Etindonesia. Pada hari Rabu (28/5), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa munculnya varian baru virus corona telah memicu peningkatan jumlah kasus COVID-19 di beberapa bagian dunia. Lonjakan kasus ini terutama terjadi di wilayah Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat.
Di Amerika Serikat, hasil pemeriksaan di bandara mengungkap bahwa varian baru tersebut, yang dikenal sebagai NB.1.8.1, telah terdeteksi pada penumpang internasional yang tiba di negara bagian California, Washington, Virginia, dan New York.
Varian NB.1.8.1 tercatat mengalami peningkatan penyebaran secara global. Hingga pertengahan Mei, sekitar 11% dari sampel genom yang dianalisis secara global menunjukkan keberadaan varian ini.
WHO telah menetapkan NB.1.8.1 sebagai varian yang masuk dalam kategori “varian dalam pemantauan” (variant under monitoring), dan menyatakan bahwa risiko kesehatan masyarakat secara global tetap rendah. Organisasi ini juga memperkirakan bahwa vaksin yang tersedia saat ini masih akan efektif melawan varian tersebut.
Pemerintah AS Ubah Rekomendasi Vaksin untuk Anak dan Ibu Hamil
Pada hari Selasa (27/5), Menteri Kesehatan AS, Robert F. Kennedy Jr. mengumumkan bahwa pemerintah tidak lagi merekomendasikan vaksin COVID-19 bagi anak-anak yang sehat dan wanita hamil.
Namun, kalangan pakar kesehatan memiliki pandangan yang berbeda-beda terkait kebijakan ini, terutama menyangkut keamanan dan efektivitas vaksin dalam menghadapi varian baru yang terus bermunculan.
Belum Ada Bukti Varian Baru Lebih Mematikan
WHO juga menyampaikan bahwa beberapa negara di kawasan Pasifik Barat telah melaporkan peningkatan jumlah kasus COVID-19 dan angka rawat inap, tetapi hingga saat ini belum ditemukan bukti bahwa varian NB.1.8.1 menyebabkan gejala yang lebih parah dibandingkan varian-varian sebelumnya.
Saat ini, varian LP.8.1 masih menjadi varian COVID-19 yang paling dominan di Amerika Serikat dan secara global.(jhn/yn)