyak

Ed Arnold, peneliti senior bidang keamanan Eropa di Royal United Services Institute (RUSI)—lembaga pertahanan ternama Inggris—menegaskan kepada Daily Mail: “Para pengambil keputusan di Barat tidak boleh lagi berpikir naif bahwa mereka masih memiliki waktu bertahun-tahun untuk mempersiapkan diri menghadapi Rusia.”

Dia menekankan bahwa Eropa harus mulai bertindak sekarang, bukan menunggu hingga ancaman menjadi kenyataan.

Kesimpulan: Hitung Mundur Dimulai?

Meski belum ada tanda pasti bahwa Rusia akan memulai serangan ke negara-negara Eropa dalam waktu dekat, laporan-laporan dari IISS, RAND, dan RUSI jelas memperlihatkan satu hal: waktu untuk berjaga-jaga hampir habis. Kombinasi dari potensi gencatan senjata di Ukraina, berkurangnya dukungan militer AS, dan kebangkitan kembali mesin perang Rusia bisa menjadi resep bencana bagi keamanan Eropa.

Apakah kita akan melihat perang besar di Eropa terjadi kembali dalam dekade ini? Para analis menjawab—kemungkinan itu tidak bisa diabaikan.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS