OJK: Sektor Jasa Keuangan Stabil dan Berdaya Tahan, Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Jakarta, 2 Juni 2025 – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan Mei 2025 menilai stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) tetap terjaga di tengah dinamika perdagangan global dan ketegangan geopolitik. Pertumbuhan ekonomi domestik yang resilien, intermediasi perbankan yang stabil, serta kinerja positif pasar modal dan keuangan syariah menjadi pilar utama dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Stabilitas di Tengah Ketidakpastian Global

Perekonomian global menunjukkan pelemahan pada Q1-2025, diikuti penurunan inflasi yang mencerminkan melemahnya permintaan. Namun, kebijakan moneter global yang akomodatif, seperti penurunan suku bunga oleh beberapa bank sentral, turut mendukung stabilitas pasar keuangan. Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,87% (yoy) dengan inflasi terkendali di 1,95%, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,89%. Neraca perdagangan juga mencatat surplus, dengan defisit transaksi berjalan menyempit menjadi 0,05% PDB.

Kinerja Pasar Modal dan Derivatif

Pasar saham domestik menunjukkan ketahanan dengan Indeks JCI menguat 6,04% (mtm) ke level 7.175,82, didukung arus modal asing (net buy) sebesar Rp5,53 triliun pada Mei 2025. Kapitalisasi pasar saham mencapai Rp12.420 triliun, naik 6,11% (mtm). Sektor basic material dan energi menjadi penggerak utama, sementara teknologi mengalami pelemahan.

Di pasar obligasi, indeks ICBI menguat 0,78% (mtm) dengan yield SBN turun 4,76 bps. Investor asing mencatatkan net buy obligasi pemerintah sebesar Rp24,09 triliun (mtm). Sementara itu, industri reksa dana mencatatkan Asset Under Management (AUM) sebesar Rp848,88 triliun, tumbuh 1,91% (mtm), dengan reksa dana syariah tumbuh pesat 16,74% (yoy).

Intermediasi Perbankan dan UMKM

Kredit perbankan tumbuh 8,88% (yoy) pada April 2025, didominasi oleh kredit investasi (15,86% yoy) dan kredit korporasi (12,77% yoy). Sementara kredit UMKM tumbuh 2,60%, dengan fokus pada pemulihan kualitas. Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 4,55% (yoy), mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan.

Likuiditas perbankan tetap sehat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) di level 200,35%, dan rasio NPL gross stabil di 2,24%. OJK juga mengawasi ketat pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) yang tumbuh 26,59% (yoy), namun masih terkendali di 0,27% dari total kredit.

Inovasi Teknologi dan Keuangan Digital

Sektor fintech dan inovasi teknologi keuangan (ITSK) terus berkembang. Hingga Mei 2025, OJK telah menyetujui 6 peserta regulatory sandbox untuk aset digital dan kripto, serta mencatat 29 penyelenggara ITSK terdaftar. Transaksi peer-to-peer lending tumbuh 29,01% (yoy), dengan outstanding pembiayaan mencapai Rp80,94 triliun.

Pasar kripto juga menunjukkan tren positif dengan 14,16 juta investor dan transaksi senilai Rp35,61 triliun pada April 2025. OJK telah mengatur 23 entitas dalam ekosistem kripto, termasuk bursa dan kustodian, untuk memastikan perlindungan konsumen.

Penguatan Literasi dan Pelindungan Konsumen

OJK mencatat peningkatan literasi keuangan menjadi 66,46% dan inklusi keuangan 80,51% berdasarkan Survei Nasional SNLIK 2025. Program edukasi seperti Sikapi Uangmu telah menjangkau 5,6 juta peserta, sementara Satgas PASTI berhasil memblokir 1.332 entitas keuangan ilegal pada 2025, termasuk 1.123 pinjol ilegal.

Arah Kebijakan OJK

OJK akan fokus pada:

  1. Stabilitas Sistem Keuangan: Memperdalam pasar modal dan mendorong intermediasi perbankan yang inklusif.
  2. Penguatan UMKM: Melalui akses pembiayaan dan dukungan regulasi seperti RPOJK Akses Pembiayaan UMKM.
  3. Inovasi Digital: Memperkuat kerangka regulasi untuk fintech, aset kripto, dan ITSK.
  4. Keuangan Syariah: Mendorong spin-off unit syariah dan pengembangan produk seperti Cash Waqf Linked Deposit.

Kesimpulan

Kinerja sektor jasa keuangan yang stabil dan berdaya tahan menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global. Dengan kolaborasi antar pemangku kepentingan, OJK optimis dapat memperkuat peran SJK dalam mendukung pemulihan ekonomi berkelanjutan.

FOKUS DUNIA

NEWS