Rapat Rahasia Hilang, Xi Jinping Tak Muncul! Ada Apa di Balik Tembok Kekuasaan?

EtIndonesia. Situasi politik di Tiongkok belakangan ini tengah menjadi sorotan dunia. Spekulasi dan rumor berkembang liar, terutama menyangkut nasib Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping, serta stabilitas kepemimpinan di pusat kekuasaan Partai, Zhongnanhai.

Rapat Politbiro Tidak Digelar: Sebuah Kejadian Langka

Pada bulan Mei, untuk pertama kalinya dalam sejarah kepemimpinan Xi Jinping, rapat bulanan Politbiro Pusat Partai Komunis Tiongkok tidak digelar. Biasanya, rapat ini selalu dilaksanakan pada akhir bulan, dan merupakan forum terpenting untuk menentukan arah kebijakan nasional, membahas isu-isu strategis, hingga melakukan konsolidasi politik internal Partai. Keputusan, arahan, dan pernyataan yang keluar dari rapat Politbiro selalu menjadi acuan utama bagi seluruh struktur pemerintahan dan partai di seluruh Tiongkok.

Absennya rapat bulanan ini jelas menimbulkan pertanyaan besar. Pengamat politik kawakan, Chen Pokong, dalam siaran langsungnya menegaskan bahwa kejadian ini sangat tidak lazim, bahkan tergolong sebagai sinyal adanya guncangan besar di lingkaran elite kekuasaan Tiongkok.

Xi Jinping “Menghilang” dari Publik Setelah Kunjungan ke Henan

Yang menambah kecurigaan, sejak melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Henan beberapa waktu lalu, Xi Jinping tidak pernah lagi muncul di hadapan publik. Tidak ada berita kegiatan resmi, tidak ada penayangan video kunjungan kerja, bahkan media-media pemerintah pun mendadak bungkam mengenai aktivitas sang pemimpin. Padahal, dalam sistem politik Tiongkok, kehadiran Xi Jinping selalu diekspos secara masif dan menjadi penanda stabilitas rezim.

Chen Pokong menilai, hilangnya Xi Jinping secara mendadak dari pemberitaan publik merupakan salah satu indikator penting adanya “sesuatu” yang terjadi di balik tembok tebal Zhongnanhai.

Dua Skenario Utama: Sakit Keras atau Dikudeta?

Menurut analisis Chen Pokong, jika Xi Jinping tidak mampu memimpin rapat Politbiro, ada dua kemungkinan besar yang terjadi. Pertama, Xi Jinping benar-benar sakit keras dan tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Partai sekaligus negara. Kedua, seperti rumor yang semakin santer beredar, Xi Jinping sedang berada dalam tahanan rumah, diduga di Kota Luoyang, Henan.

Chen juga menyampaikan bahwa kemungkinan Xi Jinping “dikurung” oleh faksi internal Partai bukanlah hal mustahil. Dalam sejarah Partai Komunis Tiongkok, persaingan dan intrik di tingkat elite kerap berakhir dengan penyingkiran paksa para pemimpin puncak, baik lewat mekanisme politik maupun operasi-operasi rahasia.

Analisis: Potensi Perlawanan Balik dari Xi Jinping

Chen Pokong tidak menutup kemungkinan bahwa jika memang benar Xi Jinping sedang “dikurung” atau diasingkan, dia bisa saja berupaya melakukan perlawanan balik. Selama satu dekade terakhir, Xi dikenal sebagai pemimpin yang sangat kuat, sentralistis, dan mampu mengendalikan hampir seluruh institusi utama negara, mulai dari militer, aparat keamanan, hingga media massa. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa rival-rival politik di dalam Partai mulai merasa terancam dan mengambil langkah dramatis untuk mengakhiri kekuasaannya.

Dalam dinamika Partai Komunis Tiongkok, segala sesuatu bisa berubah dalam sekejap. Intrik, manuver, dan bahkan kudeta senyap kerap menjadi bagian dari sejarah panjang Partai.

Implikasi Global: Bagaimana Nasib Selat Taiwan?

Menghilangnya Xi Jinping dan absennya rapat Politbiro Pusat segera menimbulkan pertanyaan di ranah internasional, terutama terkait stabilitas kawasan Asia Timur. Selama ini, di bawah kepemimpinan Xi, ketegangan di Selat Taiwan semakin meningkat. Banyak analis memprediksi, jika terjadi pergantian kekuasaan mendadak di Tiongkok, kemungkinan besar prioritas utama pemerintah sementara (atau transisi) adalah memulihkan stabilitas internal terlebih dahulu, sehingga potensi konflik militer di Selat Taiwan untuk sementara waktu bisa mereda.

Namun, sebagian lain berpendapat, ketidakpastian di Beijing justru bisa memicu tindakan nekat dari kelompok garis keras di militer atau faksi “hawkish” yang ingin mempertahankan stabilitas dengan menunjukkan kekuatan ke luar negeri.

Reaksi Publik dan Dunia: Spekulasi Terus Bergulir

Di tengah absennya kejelasan, diskusi publik pun marak di berbagai platform media sosial, baik di dalam negeri Tiongkok (meski diawasi ketat), maupun di diaspora Tionghoa di luar negeri. Pertanyaan utama yang bergema di kalangan analis dan masyarakat umum adalah: Apakah benar Xi Jinping telah kehilangan kekuasaan? Apakah ini pertanda awal dari perubahan rezim di Tiongkok? Dan, jika benar terjadi pergantian, seperti apa dampaknya bagi stabilitas kawasan, terutama di Selat Taiwan?

Penutup: Titik Balik dalam Sejarah Tiongkok?

Hingga kini, belum ada klarifikasi resmi dari Pemerintah Tiongkok mengenai keberadaan maupun kondisi Xi Jinping. Media pemerintah dan lembaga resmi memilih diam seribu bahasa, sementara isu-isu liar terus berkembang tanpa kendali. Apa pun kenyataannya, situasi ini telah memunculkan satu pertanyaan besar yang tak bisa diabaikan: Apakah Tiongkok tengah berada di ambang perubahan besar dalam kepemimpinan?

Situasi di Beijing saat ini mengingatkan pada masa-masa penuh ketidakpastian dalam sejarah Tiongkok modern. Dunia pun menanti, dengan penuh kecemasan dan antisipasi, ke mana arah angin perubahan akan berembus.

FOKUS DUNIA

NEWS