Penelitian Temukan Lebih dari Seperlima Lautan Dunia Menjadi Gelap dalam 20 Tahun Terakhir 

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 20% lautan dunia telah mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap dalam 20 tahun terakhir. Para ilmuwan khawatir perubahan besar ini dapat berdampak pada kehidupan laut dan kesehatan planet Bumi secara keseluruhan.

EtIndonesia. Lautan yang menggelap berarti kedalaman penetrasi sinar matahari ke dalam air laut berkurang, atau dengan kata lain, zona yang dapat ditembus cahaya (zona fotik) menyusut. Zona ini sangat penting karena merupakan habitat utama bagi sebagian besar makhluk laut.

Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Plymouth dan Laboratorium Kelautan Plymouth di Inggris, dan diterbitkan pekan ini dalam jurnal Global Change Biology.

Dengan menggunakan data satelit selama hampir 20 tahun yang dikombinasikan dengan simulasi komputer, para ilmuwan menganalisis perubahan tahunan kedalaman zona fotik. Mereka menemukan bahwa dari tahun 2003 hingga 2022, sebagian besar wilayah pesisir dan laut terbuka mengalami fenomena penggelapan. Sebanyak 21% dari lautan dunia (luas lebih dari 75 juta kilometer persegi) mengalami penggelapan yang signifikan.

Bahkan, di lebih dari 9% wilayah laut, kedalaman zona fotik menyusut lebih dari 50 meter, dan di beberapa area, penyusutan melebihi 100 meter.

Namun, tidak semua wilayah laut menunjukkan pola perubahan yang sama. Dalam periode yang sama, sekitar 10% wilayah laut justru mengalami perubahan warna menjadi lebih terang.

Meski dampak pasti dari perubahan ini belum sepenuhnya diketahui, para peneliti khawatir bahwa hal ini bisa mempengaruhi jutaan spesies laut serta layanan ekosistem yang disediakan oleh lautan bagi kehidupan di Bumi.

Para ilmuwan mencatat bahwa jika zona fotik menyusut sekitar 50 meter di area yang luas, hewan laut yang bergantung pada cahaya akan terpaksa berkumpul lebih dekat ke permukaan, tempat mereka harus bersaing lebih keras untuk mendapatkan makanan dan sumber daya penting lainnya. Ini bisa mengganggu keseimbangan ekosistem laut secara menyeluruh.

Peneliti juga menegaskan bahwa udara yang kita hirup, ikan yang kita konsumsi, dan kesehatan serta kesejahteraan planet ini sangat bergantung pada laut dan zona fotiknya. Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut, temuan ini benar-benar harus menjadi perhatian serius. (Hui)

Laporan diterjemahkan oleh Jurnalis Jin Jing / Editor: Lin Qing – NTDTV.com

FOKUS DUNIA

NEWS