Mengapa Efek Menyegarkan Kopi Bisa Berbeda? Inilah 5 Mitos dan Fakta yang Perlu Anda Ketahui

EtIndonesia. Banyak orang gemar minum kopi, tetapi tidak sedikit pula yang menyimpan berbagai pertanyaan tentangnya:

 Kenapa saya malah mengantuk setelah minum kopi?

 Kenapa jantung saya berdebar setelahnya?

 Apakah kopi instan itu sehat?

Apa yang harus dilakukan jika sudah kecanduan kopi?

Agar bisa menikmati kopi tanpa takut salah paham, simak lima fakta berikut yang akan membantu Anda keluar dari mitos dan kesalahkaprahan seputar kopi.

1. Efek Menyegarkan Kopi Berbeda-beda? Itu Tergantung Genetik

Kafein memang dikenal sebagai zat stimulan yang dapat merangsang sistem saraf pusat dan membantu kita tetap terjaga. Namun, efeknya bisa sangat berbeda pada tiap orang. Hal ini disebabkan oleh perbedaan genetik—terutama gen seperti CYP1A2 dan PDSS2 yang berperan dalam metabolisme kafein.

Bagi mereka yang memiliki versi aktif dari gen ini, kafein akan lebih cepat dimetabolisme dan dibuang dari tubuh. Akibatnya, meskipun sudah minum kopi, mereka tetap merasa mengantuk karena efeknya tidak bertahan lama.

Sebaliknya, bagi mereka yang gen metabolisme kafeinnya kurang aktif, bahkan sedikit kafein pun bisa bertahan lama dalam tubuh. Orang-orang ini bisa saja minum kopi di pagi hari dan masih merasakan efeknya hingga malam hari.

Hal yang sama juga berlaku untuk minuman lain yang mengandung kafein seperti teh, teh susu, dan minuman energi—efeknya tetap sangat individual.

2. Jantung Berdebar Setelah Minum Kopi? Itu Wajar

Sebagian orang mengalami jantung berdebar, mual, atau pusing setelah minum kopi. Ini dikenal sebagai intoleransi terhadap kafein, dan sebenarnya merupakan reaksi yang normal.

Biasanya, ini terjadi pada individu yang sensitif terhadap kafein atau yang metabolisme kafeinnya lebih lambat. Tapi ini bukan berarti Anda harus benar-benar berhenti minum kopi. Yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan frekuensi dan jumlah kopi yang dikonsumsi agar sesuai dengan toleransi tubuh Anda.

3. Sering Buang Air Setelah Minum Kopi? Karena Kafein Bersifat Diuretik

Banyak orang mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil setelah minum kopi. Ini karena kafein adalah diuretik alami, yang mendorong tubuh membuang cairan lebih cepat.

Jadi, jika Anda ingin minum kopi sebelum ujian atau acara penting untuk tetap fokus, pastikan Anda tidak minum terlalu banyak air bersamaan agar tidak bolak-balik ke toilet.

Selain itu, sekitar 29% orang juga merasakan dorongan buang air besar setelah minum kopi, bahkan sampai diare ringan. Meski penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami—karena kopi tanpa kafein (decaf) juga bisa menyebabkan efek serupa—beberapa studi menunjukkan kopi bisa membantu memperlancar pencernaan. Jadi, jika Anda sering susah buang air besar, bisa jadi Anda termasuk yang mendapat “bonus efek” dari kopi.

4. Kopi Tidak Menyebabkan Kanker, Justru Bisa Menurunkan Risikonya

Anggapan bahwa kopi bisa menyebabkan kanker adalah mitos yang sangat luas beredar, namun tidak berdasar.

Pada tahun 2016, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara tegas menyatakan bahwa kopi tidak termasuk bahan yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker). Setahun kemudian, laporan dari World Cancer Research Fund International juga menegaskan bahwa tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa konsumsi kopi meningkatkan risiko kanker.

Sebaliknya, sejumlah penelitian justru menunjukkan bahwa kopi dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker hati, kanker payudara, dan kanker endometrium (lapisan dalam rahim). Namun, penting untuk dicatat: jangan minum kopi yang terlalu panas, karena suhu ekstremlah yang bisa merusak jaringan dan memicu risiko kanker esofagus.

5. Minum Kopi Bisa Menimbulkan Ketergantungan Ringan, Tapi Tidak Berbahaya

Jika Anda terbiasa mengonsumsi kopi setiap hari, tubuh bisa mengalami ketergantungan ringan terhadap kafein. Bila tiba-tiba berhenti, Anda mungkin akan merasakan gejala putus kafein seperti sakit kepala, kelelahan, rasa cemas, atau sulit berkonsentrasi.

Namun tenang saja—gejala ini hanya bersifat sementara dan biasanya akan hilang dalam beberapa hari. Tidak seperti zat adiktif berbahaya lainnya, kafein tidak menimbulkan efek kecanduan jangka panjang yang merusak tubuh atau mental.

Kesimpulan: Kopi Tidak Perlu Ditakuti, Asal Tahu Batasnya

Kopi, seperti banyak hal lain dalam hidup, bisa menjadi sahabat yang bermanfaat jika kita tahu cara menyikapinya dengan bijak. Jangan langsung percaya pada kabar miring, dan kenali bagaimana tubuh Anda bereaksi terhadapnya. Dengan begitu, Anda bisa tetap menikmati secangkir kopi tanpa rasa waswas—bahkan mungkin menemukan manfaat kesehatannya!(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS