Baru-baru ini, jutaan meter kubik es, lumpur, dan batu runtuh dari pegunungan Alpen, menimpa sebuah desa kecil dan menenggelamkannya sepenuhnya. Longsoran tersebut membentuk danau bendungan alami (danau tertahan longsor) yang sempat mengancam lembah Alpen. Untungnya, sejak Jumat (30 Mei), air perlahan mulai surut.
EtIndonesia. Gambar satelit pada Jumat 30 Mei 2025 menunjukkan bahwa Desa Bratsch, yang terletak di selatan Swiss pada ketinggian 1.500 meter, telah dihancurkan dan ditenggelamkan oleh lumpur, hanya atap-atap rumah yang terlihat.
Pada Rabu, gletser dari Gletser Birch di Swiss runtuh, menyebabkan kerusakan parah di Desa Bratsch. Bongkahan es besar dan awan puing batu meluncur deras dari lereng gunung.
Hingga Kamis, gundukan puing selebar hampir 2 kilometer telah menyumbat aliran Sungai Lonza, membentuk danau sementara yang memicu kekhawatiran akan terjadinya banjir besar di Lembah Alpen.
Pihak berwenang Swiss menyatakan bahwa hingga Jumat sore, sebagian air sudah mulai meresap dan mengalir keluar melalui puing-puing, menunjukkan bahwa air kemungkinan telah menemukan jalan kembali ke sungai — untuk saat ini, krisis dapat dianggap mereda.
“Tindakan hati-hati dari warga dan otoritas di Lötschental sejauh ini hampir sepenuhnya berhasil menghindari korban jiwa,” kata Presiden Swiss, Karin Keller-Sutter.
Otoritas Swiss telah dengan sigap mengevakuasi 300 warga desa minggu lalu, sehingga menghindari korban massal. Namun, satu orang masih dinyatakan hilang — seorang penggembala berusia 64 tahun. Karena kondisi tanah yang sangat tidak stabil, tim penyelamat belum bisa memasuki zona bencana.
Presiden Swiss juga berjanji akan memberikan jaminan bantuan dan mendukung warga terdampak untuk membangun kembali kehidupan mereka. (Hui)
Laporan gabungan oleh jurnalis NTD Li Mei dan Tian Yuan