Kerusuhan Besar Imigran di California: 2.000 Pasukan Turun, Negara Bagian Melawan Perintah Trump!


EtIndonesia. Kota terbesar kedua di Amerika Serikat, Los Angeles, tengah diguncang gelombang kerusuhan besar akibat aksi protes terhadap penangkapan massal imigran ilegal. Sejak akhir pekan lalu, ribuan warga memadati jalan-jalan utama, memprotes operasi besar-besaran yang dilakukan aparat Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) di berbagai wilayah California. Kerusuhan ini tidak hanya melanda Los Angeles, tetapi juga merembet ke San Francisco, menandai eskalasi keresahan sosial yang belum pernah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Gelombang Aksi dan Penangkapan Massal

Kepolisian Los Angeles melaporkan sedikitnya 56 orang ditangkap sejak awal kerusuhan. Sementara di San Francisco, pihak kepolisian menahan sekitar 60 orang dalam demonstrasi yang berlangsung dengan tensi tinggi. Beberapa kelompok demonstran bahkan terang-terangan mengancam akan melakukan aksi pendudukan dan penyerangan terhadap gedung-gedung pemerintah pada Selasa mendatang, memperlihatkan ancaman meluasnya kekacauan di seluruh negara bagian.

Kerusuhan ini dipicu oleh penangkapan besar-besaran terhadap imigran ilegal, yang disebut-sebut sebagai bagian dari kebijakan penegakan hukum imigrasi pemerintahan Presiden Donald Trump. Dalam beberapa hari terakhir, berbagai aksi protes berkembang menjadi anarkis, dengan aksi pembakaran kendaraan, blokade jalan tol, penjarahan toko, serta bentrokan langsung antara demonstran dan aparat penegak hukum.

Respon Keras Pemerintah Federal

Menyikapi situasi yang semakin memburuk, pada dini hari 9 Juni, Presiden Donald Trump memerintahkan pengerahan 2.000 personel Garda Nasional ke Los Angeles. Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa para provokator dan perusuh profesional harus segera diamankan demi mengembalikan stabilitas dan hukum di kota tersebut.

“Kelompok penghasut dan pemberontak yang membuat onar di jalanan harus segera ditangkap. Mereka bukan pembela keadilan, tetapi kriminal yang pantas dipenjara,” tegas Trump dalam pidatonya di Gedung Putih.

Pejabat tinggi urusan perbatasan pemerintahan Trump, Thomas Homan, memperingatkan bahwa ICE akan terus melaksanakan operasi di Los Angeles tanpa kompromi. Menurut Homan, sebagian demonstran sudah mulai bertindak anarkis, bahkan melakukan serangan dengan bom molotov ke arah petugas. Dia mengingatkan bahwa jika situasi dibiarkan tanpa kendali, kemungkinan korban jiwa sangat besar.

Konflik dengan Pemerintah Negara Bagian

Langkah keras pemerintah federal langsung mendapat reaksi keras dari Gubernur California, Gavin Newsom. Pada Minggu malam, Newsom melayangkan protes terhadap keputusan Trump yang mengerahkan Garda Nasional tanpa izin negara bagian.

“Tindakan ini nyaris belum pernah terjadi dalam sejarah Amerika. Penggunaan kekuatan militer federal tanpa persetujuan gubernur adalah pelanggaran terhadap prinsip negara bagian,” ujar Newsom.

Ketegangan bertambah ketika Menteri Keuangan AS, Besant, mengancam Newsom terkait dana pajak federal. Jika gubernur tetap menahan aliran dana pajak pusat, Newsom dapat dijerat tuntutan pidana penggelapan pajak.

Kecaman dari 22 Gubernur Negara Bagian

Pada 9 Juni, sebanyak 22 gubernur dari berbagai negara bagian mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam langkah Presiden Trump. Mereka menuding penggunaan Garda Nasional California tanpa persetujuan gubernur serta pengerahan pasukan Marinir sebagai pelanggaran hak otonomi negara bagian dan penyalahgunaan kekuasaan federal.

Salah satu suara dari publik bahkan menyindir: “Kalau begitu, biarlah 22 negara bagian ini juga ikut membantu menanggung beban masalah imigran ilegal di California.”

Eskalasi Kekerasan dan Tindakan Anarkis

Gelombang protes semakin tak terkendali sejak Jumat lalu. Berbagai aksi kekerasan terjadi di beberapa titik: taksi tanpa sopir dibakar, mobil polisi diledakkan, dan massa melempar beton serta botol ke arah petugas. Dalam sebuah video yang viral di media sosial, tampak massa memblokir Jalan Tol 101 hingga arus lalu lintas lumpuh total, memaksa kendaraan untuk memutar balik.

Di kawasan Balai Kota, seorang demonstran membakar mobil, sementara yang lain mengibarkan bendera Meksiko di atas mobil yang terbakar. Kekacauan ini juga dimanfaatkan oleh pelaku kriminal untuk menjarah toko-toko dan SPBU di tengah kekacauan.

Laporan dari media konservatif Breitbart menyebutkan, banyak dari imigran ilegal yang ditangkap ICE di Los Angeles memiliki rekam jejak kriminal berat seperti kekerasan, penganiayaan, mengemudi dalam pengaruh alkohol, hingga terlibat penembakan. Data dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menegaskan, mayoritas dari mereka memang memiliki catatan kejahatan, menimbulkan pertanyaan tajam di kalangan publik tentang prioritas perlindungan pemerintah negara bagian California.

Bendera Amerika Dibakar, Ancaman dari Trump

Aksi-aksi protes juga memperlihatkan simbol-simbol yang memancing kemarahan nasional. Video yang beredar luas menunjukkan massa membakar bendera Amerika dan meludahinya sambil meneriakkan slogan “pemberontakan itu benar”. 

Presiden Trump pun bereaksi keras: “Jika ada perusuh yang meludah ke arah anggota Garda Nasional—termasuk perempuan—kami akan membalas. Saya jamin mereka akan dihajar habis-habisan.” .

Reaksi Kongres dan Aparat Federal

Anggota Kongres Partai Republik dari California, Lamarfa, menyatakan bahwa bendera Amerika, bisnis, dan kendaraan sudah dibakar habis oleh perusuh yang menghalangi penegakan hukum. 

Direktur FBI, Kash Patel , menegaskan bahwa FBI akan bertindak tegas menegakkan konstitusi tanpa harus menunggu izin siapa pun.

“Los Angeles sedang diserang para kriminal. Saya tidak sedang meminta Anda, tapi memberi tahu—kami akan memulihkan hukum dan ketertiban,” tegas Patel dalam konferensi pers.

Meski Presiden Trump belum secara resmi mengaktifkan Undang-Undang Pemberontakan (Insurrection Act), dia memperingatkan, jika aksi protes semakin brutal dan menghalangi penegakan hukum, maka penerapan undang-undang tersebut tidak bisa dihindari.

Dukungan Warganet dan Ajakan Menegakkan Hukum

Di media sosial, banyak warganet Amerika menyuarakan dukungan untuk ketegasan pemerintah. 

Seorang netizen menulis: “Konstitusi bukan hanya milik kaum elit cerdas, tapi milik seluruh rakyat Amerika. Pejabat punya tanggung jawab bertindak. Jangan biarkan kota Anda membusuk, rakyat menderita, polisi diserang. Tegakkan keberanian dan kewarasan. Rakyat Amerika sejati mendukung Anda.”

Sebagian publik juga menuding ada pihak-pihak tertentu yang sengaja mendalangi kerusuhan ini untuk kepentingan politik. Seruan tegas muncul agar pemerintah tidak ragu-ragu menindak para pelaku kerusuhan, karena kebebasan Amerika tidak boleh menjadi alasan untuk menghancurkan ketertiban dan keamanan masyarakat.

Situasi Terkini: Militer Turun ke Jalan, Protes Belum Mereda

Hingga Minggu malam, sekitar 300 anggota Brigade Infanteri ke-79 Garda Nasional California sudah aktif berpatroli di wilayah Los Angeles dan sekitarnya. Suasana masih mencekam, sementara demonstrasi diperkirakan belum akan mereda dalam waktu dekat.

Pemerintah pusat dan negara bagian masih saling berhadapan soal solusi terbaik untuk mengatasi krisis ini. Satu hal yang pasti: Kerusuhan imigran ilegal di California telah menjadi ujian besar bagi kekuatan hukum, politik, dan identitas Amerika Serikat sebagai negara hukum.

FOKUS DUNIA

NEWS