EtIndonesia. Kreatin adalah senyawa alami yang ditemukan dalam jumlah kecil pada makanan tertentu (seperti daging merah dan ikan) dan diproduksi oleh tubuh, terutama di hati dan ginjal. Kreatin membantu memasok energi ke sel, terutama sel otot, dengan meningkatkan ketersediaan ATP (adenosin trifosfat), yang memicu aktivitas intensitas tinggi dalam waktu singkat.
Kreatin adalah salah satu suplemen olahraga yang paling banyak diteliti dan digunakan secara luas, terutama di kalangan atlet, binaragawan, dan penggemar kebugaran. Meskipun secara umum dianggap aman dan efektif jika dikonsumsi dengan benar, apakah Anda harus mengonsumsinya atau tidak tergantung pada tujuan, status kesehatan, dan gaya hidup pribadi Anda. Baca terus untuk mengetahui manfaat, efek samping, dll. dari kreatin.
Manfaat kesehatan kreatin
- Meningkatkan kekuatan dan tenaga otot
Kreatin membantu meningkatkan kekuatan, keluaran tenaga, dan kinerja otot, terutama selama latihan intensitas tinggi dan durasi pendek seperti angkat beban atau lari cepat. Hal ini dikarenakan kreatin meningkatkan penyimpanan fosfokreatin dalam otot, sehingga memungkinkan regenerasi energi yang lebih cepat.
- Mendukung pertumbuhan otot
Suplemen kreatin secara teratur dapat membantu meningkatkan massa otot, sebagian karena peningkatan kadar air dalam sel otot dan sebagian lagi karena peningkatan kinerja yang memungkinkan intensitas dan volume latihan yang lebih besar dari waktu ke waktu.
- Meningkatkan pemulihan setelah latihan
Kreatin dapat mengurangi kerusakan sel otot dan peradangan setelah latihan yang intens, sehingga mempercepat waktu pemulihan. Hal ini membuatnya bermanfaat bagi mereka yang menjalani latihan intensif atau berpartisipasi dalam olahraga kompetitif.
- Meningkatkan fungsi otak
Kreatin juga berperan dalam metabolisme energi otak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kreatin dapat meningkatkan fungsi kognitif, terutama pada individu yang kurang tidur atau orang dewasa yang lebih tua, dan bahkan dapat mendukung kejernihan mental dan daya ingat.
- Membantu kesehatan neurologis
Penelitian menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam penggunaan kreatin untuk efek neuroprotektif dalam kondisi tertentu. Meskipun bukan pengobatan, kreatin dapat membantu menjaga fungsi dengan mendukung energi seluler dalam neuron.
Efek samping potensial dari kreatin
- Kreatin menarik air ke dalam sel otot, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan karena retensi air. Hal ini biasanya tidak berbahaya tetapi mungkin tidak diinginkan bagi atlet dalam olahraga yang sensitif terhadap berat badan.
- Beberapa orang mungkin mengalami kembung, kram, atau sakit perut, terutama jika mengonsumsi kreatin dalam dosis besar atau menggunakan kreatin berkualitas rendah. Efek ini sering kali dapat dihindari dengan menggunakan kreatin yang dimikronisasi dan dosis yang tepat.
- Meskipun kreatin aman bagi sebagian besar individu yang sehat, mereka yang memiliki masalah ginjal atau mengonsumsi dosis yang sangat tinggi dalam jangka waktu lama harus berhati-hati, karena dapat meningkatkan beban pada ginjal.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan saat mengonsumsi kreatin
- Berfungsi paling baik dengan latihan ketahanan
Meskipun kreatin meningkatkan kinerja, kreatin bekerja paling baik jika dikombinasikan dengan latihan kekuatan atau latihan intensitas tinggi secara teratur. Kreatin tidak akan memberikan manfaat yang terlihat jika aktivitas fisiknya minimal.
- Tetap terhidrasi
Kreatin meningkatkan kadar air pada otot Anda, jadi penting untuk minum cukup cairan sepanjang hari untuk menghindari dehidrasi atau kram, terutama saat cuaca panas atau selama latihan.
- Dosis penting
Protokol umum mencakup fase pemuatan (20g per hari selama 5–7 hari) diikuti dengan dosis pemeliharaan (3–5g setiap hari). Namun, melewatkan fase pemuatan dan hanya mengonsumsi 3–5g setiap hari tetap memberikan manfaat seiring berjalannya waktu.
Mereka yang ingin membangun otot, meningkatkan performa, atau mendukung pemulihan mungkin mendapat manfaat, tetapi selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum memulai suplementasi. (yn)
Sumber: doctor.ndtv