Memalukan! CNN dan BBC Terlibat Skandal “Berita Palsu” Terkait Serangan di Gaza

EtIndonesia. Pada 1 Juni, dua media internasional ternama—CNN dan BBC—dilaporkan menyebarkan sebuah berita yang kini menuai kontroversi: mereka mengklaim bahwa titik distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza diserang oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mengakibatkan tewasnya puluhan warga sipil Palestina.

Namun, tak lama kemudian, IDF mengeluarkan pernyataan resmi yang membantah tuduhan tersebut, dan balik menuduh Hamas telah menyebarkan informasi palsu ke media internasional.

Hamas Menuduh, Media Barat Memberitakan—Tanpa Verifikasi

Hamas menuduh bahwa IDF menyerang lokasi distribusi bantuan dari Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang disebut menyebabkan kematian lebih dari 30 warga sipil Palestina. Tuduhan tersebut segera dilansir secara luas oleh berbagai media Barat, termasuk CNN dan BBC.

Namun dalam investigasi awalnya, IDF membantah keras semua tuduhan tersebut. 

Dalam sebuah pernyataan resmi, IDF menyatakan:“Dalam beberapa jam terakhir, beredar sejumlah besar berita palsu, termasuk tuduhan serius terhadap IDF yang disebut menembaki warga Gaza di dekat lokasi distribusi bantuan kemanusiaan. Hasil penyelidikan awal menunjukkan, IDF tidak melepaskan tembakan saat ada warga sipil berada di dekat ataupun di lokasi distribusi. Laporan tersebut tidak benar.”

IDF juga menjelaskan bahwa mereka tengah bekerja sama dengan organisasi sipil Amerika dan lembaga bantuan internasional untuk memastikan distribusi bantuan langsung kepada warga Gaza, tanpa melalui Hamas. Mereka menuduh Hamas secara aktif mencoba mengganggu dan merampas distribusi bantuan makanan, demi mempertahankan kontrol kekuasaannya atas Gaza.

Naftali Bennett: Media Barat Gagal Verifikasi, Terjebak Propaganda Hamas

Mantan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, mengkritik tajam pemberitaan media Barat, termasuk CNN dan BBC. Dia menuduh mereka melansir informasi dari Hamas tanpa melakukan verifikasi yang layak, dan justru memberi legitimasi pada propaganda kelompok teroris.

Bennett juga menyebut bahwa Gaza Humanitarian Foundation—sebuah organisasi yang didukung oleh pemerintahan Donald Trump—sengaja menghindari kerja sama dengan PBB, karena bantuan PBB sering kali dicuri oleh Hamas. Dia menuduh bahwa lembaga-lembaga PBB di Gaza telah disusupi oleh Hamas dan para pendukungnya.

Menurut Bennett, misi GHF adalah memberikan bantuan langsung kepada rakyat Palestina, tanpa harus menunggu kesepakatan pembebasan sandera oleh Hamas. Sementara itu, Israel dapat terus menjalankan operasi militer untuk melenyapkan Hamas dari Gaza.

IDF Rilis Bukti: Hamas Serang Warga yang Ambil Bantuan

Untuk memperkuat bantahan mereka, militer Israel merilis rekaman drone yang menunjukkan kelompok bersenjata bertopeng di wilayah selatan Khan Younis, menembaki dan melempari batu kepada warga sipil Gaza yang berusaha mengambil bantuan makanan.

Dalam pernyataan resminya, IDF menyatakan:“Pagi ini, drone IDF merekam adegan di mana kelompok bersenjata bertopeng menembaki dan melempari batu kepada warga Gaza yang mencoba mengambil bantuan kemanusiaan yang telah dirampas sebelumnya. Hamas adalah organisasi teroris brutal, dan kini membiarkan rakyat Gaza kelaparan. Mereka melakukan segala cara untuk menghalangi distribusi makanan dan merusak operasi kemanusiaan.”

Laporan Internal: “Hari Paling Tenang”, Tapi Media Justru Sebar Hoaks

Seorang narasumber internal dari Gaza Humanitarian Foundation mengatakan bahwa hari di mana serangan tersebut dilaporkan terjadi—1 Juni—adalah justru hari paling tenang selama 6 hari operasi bantuan berlangsung.

Dia menyatakan kekecewaannya terhadap media Barat, terutama karena mereka menyebarkan laporan yang tidak terverifikasi, dan menyebut berita itu sebagai “rekayasa yang mengecewakan”.

GHF: 4,8 Juta Makanan Dibagikan Tanpa Korban

Sumber yang sama menambahkan bahwa selama enam hari operasi, GHF telah membagikan 4,8 juta porsi makanan kepada warga Gaza. Dia juga menuduh PBB dan Hamas telah menyebarkan disinformasi untuk mendiskreditkan misi bantuan yang didukung AS tersebut.

“PBB seharusnya bekerja sama dengan kami,” tegasnya. “Sejak kami mulai beroperasi, tidak ada satu pun warga sipil yang terluka.”

Kasus Al-Ahli Hospital Jadi Pengingat

Kasus ini kembali mengingatkan pada insiden Rumah Sakit Al-Ahli pada Oktober 2023, di mana Hamas mengklaim 500 orang tewas akibat serangan Israel. Klaim tersebut dilaporkan secara luas oleh media Barat tanpa verifikasi.

Namun, penyelidikan lanjutan membuktikan bahwa rumah sakit tersebut bukan diserang oleh Israel, melainkan dihantam roket milik kelompok militan Palestina yang salah sasaran, dan hanya mengenai area parkir. Jumlah korban pun jauh lebih sedikit dari klaim awal Hamas.

IDF: Hamas Sengaja Ciptakan Kelaparan dan Kekacauan

IDF menutup pernyataannya dengan imbauan keras kepada media internasional untuk lebih berhati-hati terhadap informasi yang disebarkan oleh Hamas.

“Hamas adalah organisasi teroris. Mereka rela membiarkan warga Gaza kelaparan dan dalam bahaya demi mempertahankan kendali kekuasaan, serta merusak misi kemanusiaan yang sah,” tegas pihak militer.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS